NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 18 - kelas baru.

Beberapa minggu setelah foto-foto itu tersebar, para murid yang gila gosip sudah mulai mengantup mulutnya. Situasi sekolah kembali berjalan sebagaimana biasa bersamaan dengan kasus si murid baru yang turut mereda. Menghilang berganti pembahasan yang lebih panas lagi.

"Cowo lo jadi bulan-bulanan noh." Kata seorang siswi. Sebelum berlalu begitu saja.

Dinya hanya menaikkan sebelah alis. Heran namun tidak sepenuhnya bingung pada ujaran itu.

Semenjak dirinya dan Sinan pindah kelas, mereka memang jadi sedikit lebih santai. Tiada lagi pihak yang sibuk sendiri. Tiada lagi maaf yang terucap atas segala gunjingan yang mengudara. Pokoknya segala menjadi lebih ringan.

Tapi kenapa..

Menoleh pada sosok jangkung yang sedang mengaduh karena Jack yang mengapitnya. Kali ini kekehan sulit mengudara di karenakan segala pemikiran yang tertanam. Dinya melamun lagi sembari masih menatap dua pemuda tidak akur tersebut.

Kenapa rasa-rasanya ada yang janggal.

"Stecu stecu setelan cu-" senandung gadis berwajah cantik itu terhenti. Mengambil langkah menghampiri. Lalu tersenyum. "Morning dedek, pagi-pagi udah ngelamun aja nih. Kayak orang banyak hutang."

Yang ditegur tak menyahut. Membuat Lilie jadi ikut melirik arah pandang Dinya. Ternyata si dia sedang menatap ke arah dua sejoli yang lagi-lagi terjebak dalam pertengkaran wajib mereka.

"Oh~ lagi ngelamunin itu." Katanya pada diri sendiri. Lilie menarik kursi untuk ia letakan pada samping kursi Dinya dan duduk di sana. "Aku juga heran, padahal sebelum-sebelumnya mereka gak pernah punya masalah, tapi pas disatuin dalam satu kelas mereka malah menjelma jadi Tom and Jerry gitu. Apa yang mereka ributin, ya."

Srek.

"Li." Tiba-tiba Dinya memanggil. Menatap sang empu yang dipanggilnya lekat. "Sinan itu.. orangnya kayak gimana."

Itu sedikit mengejutkan sehingga Lilie harus terdiam untuk memproses apa yang tadi ia dengar. "Wah." Berseru. Lalu melarikan pandangan pada Dinya dan Sinan bergantian. Sebelum menyambar lebih dekat untuk berbisik. "Cie ciee~ kenapa baru sekarang, gemes deh."

Sebenarnya tidak ada hal spesial. Perasaan penuh janggal yang kini bersarang lah yang menjadi dorongan untuk Dinya bisa melontarkan kalimat barusan.

Greb.

"Ada apa nih bisik-bisik." Kata seorang pemuda yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang mereka. Merangkul keduanya akrab. "Lo pada ngegosip?"

"Gak." Sahut Lilie sambil melepaskan rangkulan tersebut. Lalu menatap Jack penuh muak. "Gak salah lagi."

Gadis berparas cantik itu berduduk tegak. Menghempas juga rangkulan si pengganggu dari dedek gemas. Lalu mengusap bekas pemuda itu seolah Jack adalah seonggok daging busuk yang diharamkan untuk menyentuh Dinya.

"Njing di lap." Komentar tidak terima melayang. Namun tiada yang bisa dilakukan.

Tap..

Tap..

"Mampus. Lagian sokab main pegang-pegang." Kata Sinan menyusul. Memberi raut paling menyebalkan pada pemuda tempramental itu. Sebelum berdiri tegak di belakang Dinya. Memeluknya posesif. "Kamu sama dia ngobrolin apa, beb."

"Bap bep bap bep."

Sontak kedua orang itu mengejek. Untuk urusan ini Lilie dan Jack baru bisa kompak.

Kira-kira begitulah interaksi mereka selama beberapa mingguan ini di kelas yang baru. Meski Sinan terbilang sering dibuat sebal oleh dua sejoli tersebut, tapi itu semua masih bisa ia toleransi di karenakan keduanya yang tak pernah macam-macam dengan Dinya. Bahkan Jack dan Lilie terbilang begitu menyayangi gadis itu, sehingga membuatnya bisa tenang.

Dan teruntuk kelas lama yang ditinggalkan, Sinan benar-benar persetan dengan fakta itu. Pernah beberapa kali murid di kelas lama menghampirinya, mengajaknya mengobrol. Berkata sepeninggalan ketua kelas tampan tersebut suasana kelas tak lagi sama. Tapi siapa yang perduli.

Tap..

Tap..

"Dinya." Pemuda itu memanggil. Berjalan menghampiri si gadis yang sedang duduk di kursi penonton.

Srek.

Lihatlah wajah polos dengan gerak-gerik yang selalu bisa di tebak itu. Bagaimana Dinya meliriknya singkat sebelum mengalihkan pandangan lagi, bagaimana tangan gadis itu masuk pada masing-masing kantung sambil punggungnya bersandar nyaman. Mustahil untuk Sinan tidak marah ketika menangkap berbagai gunjingan yang orang sekitar layangkan, termasuk dari para murid kelas lamanya itu.

"Mau aku temenin beli jajanan dulu gak. Ini bakal lama kayaknya." Kata si tampan sembari mengambil posisi duduk disamping Dinya. Ikut memberi perhatian pada kolam renang dengan ukuran luas.  "Nanti sorakin aku, ya. Sinan Sinan Sinann~ gitu. Biar tambah semangat."

"Aman aja." Sahut Dinya santai. Tanpa melirik. Malahan sedikit bergeser menjauh dari pemuda yang lagi-lagi menjadi sorotan utama. Takut diseruduk para siswi yang sejak tadi melakukan pengintaian.

Sorak-sorai bercampur obrolan ringan oleh banyaknya murid mengudara, mengisi dan memenuhi setiap sudut area yang bersahabat akan percikan air. Tadi ia memang diajak Sinan untuk menemani pemuda aktif itu latihan dikarenakan perlombaan tingkat nasional antar sekolah yang tak lama lagi akan diadakan. Dan tentu, Sinan adalah salah satu kandidatnya

"Kak Sinan, bajunya kenapa gak dibuka aja. Ehehe~" genit seorang adik kelas. Menanti siswa most wanted itu keluar dari ruang ganti, tapi dibuat kecewa karena Sinan yang ternyata mengenakan pakaian renang tak seperti kandidat lainnya yang hanya bertelanjang dada.

"Mana boleh. Badan gue cuma buat calon istri, haha." Sahut Sinan bergurau. Sebelum bergeser lagi untuk mendekat pada Dinya. Menyenggol gadis itu singkat. "Bener gak."

Yang disenggol tak menyahut. Hanya memutarkan bola mata dengan gelagat yang seolah tak menyadari keberadaan tiga siswi tersebut. Dinya bodo amat.

Hingga tak berselang lama dari itu, pengumuman yang menyuruh untuk para kandidat segera berkumpul tersiar. Dan si gadis datar masih dalam posisi sama, sembari melirik santai lalu terkekeh karena pemuda jangkung itu malah melambaikan tangan begitu tidak tahu malu ditengah-tengah murid lainnya yang melakukan pemanasan.

"DORR!!" Girang Lilie berharap dirinya berhasil mengagetkan gadis datar itu. Tetapi ketika hanya mendapat anggukan santai, Lilie lantas merajut langkah untuk mengambil posisi duduk di samping Dinya.

Setelah tadi kabur dari Jack yang memintanya untuk menonton pemuda itu, si waket cantik segera bergegas mencari keberadaan Dinya. Berniat ingin melanjutkan percakapan keduanya yang tadi pagi sempat tertunda.

"Sorry baru nongol, aku habis dari lapangan basket." Katanya. Mengikuti arah pandang Dinya yang sedang menyaksikan murid-murid berprestasi itu. "Widih~"

Sorakan mendukung dari kursi penonton bergema-gema, meneriakkan nama masing-masing jagoan mereka. Menyemangati, memberi perhatian penuh, sehingga memantik semangat para kandidat yang tampaknya menjadi lebih membara. Ditambah lagi dengan pembawa yang terus-menerus melontarkan kalimat-kalimat yang memacu adrenalin.

Tentu suasana jadi kian ribut.

Namun di antara para kandidat yang  sudah kering termakan pujian, salah seorang yang memiliki pendukung terbanyak dan yang namanya di teriakan paling nyaring malah hanya mempertahankan ketenangan. Dengan gerakan profesional dan terlatih melesat di bawah air tanpa memunculkan gelombang berarti.

"SINAN SINAN SINANN!!"

"SINAN SINAN SINANNNNNN!!~"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!