NovelToon NovelToon
Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Dunia Lain / Harem
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zairiru

Sinopsis : Menceritakan seorang siswa sma biasa saja tanpa mencolok, dan tidak suka terlibat dalam masalah.Dia awalnya bergumam ingin dunianya hancur....
Tiba tiba sebuah objek besar terlihat dari luar jendelanya seperti sebuah meteor, Dan kemudian...

Bagaimana kelanjutan petualangan yang akan dilalui oleh Leon?


Genre : Adventure, Isekai, Fantasy, Magic, Harem School, Mystery

Theme : Isekai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zairiru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Dunia Lain

Leon menyusuri hutan yang lebat, mencoba mencari jalan menuju kota terdekat. Cahaya matahari yang redup menyinari pepohonan, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak seiring angin. Suara gemerisik dedaunan dan kicauan burung-burung aneh mengisi udara. Leon berhenti sejenak, mendengar suara-suara aneh dari kejauhan.

"Mungkin ada monster di sekitar sini," pikirnya.

Dia merasakan hawa kehadiran yang semakin mendekat. Tiba-tiba, dari balik pepohonan muncul sekumpulan makhluk berbulu dengan taring tajam.

"Ini seperti monster dalam game RPG," pikir Leon, mencoba mengendalikan rasa gugupnya.

Leon mengangkat tangannya, mengingat bagaimana dia menggunakan kekuatan sebelumnya. "," ucapnya dengan tenang.

Cahaya terang muncul dari tangannya, menyilaukan para monster dan membuat mereka mundur.

Namun, salah satu dari mereka masih berani mendekat, menggeram dengan ganas. Leon tetap tenang, "," katanya lagi.

Ledakan energi ungu menghantam monster itu, menghancurkannya menjadi debu.

"Ini akan memerlukan lebih banyak latihan," pikir Leon, dia merasa kekuatannya terus meningkat dan lebih berkembang.

Leon kemudian mencoba melihat statistiknya...

“Hmm, kalau tidak salah, dalam game seperti ini”....ucap Leon.

Sebuah statistik muncul yang mungkin hanya bisa dilihat oleh penggunanya saja.

Disitu menampilkan statistik, seperti HP, MP, Speed, Skill, Stamina, dan lainnya.

Leon terkejut melihat statistiknya yang menampilakn tanda tanya semua.

“Ini...,yah apakah ini semacam bug yang ada seperti di game?”,ucap Leon.

“Yah, mungkin semacam itu”, ucap Leon sambil berpikir.

“Kalau begitu, mungkin gue coba ah”, ucap Leon sambil membayangkan sesuatu.

“Mungkin jika aku berpikir untuk mengeluarkan semacam sihir aku hanya perlu membayangkannya...gumamnya.

(Molekul air tersusun dari dua atom hidrogen yang berikatan secara kovalen dengan satu atom oksigen sehingga akan membentuk H2O...,ucap Leon).

Tak lama kemudian Leon mengumpulkannya dan membentuk elemen air.

“Bagus, sepertinya berhasil...,ucap Leon. Kalau aku membuatnya jadi sangat kecil dengan tekanan tinggi, mungkin akan menghasilkan....

(air memancar yang terpusat di satu titik dengan tekanan tinggi, hingga membuat seluruh yang ada di depannya hancur).

“Hmm, menarik", Ucap Leon.

Leon kemudian menghabiskan waktu beberapa hari untuk mengeluarkan berbagai jenis sihirnya, bahkan semuanya tanpa merapal mantra, dengan kata lain dia langsung mengeluarkan sihirnya.

Pagi harinya dia melanjutkan perjalanannya, mencoba mengingat peta yang dia lihat sekilas di buku sejarah dunia.

("Hmm, sepertinya pakaianku agak mencolok di dunia ini, aku akan mencoba menggunakan sesuatu", Ucap Leon).

Leon merentangkan kedua tangannya dan mencoba sebuha skill.

"....

Tiba tiba Leon mengubah semua penampilannya supaya tidak mencolok.

"Kota terdekat seharusnya ada di sebelah barat," gumamnya, mengarahkan langkahnya ke arah yang benar.

Saat senja tiba, Leon akhirnya melihat dinding kota di kejauhan. Kota itu terlihat ramai dengan aktivitas, orang-orang berlalu lalang di gerbang utama.

Leon mendekati gerbang dengan hati-hati. Penjaga di gerbang mengamatinya dengan curiga. "Siapa kamu?" tanya salah satu penjaga, dengan bahasa yang berbeda.

Leon entah bagaimana dia bisa menggunakan bahasa di dunia ini dan memahaminya, seakan seperti kemampuan terjemahan instan.

"Aku... Leon. Aku baru saja tiba di sini," jawabnya dengan tenang.

Penjaga itu mengangguk, masih melihatnya dengan curiga.

"Dari mana asalmu?"

Leon berpikir sejenak. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

"Aku berasal dari desa di sebelah timur. Aku sedang mencari pekerjaan."

Penjaga itu mengangguk lagi dan mengizinkannya masuk. Leon memasuki kota dengan perasaan campur aduk. Dia berjalan menyusuri jalan-jalan yang ramai, melihat toko-toko dan pedagang yang menjajakan dagangannya.

"Aku harus mencari tempat untuk bermalam dan makanan," pikirnya. Dia melihat sebuah penginapan kecil di ujung jalan. Leon masuk dan mendekati pemilik penginapan.

"Selamat malam. Ada kamar kosong?" tanya Leon.

Pemilik penginapan, seorang pria tua dengan senyum ramah, mengangguk. "Ada, anak muda. Berapa malam kau akan menginap?"

"Untuk malam ini saja," jawab Leon.

Pria tua itu memberikan kunci kamar dan Leon menuju kamarnya. Setelah tiba di dalam, dia duduk di tepi tempat tidur, memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang dunia ini dan bagaimana caranya kembali," pikirnya.

Keesokan paginya, Leon bangun dengan tekad baru. Dia harus menemukan cara untuk beradaptasi dengan dunia ini dan mencari jawaban atas pertanyaannya.

Dia meninggalkan penginapan dan memulai petualangan barunya di dunia yang asing ini. Jalanan kota yang sibuk dipenuhi dengan orang-orang yang melakukan berbagai aktivitas.

Ada pedagang yang menjajakan barang dagangannya, anak-anak yang bermain di jalan, dan prajurit yang berpatroli.

Leon berjalan menuju pusat kota, berharap menemukan informasi lebih lanjut. Dia berhenti di sebuah kios kecil yang menjual peta.

"Berapa harga peta ini?" tanyanya kepada penjual.

Penjual itu menatapnya sebentar sebelum menjawab dengan suara yang datar, "Lima koin perak, anak muda."

Leon merogoh saku dan menemukan beberapa koin yang berbeda dari dunia asalnya. "Maaf, koin ini," ucap Leon ragu-ragu.

Penjual itu menatap koin-koin tersebut dengan ekspresi bingung.

"Ini bukan mata uang yang biasa kami terima di sini," katanya dengan nada yang jelas menunjukkan ketidakyakinannya.

Leon mengangguk paham. "Maafkan aku, sepertinya ini satu-satunya yang kupunya," ucapnya sambil mengembalikan koin-koin tersebut ke dalam saku.

Dia menyerahkannya kepada penjual itu dengan harapan penjual itu menerima koin-koin tersebut.

Penjual itu menerima koin tersebut dari Leon dengan terima kasih.

Setelah itu, ia memberikan peta tersebut kepada Leon tanpa memungut bayaran apapun.

"Terima kasih," ucap Leon dengan sopan sebelum berjalan pergi. Dia membuka peta itu dan mulai memeriksa wilayah sekitarnya.

"Terdapat beberapa tempat yang mungkin memberi petunjuk," gumamnya sambil memandangi peta. Dia bisa memahami dan membaca tulisan yang ada di peta tersebut, seolah-olah kemampuan itu tumbuh di dalamnya sejak tiba di dunia ini.

"Dalam dunia yang begitu asing ini, aku harus belajar mengenali lebih banyak hal," pikir Leon.

Keesokan paginya, dia memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan kota yang terletak tidak jauh dari pusat kota.

Masuk ke dalam bangunan tua yang berisi bau buku kuno yang khas, Leon melangkah dengan hati-hati. Dia melewati rak-rak penuh dengan berbagai buku, mencari informasi yang mungkin bisa membantunya memahami dunia ini.

Di sudut ruangan, dia menemukan sebuah buku besar berjudul "Sejarah Dunia Aetheria."

Dengan hati-hati, dia membukanya dan mulai membaca.Kerajaan ini disebut Aetheria... ada banyak ras dan kerajaan yang berbeda... sihir merupakan bagian yang sangat penting dari kehidupan sehari-hari," gumamnya sambil membenamkan diri dalam bacaannya.

Waktu berlalu dengan cepat di perpustakaan itu. Leon menghabiskan beberapa jam untuk mencerna sebanyak mungkin informasi dari buku-buku yang ada.

Saat sedang asyik membaca buku lain, dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan muda yang juga sedang mengambil buku yang sama.

"Oh, maaf," ucap Leon seraya mengulurkan tangan untuk membantu perempuan itu berdiri. Rambut peraknya yang indah berkilau di dalam pencahayaan redup perpustakaan.

Perempuan itu tampak terkejut dan sedikit malu.

"Ma-maafkan aku," ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Tidak apa-apa, aku yang seharusnya lebih hati-hati," balas Leon sambil tersenyum.

Perempuan itu tampak sedikit terkejut melihat Leon dengan penuh perhatian.

"Terima kasih," ucapnya seraya menerima tawaran bantuan Leon untuk mengambil buku yang sempat jatuh dari tangannya.

"Aku Leon," sambung Leon, mencoba memulai percakapan. "Aku baru saja tiba di kota ini."

"Aku Archalia," jawab perempuan itu dengan lembut, sambil menatap Leon dengan tatapan perhatian.

"Kamu tampaknya baru di sini."

Leon mengangguk. "Ya, benar. Aku mencari informasi tentang kota ini dan kerajaan di sekitarnya."

Archalia tersenyum. "Kamu bisa memulai dari perpustakaan ini. Banyak buku yang menceritakan sejarah dan budaya Aetheria."

"Mungkin aku bisa memulai dengan membaca sejarah kota ini," saran Leon, membalas senyuman Archalia.

"Kamu tinggal di sini lama?"

Archalia menggeleng pelan.

"Aku sering datang ke sini untuk belajar. Aku juga belajar sihir di sini."

"Sihir?" tanya Leon, tertarik. "Aku juga sedang mencoba memahami tentang sihir di dunia ini. Aku memiliki beberapa kemampuan, tapi sepertinya ada banyak hal yang masih belum kupahami."

Archalia mengangguk mengerti. "Sihir di Aetheria memiliki berbagai bentuk dan jenis. Setiap ras memiliki ciri khasnya sendiri dalam menggunakan sihir.

Apa kemampuan yang kamu miliki?"

Leon menggaruk kepalanya.

"Aku masih mencoba memahami itu sendiri. Aku bisa menggunakan beberapa elemen, seperti air dan api,ucap Leon."

(Leon menyembunyikan bahwa dia sebenarnya bisa mengeluarkan semua skill hanya dengan membayangkannya, Leon berpikir pasti akan menimbulkan masalah jika aku memberitahunya).

Archalia terlihat tertarik. "Itu menarik. Kamu bisa melatih kemampuan itu di pusat akademi sihir kerajaan ini. Di dalam kota ini terdapat tempat melatih anak anak yang berbakat ataupun yang memiliki potensi untuk jadi penyihir hebat.

"Hmm, gitu ya?, tapi sepertinya aku orang baru di kota ini, jadi ya, sepertinya perlu proses yang rumit jika aku kesana", Ucap Leon.

"Begitu, eng... bagaimana kalau kamu tinggal di rumahku untuk sementara?. Kamu bisa mudah mendaftarkan ke akademi sihir, Ucap Archalia tanpa pikir panjang.

"Hmm, aku kan baru disini, apa kau tidak keberatan membawa orang asing?, Bagaimana kalau terjadi salah paham? ", Ucap Leon.

Agak lama, Archalia baru menyadari apa yang telah dikatakannya, dan langsung merah, dan pingsan.

"Loh, eh, apa aku mengatakan sesuatu yang salah?".Ucap Leon.

"Gawat, gimana nih". Ucap Leon.

Kemudian tiba tiba ada yang datang ke perpustakaan itu...

Dan itu adalah pengawal pribadi Archalia.

Leon tidak menyadari bahwa Archalia adalah seorang putri. Dan saat itu pengawal itu kemudian tiba tiba menyerang Leon dengan pedangnya.

(Apa yang kau lakukan pada tuan putri sialan, Ucap pengawal itu).

Saat hendak diserang, Leon selau menghindarinya,

"Gerakannya sangat cepat, tapi... "

Sambil menghindarinya dan Leon berhasil menghempaskan pedang pengawal itu.

Kemudian Aechalia yang tadinya pingsan, sudah bangun, dan menyuruh mereka segera menghentikannya.

Pengawalnya itu tiba tiba pergi ke Archalia.

"Anda tidak apa apa tuan putri?, Apa anda tidak terluka?, Apa yang telah orang itu lakukan kepada anda, sambil menunjuk Leon"

"Aku minta maaf, Rosia, dia hanya membantuku. Dia tidak bermaksud menyakitiku, Ucap Archalia.

Rosia memandang Leon dengan curiga, tetapi kemudian mengangguk dengan terpaksa.

"Seperti yang Anda katakan, Tuan Putri," katanya pada Archalia.

"Terima kasih, Leon. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpamu, Ucap Archalia.

Leon tersenyum lega. "Tidak masalah, Archalia. Aku senang bisa membantu."

"Mari kita pulang sekarang, Tuan Putri," kata Rosia sambil mengawasi sekeliling mereka dengan hati-hati.

Archalia dan Leon meninggalkan perpustakaan bersama-sama, berjalan menuju kediaman Archalia yang terletak tidak jauh dari pusat kota.

"Jadi, bagaimana perasaanmu dengan pertarungan tadi?", Tanya Archalia, menatap Leon dengan penuh keingintahuan.

Leon menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Itu pertama kalinya aku menghadapi orang seperti itu, dia sangat kuat. Tidak terduga, tapi aku senang semuanya berakhir baik."

"Kamu benar-benar terampil dalam menghindari serangan," puji Archalia. "Di mana kamu belajar itu?"

Leon menggaruk kepalanya. "Aku... memiliki beberapa pengalaman di dunia luar. Aku tidak terlalu pandai bertarung, tapi beruntungnya aku bisa mengandalkan kemampuan alami."

Archalia mengangguk, sepertinya menerima penjelasan Leon.

"Mari kita segera sampai ke rumah," kata Archalia sambil mempercepat langkahnya. "Rosia pasti khawatir."

Mereka tiba di depan sebuah bangunan besar yang terbuat dari batu putih, dikelilingi oleh taman yang indah.

"Inilah kediamanku," kata Archalia sambil membuka pintu dan mempersilakan Leon masuk.

Dalam rumah itu, mereka disambut dengan hangat oleh pengurus rumah tangga yang membantu mereka melepaskan mantel dan menyediakan minuman hangat.

"Terima kasih, Hilda," kata Archalia sambil memberikan mantelnya. "Kami akan berada di ruang tamu."

Leon mengikuti Archalia ke ruang tamu yang luas dan indah. Perabotan mewah menghiasi ruangan yang dilengkapi dengan perpustakaan kecil di salah satu sudutnya.

"Mohon duduk," kata Archalia, menunjuk ke sofa besar yang nyaman di depan perapian.

Leon duduk dengan rasa takjub, mengagumi keindahan ruangan itu.

"Eh, maaf, saya tidak tahu bahwa anda adalah tuan putri kerajaan", Ucap Leon dengan ekspresi sedikit formal.

"Jangan terlalu kaku, seperti biasa saja", Ucap Archalia.

"Aku tidak terlalu suka dengan sikap formal, jadi santai saja", Ucap Archalia.

("Baik...", Ucap Leon)

"Rumahmu sangat indah, Archalia," puji Leon. "Ini jauh lebih besar dari apa yang aku bayangkan."

Archalia tersenyum bangga. "Terima kasih, Leon. Aku tinggal di sini sejak lama. Ini adalah tempat yang aku panggil rumah."

"Mengagumkan," kata Leon, menatap sekitar dengan penuh kekaguman. "Sangat berbeda dari rumah-rumah di desa tempat aku tinggal."

"Tapi aku juga merindukan desaku," kata Leon,.

Archalia mengangguk. "Aku bisa membayangkan betapa sulitnya meninggalkan rumahmu dan datang ke dunia yang begitu asing."

Leon mengangguk. "Benar-benar sulit. Tapi aku juga merasa ada alasan mengapa aku berada di sini."

"Mungkin ini adalah awal dari petualangan yang lebih besar," saran Archalia. "Kamu tiba di Aetheria untuk tujuan tertentu."

Leon mengangguk perlahan, merenungkan kata-kata Archalia.

"Kamu benar," ucapnya perlahan. "Aku harus mencari jawaban atas pertanyaanku kenapa aku bisa ada di dunia ini. Dan mungkin ada sesuatu yang harus aku lakukan di sini."

Archalia tersenyum. "Aku yakin kamu akan menemukan jawaban itu, Leon. Aku akan membantumu sebisa mungkin."

"Terima kasih, Archalia," kata Leon dengan tulus. "Aku beruntung bisa bertemu denganmu."

"Mari kita bersantai sejenak," ajak Archalia, menawarkan Leon secangkir teh. "Kemudian aku akan membantumu mendaftar di akademi sihir jika kamu mau."

Leon tersenyum dan menerima tawaran itu dengan hangat. Mereka duduk bersama di ruang tamu yang hangat, bercerita tentang dunia mereka masing-masing, dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya di perjalanan Leon di Kerajaan Aetheria yang baru baginya.

1
Dimas Hartono
njer rinenggan 🗿
Dimas Hartono: ouh 🗿🗿
Yogiri Takatou: itu ilustrasi saja🗿, tapi ekpresinya kayak gitu🗿
total 2 replies
Dimas Hartono
anying [penyerapan Onigiri] 🗿
Yogiri Takatou: Kan dia chunibyou🗿
Yogiri Takatou: whahaha, Veno nyasar ke dunia Leon
total 2 replies
Yogiri Takatou
mantra kuno terlarang
Yogiri Takatou
Beratnya kalau dinalar itu benar benar melampaui apapun, tidak dapat diterapkan
Yogiri Takatou
Leon yang kita kenal hanyalah sebuah wadah dan avatar, Leon bereinkarnasi milyaran tahun, dan ada sebelum waktu ada
Yogiri Takatou
Comsology ini berisi setidaknya sekurang-kurangnya 8D, dan masih ada lapisan lagi yang membuat strukur 8D ini hanya terlihat seperti fiksi. Dengan kata lain ada sekitar 12D , dan terus ada lapisan lagi hingga tak terbatas lapisan, yang dimana itu benar benar mengkerdilkan semua lapisan dibawahnya. Itu benar-benar memiliki perbedaan sangat besar dan murni transenden reality > fiction
arfan
tetap semangat terus bos
Yogiri Takatou: ok wkwk 🗿
total 1 replies
Yogiri Takatou
yosha 😈
Dimas Hartono
alamak multiverse destruction ☠️
Yogiri Takatou: wgwgwg ☠️
total 1 replies
Dimas Hartono
Leon : kena High EE nanti nanges 🗿😂
Yogiri Takatou: wgwgwg
total 1 replies
Dimas Hartono
ayo war mah, gua ajak bawa padukan gua di kekaisaran Amentys 😈
Yogiri Takatou
mangsud?
Dimas Hartono
Mantap, kalo tuh pangeran mau ngajak. Solo ae lah, boleh kalo mau summon Rio buat bantuin 😹
Yogiri Takatou: whahaha 😹
total 1 replies
Dimas Hartono
Membuang mageran demi ayank 🗿
mungkin ane juga buat drama kek gini ya, tapi yg kena si Luna sepupu si Rina 😹
Yogiri Takatou: wgwgwg
total 1 replies
Dimas Hartono
hmm....
Yogiri Takatou: heg 🗿
total 1 replies
Dimas Hartono
Leon : aku tidak tahu, dan juga kenapa kau tiba-tiba nanyain hal ini dah??
Rio : udh lah bro, terima nasib aja. aku juga pernah ditanya kek gini alhasil ngeharem ampe punya 6 istri 🗿😁
Dimas Hartono: Yagitulah 🗿
Yogiri Takatou: Wgwgwg, ntar ada pemicunya, ntar si Leon akan mengharem, karena dia ingin melindungi semuanya. Nanti ada insiden yang besar dan terjadi kekacauan skala besar, nah kemudian nanti pokoknya kayak gimana, pokoknya gitulah 🗿
total 2 replies
Dimas Hartono
kerja bagus
Yogiri Takatou: oke heg
total 1 replies
Dimas Hartono
Kerja bagsu, mari kita buat fiksi indo masuk Vs battle 😈
Yogiri Takatou: Yosha, moga ntar bisa trending, kemudian bisa masuk vsb
total 1 replies
Dimas Hartono
apakah Leon akan mengharem? 🤔
Yogiri Takatou: MC anti naif no counter😈
Dimas Hartono: karena naifnya pas masih di bumi wkwkwk
total 7 replies
Yogiri Takatou
Pusinh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!