NovelToon NovelToon
Hot Mother And The Bos Mafia

Hot Mother And The Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Mafia / Single Mom
Popularitas:61.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reni Juli

Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.

Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.

Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangisan bayi

"Hyaaaatttt...." terdengar suara teriakkan wanita disebuah sekolah dojo kecil yang ada ditengah-tengah kota.

Setelah pergi meninggalkan rumahnya, Samantha mulai menetap disebuah kota kecil didekat pantai di California.

Dia berkerja sebagai pelatih karate disebuah dojo, dia sudah menekuni ini sejak lama sebelum pergi dari rumah orang tuanya.

Sejak Menduduki sekolah dasar Samantha sangat tertarik dengan karate, walaupun ditentang oleh ayahnya tapi Samantha tetap mempelajari karate dengan diam-diam.

Baginya seorang wanita harus bisa menjaga diri sendiri dari pria hidung belang, apalagi ditempat itu masih banyak penjahat sexsual berkeliaran dimana-mana.

Samantha menyeka keringatnya yang mengalir dari dahinya, dikota kecil itu dia berusaha membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa hidup dengan baik tanpa orangtuanya.

Dia mengambil dua pekerjaan sekaligus, setelah mengajar karate kepada anak-anak disekolah dojo itu, Samantha masih harus bekerja ditempat lain.

Dia memilih menjadi sebagai seorang pegawai cafe dipinggir pantai, disana banyak turis yang datang untuk berselancar dan diving karena pantai itu sangat indah.

Ombak yang deras dan pemandangan dibawah lautnya yang indah membuat pantai itu tidak pernah sepi dari pengunjung.

Dengan gaji yang lumayan dia dapatkan, Samantha tidak perlu khawatir dengan biaya hidupnya. Setidaknya dia bisa hidup dengan baik.

Dengan keahliannya pula dia dapat menghajar pria-pria hidung belang yang berani kurang ajar terhadapnya.

"Baiklah anak-anak. Waktu latihan sudah selesai." teriaknya.

Anak-anak kecil yang berjumlah hampir dua puluhan itu berlari kecil dan bercanda dengan teman-teman mereka.

Samantha tersenyum melihat tingkah anak-anak itu yang begitu menggemaskan.

Salah seorang anak laki-laki menghampirinya dan memegang sabuknya.

"Mrs..apakah aku bisa menjadi kuat seperti mu?" tanya anak itu dengan lugu.

Samantha berjongkok agar bisa menjajarkan dirinya dengan anak kecil itu, dia tersenyum dan mengelus kepala pria kecil itu dengan lembut.

"Tentu saja, kau bisa menjadi kuat. Sampai saat itu tiba kau harus banyak berlatih." katanya dengan lembut.

"Benarkah?" tanya anak itu dengan mata yang berbinar-binar.

"Of Course" jawab Samantha dengan cepat.

Anak itu sangat senang, pria kecil itu segera memeluk Samantha. Samantha memejamkan mata nya sejenak untuk merasakan tangan kecil dipunggung nya.

"Apa setelah aku besar bisa mengalahkanmu?" tanya anak itu yang masih berada didalam pelukannya.

Samantha terkekeh pelan dan berkata dalam hati:

"Anak-anak memang lugu."

"Tentu, setelah kamu besar,carilah aku. Kita akan bertanding siapa diantara kita yang paling kuat." katanya.

"Terima kasih." jawan anak itu dengan gembira.

"Baiklah, sepertinya ibumu sudah datang." bisik Samantha dengan lembut.

Pria kecil itu melepaskan pelukannya dan segera berlari kearah ibunya.

Samantha sangat senang melihat anak-anak yang begitu gembira melihat orang tua mereka sudah datang menjemput.

Satu persatu anak-anak muridnya mulai mendekatinya untuk berpamitan padanya.

"Sampai bertemu besok sayang." teriaknya pada anak-anak muridnya sambil melambaikan tangannya.

Samantha sangat senang dengan anak-anak, dia punya impian menikah dengan orang yang dia cintai dan memiliki beberapa anak nantinya.

Setelah anak muridnya pergi Samantha segera mengganti pakaiannya, dia harus segera berangkat ke Cafe pinggir pantai tempatnya berkerja.

Disana dia bekerja hingga malam, karena Cafe itu dekat dengan resort sehingga tempat itu tidak sepi pengunjung.

Bahkan Cafe itu hampir buka dua puluh embat jam, dengan jam kerja yang digilir para karyawannya bisa tiga kali ganti setiap harinya.

Samantha memilih shif dari jam satu siang sampai jam delapan malam, karena baginya itu waktu yang paling bagus untuknya melihat matahari terbenam.

Setelah mengajar anak-anak dia bisa langsung pergi ke cafe itu untuk berkerja. Suasana sore hari dan pemandangan pantai yang indah saat sore hari sangat dia sukai.

Tentu saja dia tidak sendiri, dia bekerja bersama dua orang wanita yang baru dikenal nya dikota itu.

Samantha meraih tasnya dan keluar dari dojo itu saat sudah mengganti pakaiannya, dengan cepat wanita itu menaiki sebuah bus untuk sampai dipantai itu.

Setelah tiba Samantha sudah ditunggu oleh sahabatnya.

"Kau lama sekali?" tanya teman wanita nya yang bernama Amber.

"Hei...aku hanya terlambat lima menit." jawab Samantha.

"Bagiku lima menit sudah seperti lima jam." kata sahabatnya sambil terkekeh.

Samantha memajukan bibirnya, walaupun mereka belum lama berteman tapi menurutnya Amber adalah gadis yang baik.

"Sam..disana ada pelanggan yang sedang mabuk dan tidak mau membayar." kata manager cafe itu.

"Seperti biasa, hajar dia Sam." ucap Amber dengan penuh semangat.

"Kau kira aku tukang pukul?" kata Samantha sedikit merajuk yang dibuat-buatnya.

"Siapa yang tidak tahu kamu? Semenjak kamu bekerja disini sudah berapa orang yang kau hajar?" kata temannya lagi

Samantha menarik nafasnya dengan panjang, dia kembali teringat kejadian dimana dia menghajar seorang pria hidung belang yang berani menyentuh tubuhnya.

Saat itu dia sangat marah sehingga dia memukul dan membanting pria hidung belang itu keatas lantai.

Semua orang terpana melihatnya dan mulai saat itu managernya meminta Samantha untuk menghajar para tamu yang tidak tahu diri.

Tentu saja managernya menaikan gajinya sehingga Samantha tidak menolak.

Samantha kembali menarik nafasnya, wanita itu kemudian melangkah menemui tamu yang tidak mau membayar itu.

Tidak berapa lama tamu pria itu sudah tergeletak diatas lantai karena di banting oleh Samantha.

Tentu saja dia tidak langsung melakukannya, jika tamu itu masih tidak mau membayar dan sulit untuk diajak negosiasi barulah Samantha akan memukul tamu itu.

"Lagi-lagi aku harus memukul orang hari ini." keluhnya.

Setelah menyelesaikan tamu itu dan akhirnya tamu itu mau membayar Samantha mulai melakukan pekerjaannya menjadi pelayan.

Bisa dibilang dia menjadi pelayan sekaligus tukang pukul dicafe itu. Setelah memukul orang tentu saja ada yang membawa polisi, tapi manager cafe itu menjamin sehingga dia tidak perlu berurusan dengan pihak berwajib.

Tidak terasa jam kerjanya sudah selesai, Samantha segera bersiap-siap untuk pulang saat penggantinya sudah datang.

Wanita itu segera meraih tasnya dan minta ijin dengan managernya. Untuk sampai kerumahnya dia hanya perlu menaiki bus satu kali.

Samantha menyewa sebuah rumah yang kecil sesuai kemampuannya. Walaupun dia tumbuh dilingkungan yang serba ada tapi wanita itu cepat beradaptasi ditempat itu.

Bagaimanapun dia sudah tidak mau bergantung dengan orang tuanya, bahkan semua kartunya diblokir oleh ayahnya.

Karena ayahnya yakin Samantha tidak bisa hidup diluar tanpa fasilitas darinya dan akan segera kembali kerumah untuk memohon padanya.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di rumahnya, saat bus yang dia tumpangi tiba di gang rumahnya Samantha segera turun dari bus itu.

Samantha berjalan kaki sebentar untuk sampai rumahnya, tapi sebelum itu samar-samar dia mendengar tangisan bayi.

Suasana begitu sepi dan jalanan yang temaram karena hanya diterangi oleh lampu jalan, rumah-rumah disekitar nya sudah tampak sepi padahal waktu baru menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Samantha tidak menaruh curiga karena dia pikir ada yang memiliki bayi disekitar rumah itu, tapi semakin dia mendekat dirumahnya semakin jelas dia mendengar tangisan bayi.

Saat dia sudah tidak jauh dari rumahnya, Samantha menelan ludahnya saat melihat keranjang mungil yang berada didepan rumahnya.

1
Hafiz Zero
sebenarnya aku sudah baca semua keluarga smith dari kake cucu sampe cicit...berhubung seru jadi ya di ulang ulang aku baca kisah ini
Shee
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Ira Rachmad
i think : i promise.
not i'm promise
Devil02V
Kecewa
Devil02V
sangat suka
Sriwahyuni Pane
Biasa
Bintang Juing
Luar biasa
Bungkusdong Dotcom
panggil si billy lah
Bungkusdong Dotcom
performa diataa ranjang
Bungkusdong Dotcom
lah udh bertahun2 gak ketemu juga
Bungkusdong Dotcom
what for master
Bungkusdong Dotcom
sorry master, i forgot
Bungkusdong Dotcom
hadeh... kan masih ada si stella pengharum ruangan
Bungkusdong Dotcom
berarti awal semua kejahatan frans berawal dari stella
Bungkusdong Dotcom
edward blm bangun?
Bungkusdong Dotcom
gila. niatnya bunuh bayinya ternyata
Bungkusdong Dotcom
stella mommy edward akan berakhir di kolam buaya
Bungkusdong Dotcom
seseorang sam...bukan sesuatu. kalo sesuatu itu contohnya duit 🤣🤣
Bungkusdong Dotcom
jangan2 dia yg dijodohkan sama ayahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!