Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Dimas datang ke rumah Alia.
“Silahkan masuk mas, bapak sama ibu sudah menunggu.” Kata Alia.
“Iya terimakasih.” Kata Dimas.
“Al Al Al tunggu.” Panggil Ferdi.
“Ferdi? Ngapain kamu ikut datang kesini juga?” Tanya Alia.
“Aku cuma mau memastikan saja kalau kak Dimas benar-benar datang ke rumahmu.” Kata Ferdi.
“Oh kirain mau ganggu.” Kata Alia.
“Gimana? Kamu sudah siap menikah sama abangku?” Tanya Ferdi.
“Sebenarnya aku ingin bekerja dulu setelah lulus kuliah tapi sepertinya mas Dimas ingin segera menikahiku.” Jawab Alia.
“Kalau kamu jadi nikah sama abangku, berarti kamu tinggal dirumahku dong Al.” kata Ferdi.
“Awas ya kalau kamu macam-macam denganku, aku laporin ke mas Dimas.” Ancam Alia.
“Hahahahaha tapi kamu siap-siap ditinggal ya Al.” Kata Ferdi.
“Ditinggal kemana memangnya?” Tanya Alia.
“Mas Dimas sekarang dipindah ke SMA 1 Kota, dan dia mulai aktif 3 bulan lagi. Memangnya dia tidak memberitahumu?” Tanya Ferdi.
“Tidak sama sekali, nanti aku coba tanya ke mas Dimas dulu lah. Ayo masuk rumah kalau begitu.” Kata Alia.
Di ruang tamu.
“Perkenalkan saya dengan Dimas pak bu.” Kata Dimas.
“Selamat datang dirumah kami pak Dimas.” Jawab Aris dan Sari.
“Jangan panggil saya bapak, sekarang kan saya bukan gurunya Alia melainkan kekasihnya Alia.” Jawab Dimas.
“Oh iya nak Dimas maksud ibuk.” Kata Sari.
“Jadi kapan nak Dimas akan menikahi putri kami? Dia kan baru saja lulus, hanya tinggal menunggu wisuda, tapi kalau nak Dimas menikahi putri kami secepatnya, mohon dimaklumi ya nak karena putri kami ini belum bekerja jadi dia tidak memiliki pengalaman bekerja alias dia hanya bisa mengandalkan nak Dimas saja.” Kata Aris to the point.
“Tidak apa-apa pak, bahkan saya melarang Alia untuk bekerja, saya ingin dia focus dirumah saja mengurus anak-anak kami. Saya berencana akan menikahi putri bapak dan ibu bulan depan, bapak dan ibu tidak perlu khawatir masalah biaya, karena semua biaya pernikahan akan saya tanggung, nanti rencananya akan digelar di rumah saya saja, agar bapak dan ibu tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak.” Kata Dimas. Alia kaget mendengar perkataan Dimas tapi dia hanya diam saja.
“Saya serahkan semuanya ke kalian saja inginnya seperti apa karena kalian yang akan menjalaninya.
Tidak lama kemudian Dimas pamit pulang. Sebelum pulang Alia menanyakan Kembali maksud dari pembicaraan nya tadi kepada orang tuanya.
“Mas ikut aku sebentar.” Ajak Alia, Alia mengajak ke taman depan rumahnya.
“Ada apa?” Tanya Dimas.
“Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu di depan bapak dan ibuku? Sebelumnya kamu belum pernah mengatakan rencana itu kepadaku loh mas.” Kata Alia.
“Sudahlah kamu tidak usah ikut campur, biar semuanya aku yang urus. Lebih cepat lebih baik kan, nanti setelah menikah kamu akan tinggal di rumahku, disana ada bapak, ibu dan adikku si Ferdi.” Kata Dimas.
“Seharusnya kamu bilang dulu ke aku mas, jujur aku sangat kaget mendengarnya. Oh iya tadi Ferdi bilang kepadaku kalau kamu mau pindah kerja ya mas?” Tanya Alia.
“Iya aku di mutasi di SMA 1 di kota, maaf aku belum cerita kepadamu. Sekarang kamu jaga diri dan jaga kesehatan saja ya dan fokus ke acara kita, aku tidak mau kamu kelelahan.” Kata Dimas sambil memeluk Alia.