Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Ma, Meyra mau izin pergi ke kantor Papa ya ?" izin Meyra pada Mamanya yang tengah duduk di ruang tamu.
"Tumben kamu, biasanya diajak Papa ke kantor aja nggak mau." ucap Mamanya heran
"Hehe, Meyra ada perlu Ma soalnya."
"Ada perlu apa emang ?" tanya Zoe
"Ada deh Ma. Meyra berangkat dulu Ma, bye-bye." mengecup pipi sang Mama dan segera melangkahkan kakinya pergi menuju kantor Morris, Papa Meyra.
*
Setelah sampai di kantor Papanya, Meyra langsung saja bergegas menuju ke ruangan sang Papa. Karyawan lain yang melihat itu hanya tersenyum hormat menyambut anak dari bos mereka.
"Tok tok" bunyi pintu diketuk
"Iya siapa ?" Meyra tidak menjawab, tapi langsung masuk.
"Meyra, tumben kamu kesini nak, ada apa ?"
"Hehehe" cengirnya
"Ada apa Meyra, bilang saja pada Papa ?" Morris tahu, jika Meyra sudah mengeluarkan cengirannya seperti itu pasti ada suatu hal yang ingin dia minta.
"Papa peka banget deh. Jadi gini Pa, aku mau Papa cari data-data tentang seseorang."
"Siapa itu Meyra ?" tanya Morris
"Cowo Pa, namanya Nathan Anders Harrison. Dia gamer dan sehari-harinya dia jadi joki game. Dia tinggal sama neneknya dan 2 saudara kandungnya, karena Papa sama Mamanya sudah bercerai." jelas Meyra pada Papanya.
"Waduh anak Papa sudah besar ya, sudah mengerti cowok." Morris menggoda sang anak.
"Papa ih . . . Meyra mohon ya Pa, carikan data-datanya, please Pa." mohon Meyra dengan memasang wajah memelasnya.
"Iya sayang iya"
"Makasih Papa" mencium kedua pipi Papanya sebagai rasa terima kasih dan senang karena sang Papa sudah mau membantunya.
Morris hanya geleng-geleng kepala.
"Sepertinya memang Meyra tengah jatuh cinta" menatap putri bungsunya yang sekarang tersenyum sumringah karena permintaannya dikabulkan olehnya.
*
"Bagaimana pun caranya, aku akan membuatmu bahagia kali ini. Aku akan menyelamatkan mu dari patah hati, menyelamatkan mu dari perjuangan yang sia-sia." ucap Meyra dengan kilauan mata yang menunjukkan penuh tekad dan ketulusan.
Meyra pun beranjak masuk ke dalam kamar setelah puas memandangi bulan yang tengah bersinar indah dari atas balkon. Ia mendudukkan dirinya di atas meja belajar dan kemudian meraih buku catatan kesayangannya.
Jemarinya bergerak lincah menuliskan nama seseorang. 'Nathan Anders Harrison', nama yang baru saja dia tulis. Tak ketinggalan untuk menambahkan bentuk love di samping nama Nathan.
Setelah itu, ia pun menutup buku catatan miliknya dan menggenggamnya dengan tangan yang menyilang sembari menempelkannya ke dada, layaknya memeluk seseorang.
"Tunggu aku Nathan" gumamnya sembari tersenyum manis.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Keesokan harinya, saat sarapan pagi di kediaman Smith.
"Meyra, Papa sudah menemukan apa yang kamu cari nak." kata Morris, sang kepala keluarga yang memulai percakapan.
"Serius Pa ?" tanya Meyra pada Papanya dengan penuh antusias.
"Iya, serius Meyra"
"Wah hebat banget, nggak butuh waktu lama buat mencarinya. Terima kasih Papa." Meyra tersenyum manis
"Sama-sama sayang"
"Emang Meyra cari apa Pa ? Tumben minta bantuan Papa segala." tanya Keyra penasaran, sehingga ia ikut nimbrung percakapan adiknya dan Papanya.
"Adek kamu lagi cari tau tentang cowok kak"
"Ih Papa cepu, gak asik." canda Meyra, pura-pura merajuk.
"Oh, jadi kamu udah mulai suka-sukaan ya sama cowok. Ya ampun, anak Mama udah gede." Zoe ikut melemparkan candaan pada putri bungsunya.
"Ih Mama ikut-ikutan juga."
"Gak papa dek, yang penting jangan ngeduluin kakak ya nikahnya hahaha." Keyra tertawa dan orang tuanya pun ikut tertawa mendengar perkataan putri sulungnya barusan.
"Tau ah, nyebelin banget semuanya." Meyra kali ini benar-benar kesal karena semua menggodanya.
*
"Meyra" panggil Morris
"Iya Pa, kenapa ?"
"Kamu beneran suka sama cowok itu ?"
"Kalo iya emangnya kenapa Pa ?" Meyra balik bertanya.
"Papa lihat dia kurang cocok sama keluarga kita Meyra."
"Maksud Papa apa ngomong kayak gitu ?"
"Papa cuma mau kamu dapat yang setara"
"Please deh Pa, emang harus banget ya liat seseorang dari ekonominya ? Dia pekerja keras dan rajin banget loh Pa, nggak menutup kemungkinan dia bisa sukses di masa depan."
Setelah percakapan tersebut terjadilah keheningan diantara keduanya. Ayah dan anak itu sama-sama bergelut dengan pikiran masing-masing.
*
Setelah sampai di kantor Morris, Meyra mengikuti dibelakangnya untuk mengambil data-data Nathan.
"Ini sayang" Morris menyerahkan berkasnya pada Meyra.
"Makasih Pa, aku baca di rumah aja."
"Biar asisten Papa anterin kamu pulang ya nak ?"
"Nggak usah Pa, Meyra naik taksi aja. Meyra pamit pulang." setelah itu Meyra buru-buru pergi dari ruangan kerja sang Papa. Ia masih merasa kesal dengan percakapan bersama Papanya waktu di dalam mobil tadi.
"Maafin Papa, Meyra" ucapnya sendu, setelah punggung Meyra tak terlihat lagi.