Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian Kontrak
•"Apa syaratnya?." Tanya Alena dengan sangat percaya diri.
Irene yang mendengarnya langsung berdekhem meski tenggorokannya tak gatal, dia merasa tak enak lalu menyenggol lengan Alena.
"Alena, kamu terlalu blak blakan!. " Ucap Irene berbisik.
"Ck." Decak Alena tak peduli
Dia malah tersenyum kembali kearah seokjin dengan manisnya.
"Kenapa kamu datang untuk melamar jadi istriku?." Tanya seokjin
Dengan sigap Alena langsung menjawabnya.
"Irene bilang jika aku mau jadi istrimu, maka makan dan tempat tinggal akan ditanggung olehmu, Dan mendapat gaji miliaran juga bukan? Aku tidak punya uang dan tempat tinggal sekarang, jadi kamu bisa menampungku." Belum selesai Alena bicara,
Irene dengan sigap langsung menutup mulut Alena yang terlalu blak blakan itu, dia benar benar terlalu polos untuk ini.
Alena sekuat tenaga melepaskan tangan Irene, dan setelah terlepas dia tanpa malu Langsung berlari kearah seokjin dan menggandeng lengannya.
"Bagaimana, apa boleh hihi?." Tanya Alena
*Gawat, om seokjin pasti akan marah sekarang. Dan dia juga pasti akan melempar kita berdua ke laut untuk menjadi makanan hiu.* Batin Irene ketar ketir.
Tapi di luar dugaannya, seokjin malah menanggapi kegilaan sahabatnya itu.
"Kalau kamu mau menjadi istriku, ada dua syarat yang harus kamu penuhi." Ucap seokjin sambil memberikan kode dua jari
"Oke, cepat katakanlah." Balas Alena cepat
"Pertama, kita harus menikah kontrak selama satu tahun." Tegasnya
"Dan dalam satu tahun itu, kamu tidak boleh mengungkapkan identitas mu sebagai istriku kepada orang lain." Sambungnya..
"Nggak masalah, yang satu lagi apa?." Tanya Alena dengan berani
"Buatlah agar kakekku mau mengangkatmu jadi menantunya." Seokjin memperlihatkan video call kakeknya yang dia silent daritadi.
Alena buru buru mengambil ponsel seokjin untuk mulai berakting meyakinkan kakeknya itu.
"Hallo kakek, aku adalah calon menantumu sekarang, Alena." Ucap Alena sambil tersenyum lebar.
Lalu dia melihat kearah seokjin, dan tanpa aba aba dia langsung merangkulnya seperti mereka sudah menjalin kasih lama.
"Oh iya kakek, aku bukan cuma akan merawat seokjin dengan baik, tapi aku juga akan melahirkan cucu yang lucu untukmu." Ucap Alena sambil terus bersikap manja terhadap seokjin di depan kakeknya.
"Kakek cukup kasih aku uang perbulan segini saja." Alena menunjukan lima jarinya tanpa menyebutkan nominal, Irene yang melihatnya saja sampai terkejut tidak menyangka dengan ke bar bar an sahabatnya ini.
"Perbulan sepuluh miliar saja hah?." Tanya kakeknya sambil tertawa
Alena langsung membulatkan matanya ketika mendengar itu. Dia sama sekali tidak menyangka kakek akan salah faham menebak nominal yang dia minta, bahkan tebakannya jauh lebih besar.
"Haha tidak masalah bagiku, asalkan kalian berani menunjukan akta nikah padaku, aku akan menambahkan uangnya lagi sebesar 100 miliar untukmu. Tentu saja aku akan memberinya secara langsung. " Ucap kakek dengan senang.
*Tadinya aku hanya ingin bilang, perbulan cukup satu miliar saja.* Batin Alena
"Kakek, setelah ini dan seterusnya, kamu adalah kakek kandungku." Ucap Alena tidak menyangka dengan wajah yang sangat lucu.
"Beberapa hari lagi aku akan menemuimu bersama seokjin," sambil memeluk seokjin kembali
"Oke, jaga kesehatanmu. Kalau ada waktu kita pergi," belum selesai Alena berbicara, seokjin langsung dengan cepat mengambil ponselnya dan mematikan panggilan dengan kakeknya itu.
"Om seokjin, keluargamu beneran baik banget ternyata." Ucap Alena tidak menyangka.
"Haih, Tante Alena. Kamu harus mentraktir ku makan sekarang." Ucap Irene bertepuk tangan dengan girang.
"Ya, tentu saja." Jawab Alena tak kalah senang.
"Karena kita sudah mau menikah sekarang, boleh minta nomor ponselmu kan?." Alena mengeluarkan ponselnya yang langsung diarahkan ke depan wajah seokjin
Seokjin pun langsung mengambil ponsel itu dan menuliskan nomornya di sana, Alena langsung memberi kode tangan berhasil kepada Irene.
Mereka berdua memang sangat kompak jika menjalani misi seperti ini.
"
Oke kalau begitu kita pergi dulu, sampai jumpa om seokjin." Ucap Alena bangga
Mereka berdua langsung ngibrit cepat karena takut omnya itu marah karena sudah bertindak semena-mena daritadi. Alena dan Irene berlari seperti pinguin Dengan lucu.
Melihat itu, jeon sebagai asisten seokjin langsung memberi perintah agar semua wanita yang tadi di kumpulkan untuk bubar dari sana.
"Tuan seokjin, penantian anda selama ini akhirnya berbuah manis. Tapi aku masih tidak mengerti, kenapa kamu mengajukan pernikahan kontrak selama satu tahun?.", tanya jeon bingung
"Dia masih kecil, waktu satu tahun itu adalah untuk kesenangan diriku sendiri. Kalau suatu saat dia tidak balik menyukaiku dan ingin bercerai, setidaknya dia bisa mendapatkan separuh dari hartaku. Dia pasti akan hidup lebih baik setelahnya. " Ucap seokjin tenang.
*CEO kita satu ini, meski bersikap sangat dingin tapi juga sangat bucin.* Batin jeon.
Baru saja mereka berdua akan meninggalkan ruangan itu, tiba tiba terdengar suara teriakan wanita. Tapi yang membuat seokjin semakin terkejut adalah itu seperti suara Irene dan Alena.
Tanpa menunggu waktu lama, dia langsung berlari mencari sumber suara itu.
Lalu dia menemukan suara itu ternyata berasal dari sebuah ruangan, yang membuat dia tiba tiba langsung marah setelah melihat siapa orang orang yang ada di dalamnya.
Ternyata itu adalah Irene dan juga alena, yang sedang berpesta riang bersama beberapa lelaki.
"Yaaaa, waktunya berpesta!." Ucap Alena sambil mengangkat gelasnya
Sedangkan Irene masih asik berjoget dengan para laki laki yang entah siapa itu, melihat itu seokjin benar benar murka..
"Come on baby!" Teriak Irene
"Yuhuuuuu." Alena dan Irene benar benar gila uang sekarang.
Seokjin membulatkan matanya tidak menyangka dengan apa yang sedang dilihatnya.
"Tuan seokjin, apakah kita harus masuk dan mengusir mereka semua?", tanya jeon
"Tidak perlu!." Tegas seokjin.
Saat seokjin mulai berjalan menjauh dari jeon, jeon tiba tiba berkata sesuatu.
"Tuan seokjin, anda benar benar berbaik hati pada mereka." Ujar jeon
Tapi belum sampai dua detik, seokjin kembali memundurkan langkahnya sambil menelfon seseorang.
"Kak Rama, sepertinya aku melihat keponakanku memesan pria pengh**r didalam cl*b. Menurutku kamu harus menutup kartu ATM nya dan mengusirnya dari rumah, agar dia bisa cari uang sendiri."
Setelah mendengar itu jeon menahan tawanya, ternyata seokjin langsung menghubungi ayah Irene untuk melaporkan kelakuannya kali ini.
"Kemana sifatmu yang murah hati seperti yang kukatakan tadi tuan?" Gumam jeon sambil tersenyum
//
Tidak lama kemudian, ternyata benar saja. Karena mereka tidak bisa membayar biaya cl*b itu, Irene dan Alena langsung diusir oleh penjaga disana.
"Heh, aku kan masih.." Alena mengangkat sepatunya untuk dilemparkan pada penjaga itu
"Ehhh ehh ehh." Tahan Irene, dia tahu Alena pasti akan menghajar mereka semua..
"Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan, pasti om seokjin yang bilang kepada ayahku. Tamatlah riwayatku sekarang, aku juga bahkan tidak punya uang." Irene mengeluh
Lalu dari arah belakang mereka, mobil seokjin berhenti tepat di depan cl*b itu.
"Alena, kemarilah." Panggil seokjin sambil mengisyaratkan jarinya untuk mendekat..
Alena pun berjalan mendekatinya dengan kebingungan, dan...
Hallo
Lanjut besok, sabar bobo dulu😁