NovelToon NovelToon
Getot Darjo

Getot Darjo

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Dendam Kesumat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: ihsan halomoan

Dalam menimba ilmu kanuragan Getot darjo memang sangat lamban. Ini dikarenakan ia mempunyai struktur tulang yang amburadul. hingga tak ada satupun ahli silat yang mau menjadi gurunya.

Belum lagi sifatnya yang suka bikin rusuh. maka hampir semua pesilat aliran putih menjauh dikala ia ingin menimba ilmu kanuragan.

Padahal ia adalah seorang anak pendekar yang harum namanya. tapi sepertinya pepatah yang berlaku baginya adalah buah jatuh sangat jauh dari pohonnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ki Amuraka Ternyata....

Pria kekar itu menatap kagum pada pasukan tengkorak hidup yang kini berdiri siap sedia. Anehnya, alih-alih gentar, ia malah tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha... luar biasa! Itu adalah pasukan dari alam gaib tingkat dua," ucapnya, suaranya masih serak namun dipenuhi kekaguman. "Bahkan aku saja, yang banyak orang bilang sebagai dedengkotnya ilmu hitam, hanya mampu memanggil Buto Ijo yang berada di alam gaib tingkat enam!"

Getot yang mendengar hanya melongo. Ia tak mengerti maksud orang tua itu. Alam gaib tingkat dua, tingkat enam? Apa artinya semua itu?

Namun, pria kekar itu sudah sangat kelelahan. Tawanya mereda menjadi napas terengah-engah. "Anak muda," katanya, suaranya kini lebih lembut, tak ada lagi nada mengancam. "Aku sudah kehabisan tenaga. Namun aku senang sekali. Sudah lama sekali sejak terakhir aku bertarung. Dan kamu memang lawan yang sangat hebat. Aku puas dan aku akui itu."

Pria itu terbatuk pelan, lalu melanjutkan, "Ilmumu akan menggentarkan tanah Jawa ini. Karena jurus-jurus yang kamu pelajari adalah jurus yang terpendam ribuan tahun lamanya. Aku pun jarang memakainya, karena aku lebih menyukai mantra ketimbang jurus fisik. Tapi kamu bukan hanya mempelajarinya, tapi juga meningkatkan secara mandiri kekuatan itu..." Pujian itu meluncur tulus dari bibirnya, diiringi napas yang masih tersengal.

"Terima kasih pujianmu, orang tua," jawab Getot, dadanya masih terasa nyeri. "Aku juga sangat lelah. Bahkan tubuhku nyeri semua. Ugh." Getot berhenti sebentar untuk memegang tubuhnya yang pegal-pegal.

"Namun sedari tadi kamu belum menjawab pertanyaanku," lanjut Getot, tatapannya menyelidik. "Siapa kamu sebenarnya?"

Pria kekar itu tersenyum tipis. "Baiklah. Akan aku katakan. Tapi sebelum itu, marilah kita masuk ke dalam gua."

"Baiklah, orang tua," Getot mengangguk, rasa penasarannya memuncak. lalu getot memerintahkan tentara nya para tengkorak untuk kembali ke alamnya. Mereka pun dalam sekejap hilang dan buyar menjadi asap.

Maka mereka pun melangkahkan kaki menuju gua. Pria kekar itu berjalan di depan, langkahnya masih terlihat lelah, namun mantap. Getot mengikutinya dari belakang, membawa sembilan kendi tuak yang tersisa. Getot memperhatikan bagaimana pria itu hapal sekali jalan menuju pintu rahasia untuk masuk ke gua. Tidak hanya itu, sesampainya di dalam, pria itu juga hapal setiap lorong dan belokan di dalamnya.

Getot memang sedikit lambat dalam mencerna sesuatu. Setelah sekian lama berjalan mengikuti pria itu, barulah ia tersadar. Pikirannya melayang kembali ke semua jurus yang ia pelajari dari Dinding Berukir.

????

????

"Tunggu dulu...!" seru Getot, menghentikan langkah.

Orang tua itu pun berhenti, menoleh ke arah Getot dengan dahi berkerut. "Ada apa?"

"Tidak hanya tiga, tapi empat," kata Getot, matanya menyipit penuh selidik. "Aku sangat kecolongan, orang tua. Benar-benar kecolongan."

"Apa maksudmu?" tanya pria itu, raut wajahnya berubah serius.

"Tapal Bantam... Gendar Sukma... Banyu Hitam," Getot menyebutkan satu per satu jurus-jurus yang telah ia kuasai. "Dan sekarang kamu tahu betul jalan menuju pintu rahasia, dan tahu betul lorong-lorong di sini. Siapa kamu sebenarnya, orang tua?!"

Getot pun kembali waspada, memasang kuda-kuda bertarung, siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Pria itu tertawa pelan. "Hahahaha... kamu benar-benar lemot kali ini, Getot."

Walau kembali terkejut karena orang tua itu tahu namanya, Getot tak bertanya. Ia diam, menunggu penjelasan.

Orang tua itu pun melafalkan mantra sejenak. Lalu, secara tiba-tiba, tubuhnya berpendar bagai bayang-bayang. Cahaya putih terang menyelimuti tubuhnya, dan bayangan itu kemudian menjadi jelas. Namun, yang kini berdiri di depan Getot bukanlah pria kekar yang tadi. Sosok itu adalah seorang kakek tua yang sudah sepuh, dengan janggut panjang dan sorot mata penuh kebijaksanaan. Dialah sosok yang dulu pernah Getot lihat di lorong pelatihan, yang telah melemparkan bola energi putih sebesar gundu dan membuat Getot membeku. Dialah sosok yang Udhet pernah bilang adalah Ki Amuraka.

"Guru...!!!"

Getot pun langsung berlutut, wajahnya tertunduk dalam, menyadari identitas sebenarnya dari pria kekar yang baru saja ia lawan. Rasa malu, terkejut, dan hormat bercampur aduk dalam hatinya.

Getot merasakan gelombang rasa malu menyapu dirinya. Ia telah bertarung habis-habisan dengan gurunya sendiri, tanpa menyadari siapa lawannya. "Guru, maafkan saya!" ucap Getot, suaranya bergetar penuh penyesalan, masih dalam posisi berlutut.

Namun, Ki Amuraka hanya tersenyum hangat. "Berdirilah, Getot," ujarnya, suaranya lembut namun penuh wibawa. "Kamu tidak perlu meminta maaf. Justru, aku bangga padamu."

Getot mengangkat wajahnya, terkejut mendengar pujian itu. Ia tidak menyangka respons seperti ini.

Ki Amuraka menatap Getot dengan mata berbinar. "Aku tak menyesal telah menghidupkanmu kembali. Bahkan, aku merasa sangat tenang karena ilmu-ilmuku, yang telah terpendam ribuan tahun, akhirnya ada yang mewarisi. Walaupun, ya, kamu cenderung ke aliran hitam. Sama sepertiku hehe" Ki Amuraka terkekeh pelan. Ia memang pendekar yang berbeda, tidak terpaku pada batasan aliran putih atau hitam. Baginya, yang terpenting adalah kemampuan dan bagaimana ilmu itu digunakan.

Secara tak terduga, Ki Amuraka merentangkan tangannya. Ini adalah momen yang sangat emosional bagi Getot. Gurunya yang perkasa, penyelamat hidupnya, kini memeluknya dengan erat. Pelukan itu adalah tanda kasih sayangnya yang tulus kepada murid yang telah berhasil memahami dan bahkan meningkatkan semua ilmunya.

Getot pun jadi terharu. Air mata hampir menetes dari sudut matanya. Ia berpikir ia akan dihukum karena telah bertarung dan tidak mengenali gurunya, juga karena ia telah melangkah ke jalur ilmu hitam. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Gurunya memuji, memeluk, dan yang paling mengejutkan, akan memberinya hadiah.

Mata Getot langsung berbinar antusias. "Hadiah?" tanyanya, rasa nyeri di tubuhnya seolah terlupakan sejenak. Pikiran tentang hadiah dari seorang guru sekaliber Ki Amuraka membuat hatinya berdebar tak sabar.

1
asta guna
sekedae saran. klo mau menyisipkan sejarah mungkin asisi chanel bisa jd rujukan.
agak ganjil disaat keturunan demak bertamu di mataram. krn setelah demak runtuh masih ada pajang Arya Penangsang kemudian Jipang joko tingkir.
IHS🇲🇨🇲🇨: sultan agung kan mataram islam kang?
asta guna: apalagi maksud author mataram kuno . jelas beda jaman. mataram kuno selesai abad 12 ditandai Majapahit berdiri. dan mataram islam muncul setelah pajang runtuh
total 2 replies
asta guna
getot bukan pahlawan dan membunuh penjahat itu harus.. jangan jd pecundang yg akan mendapatkan masalah dihari kemudian dr org yg sama.
Andi Suliono
tambah Thor up nya
asta guna
Marta guna gak guna hahaah
asta guna
getot kan belum belajar ilmu pedang ya
IHS🇲🇨🇲🇨: belum bang. dia hanya menggunakan kecepatan dan adaptasi jurus tapal bantam
total 1 replies
asta guna
hahaha saya suka saya suka
asta guna
saatnya pasukan tengkorak menebar teror. biar para penjahat itu tau rasanya terjebak di sarang sendiri..
asta guna
saatnya panen nyawa plus harta
asta guna
ini menarik. disaat musuh menganggap getot akan memukul, dan siap menagkis eh ternyata malah menyedot. 2ilmu yg di mix akan membuat musuh kelimpungan
asta guna
pertunjukan seni membunuh
asta guna
sebat dulu
asta guna
klo, menyelamatkan seseorang yg teraniaya. wajib hukumnya.. pecahkan biji kembarnya, biar kapok
asta guna
setuju. jangan jd pahlawan gak penting
asta guna
nah gitu., tanpa ampun
asta guna
kerahkan pasukan tengkorak mu tpt, cabut nyawa anak buah musuhmu dan itu akan memecah konsentrasi sekaligus emosinya terpancing. dg amarah musuh akan menyerang dg membabi buta. dan saat itu kamu bisa bermain seni membunuh. hahaha
asta guna
patahkan batang leher para begundal
asta guna
awas jangan jadikan tokoh beban jd pasangan MC
asta guna
bukna pak kades tp ki Demang. kan ini setingan zaman dahulu
asta guna
benar... itulah sifat dasar manusia. hanya keuntungan yg merubah sikat seseorang. asu og.
asta guna
mengampuni musuh hanya akan menimbulkan masalah dikemudian hari. catat itu jo darjo. jangan jd pendekar naif yg berujung kerepotan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!