NovelToon NovelToon
KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Wanita Karir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Riana, seorang CEO wanita yang memegang kendali beberapa perusahaan, bertemu dengan Reyhan, anak muda yang masih sangat....sangat idealis, dengan seribu satu macam idealisme di kepalanya, pada sebuah pesta ulang tahun anak Pak Menteri. Keduanya harus berhadapan dengan wajah garang ibu kota dan menaklukkan ganasnya belantara Jakarta dengan caranya masing masing. Bisnis, intrik dan perasaan bergulung menjadi satu. Mampukah keduanya? Dan bagaimanakah kelanjutan kisah diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2 : DENNY DAN REYHAN

Di dalam restoran Rich Palace, para tamu yang hadir memenuhi undangan anak Pak Menteri cukup banyak. Hal yang sudah biasa bagi Riana. Selalu seperti ini bila pejabat atau keluarganya mengadakan acara. Ia maju, berjabat tangan, mencium pipi, bicara basa basi tapi agak panjang juga dengan Diandra yang berulang tahun, baru kemudian bersama dengan Jatmiko dan seorang temannya menuju salah satu meja untuk duduk.

    "Ria, kenalkan ini Denny, temanku." Jatmiko memperkenalkan teman yang duduk disebelahnya kepada Riana.

    "Denny Hariman." Lelaki di sebelah Miko berdiri dan mengulurkan tangan pada Riana yang mengambil tempat duduk di depan mereka.

    "Riana." Gadis itu menyambut uluran tangan Denny.

    "Denny ini merupakan Komisaris Utama Bright Hope Digital Holding Co. yang merupakan principal perusahaanku. Kalau perusahaanku kan hanya bergerak di bidang komputer, program, sistem otomasi dan yang sejenisnya, maka Holding kami juga menangani bisnis bisnis lain, bahkan seringkali juga menangani proyek proyek pemerintah. Nanti bagian otomasi dan sistem komputerisasinya menjadi bagian perusahaanku." Miko menjelaskan panjang lebar. Denny tidak berkomentar. Ia cuma memandang Riana dengan pandangan yang sulit diartikan.

    Riana kurang suka dengan cara Denny memandanginya. Seolah ia barang yang sedang dinilai harganya. Apalagi pembicaraannya.

    "Miko tidak pernah cerita punya teman seperti anda, saudari Riana....."

    "Oh ya? Memang seharusnya tidak di cerita ceritakan. Karena tidak ada yang perlu diceritakan tentang saya." Gadis itu ogah ogahan menanggapi omongan Denny.

    Ketika Riana mengeluarkan rokoknya, pelayan dan Denny seperti berebut menyalakan korek api untuknya. Hingga Riana tertawa dalam hati. Merasa geli.

    Di restoran ini, mau duduk saja kursinya sudah disorongkan oleh pelayan. Bergerak sedikit saja pelayan khusus datang mendekati. Kok sekarang ini Denny pura pura bersikap gentleman.

    "Anda sering kemari?" tanya Denny berusaha mencari bahan pembicaraan

    "Kadang kadang, iya," sahut Riana

    "Saya juga. Cuma rasanya di restoran Sakura, selain masakan jepangnya sangat enak, juga suasananya terasa lebih akrab. Terasa seperti betul betul makan di Tokyo. Saya belajar di sana selama tiga tahun dan rasanya cocok betul dengan restoran Sakura."

    "Oh ya?"

    "Benar. Anda suka masakan jepang, bukan?"

    "Ya, sekali sekali."

    "Anda harus mencobanya."

    Riana tentu tahu kemana arah pembicaraan Denny. Mau mengajaknya makan bersama. Kenapa tidak mengajak Miko saja? Masa demikian cepat mengeluarkan undangan makan bersama? Kenal juga baru hari ini. Sialnya, Miko seperti tak mendengar pembicaraan keduanya. Ia asyik sendiri dengan ponselnya, sesekali pura pura baca menu. Atau memang sudah diatur sejak awal oleh keduanya?

    "Kebetulan saya mengageni atau melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan dari Jepang. Sehingga bisa memesan tempat khusus sewaktu waktu. Bila anda berminat, saya akan kirimkan free card....."

    "Sori. Saya lagi diet....." Riana makin tak berminat meladeni omongan Denny.

    Denny malah tak menyadari. Atau tak tahu malu? Masih tetap maju.

    "Jangan kuatir. Di sana ada menu non kalori dan rendah lemak. Ada juga menu khusus untuk vegetarian. Atau sekedar minum minum. Teh nya luar biasa enak. Tradisi minum teh di Jepang sudah mendarah daging. Iya kan, Mik? Jasmine tea saja ada sebelas macam, dan benar benar nikmat. Iya Mik?"

    Sial! Benar benar sial tujuh turunan. Miko justru mengangguk mengiyakan.

    "It is better you try......Ria...." katanya

    Riana kesel banget terhadap temannya itu. Hati wanitanya paling merasa gondok sampai ke leher kalau ia sadar bahwa ia sengaja dijodoh jodohkan. Itu pantangan utama baginya. Dan seharusnya Miko, sebagai sahabatnya, mengetahui hal itu. Lha ini malah seolah mendorongnya agar ia menyambut ajakan Denny!

    Ketika lagi seru serunya Riana bergelut dengan pikirannya yang ruwet akibat ajakan Denny yang menurutnya tak tahu malu, mendadak lelaki yang ditemui di lift dan berganti jas dan melepas dasi kupu kupu itu, menyeruak begitu saja. Langsung duduk di sampingnya.

    Lelaki itu berbisik ke telinganya.

    "Terima kasih ya? Karena bantuan saudari, saya bisa masuk ke tempat ini. Saya tidak punya undangan, dan mudah mudahan mereka tidak mengenali bahwa jas ini sengaja saya balik dan dasi kupu kupu ada di dalam saku saya. Saya ingin mencicipi makanan di resto ini yang katanya selangit. Terima kasih sekali lagi. Selamat makan."

    Lelaki muda itu berdiri, tersenyum manis ke arah Riana. Lalu melihat Jatmiko dan Denny.

    "Oh, maaf...... ini teman teman kamu?" Ia langsung mengulurkan tangannya dengan sopan.

    "Miko." Jatmiko berdiri dan menyambut uluran tangannya

    Lalu disusul,

    "Denny! Denny Hariman."

    Dan lelaki muda itu tersenyum lagi.

    "Reyhan."

    "Silakan duduk....." Denny berlagak sebagai tuan rumah.

    Riana terperangah melihat adegan di depannya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Tapi dia cukup berterima kasih kepada lelaki ini, yang telah menyelamatkannya dari desakan Miko.

    Lelaki yang menamakan dirinya Reyhan ini kemudian duduk di samping Riana. Gayanya tenang sekali. Bahkan ia mengambil rokok Riana, dan pelayan yang bersiaga di sampingnya buru buru datang menyalakan api untuknya. Tapi Denny tidak!

    "Terima kasih."

    "Apakah sudah mau memesan minuman sekarang?" tanya pelayan malu malu tapi hormat.

    Reyhan menoleh ke arah Riana, seakan menunggu perintah. Tentu saja Riana jadi kelabakan, bingung harus ngapain.

    Miko dan Denny memperhatikan secara mencuri curi.

    "Atau begini saja......" Reyhan menoleh ke arah pelayan setelah melihat Riana tidak berkata apa apa.

    "Ada minuman pembuka apa.....? Tidak, saya dan Ana..... (dagunya bergerak ke arah Riana).... tidak minum minuman keras. Juice saja..... apa ya? Water melon.... ya semangka, cukuplah. Tolong campuri sampanye sedikit....sedikit saja, sekitar sepuluh persen..... Ya, dua! kalau tidak ada yang anggur, ya yang dry, saya kurang suka yang manis. Terima kasih..... Oh ya, Miko dan Denny mau pesan apa?"

    Sekarang Riana benar benar pusing Gila benar si Reyhan ini. Kenal juga tidak, lihat juga baru sekelebat, sudah main akrab saja. Malah kini berbisik di telinga Riana, sengat dekat.

    "Sori, kamu kalem aja. Itu puteri Pak Menteri sedang memperhatikan kita. Trims."

    Lalu lelaki itu berbalik ke arah Miko dan Denny.

    "Jadi, anda berdua mau mencoba white wine atau red wine? Silakan lho..... kami memang mengurangi minuman keras sedikit. Akan terlalu banyak kalau ditambah sore nanti."

    "Kalau demikian, kita pesan yang sama."

    Pelayan menulis dengan cepat dan bergegas pergi.

    Tamu tamu yang lain sudah menempati kursinya masing masing. Riana berkeringat. Reyhan malah tenang.

    "Kurang enak kalau kita membicarakan pesta, membicarakan anak Pak Menteri. Sama tidak enaknya kalau membicarakan hama wereng coklat atau kutu loncat. Tapi yang terakhir ini, di beberapa daerah telah menjadi masalah nasional yang bisa mengganggu kestabilan....." Reyhan nyerocos.

    "Bung Reyhan berusaha di bidang pertanian....?" tanya Denny

    "Tidak! Sama sekali tidak! Saya hanya lihat di media sosial. Kebetulan tadi jalanan macet, jadi saya sempat baca. Kalau bung Miko dan bung Denny?"

    "Bright Hope........"

    "O..... saya rasa perkembangannya cukup bagus ya?"

    "Yah...lumayan!"

    Reyhan berbisik ke arah Riana yang masih terbengong bengong.

    "Eh, itu perusahaan apa sih? Tolong kalau menjawab berbisik saja. Saya malu didengar yang lain."

 

*Siapa Reyhan yang berani menelusup ke pesta pejabat ini? Bagaimana reaksi Riana? Mohon dukungannya terus ya guys *

1
Nay'anna
lanjutannya mana kak
aca
lanjut kan
aca
Q kasih giv bunga
julius: terima kasih kak
total 1 replies
aca
masih penasaran rehan siapa
julius: lanjut baca terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
aca
lanjuttt baca
Griselda Nirbita
siapakah Rayhan??? jadi penasaran
julius: Sabar kak. Pelan pelan makin jelas kok 🙏
total 1 replies
Griselda Nirbita
aku mampir kak... semangat
julius: Terima kasih dukungannya kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!