NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:45.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Kehidupan kedua

TIIIIITTTTTTTTTTTT!

"Dok monitornya!" teriak seorang perawat ketika melihat garis lurus memanjang yang ada didepannya.

Dokter panik segera memompa dada Orin agar detak jantungnya kembali normal. Papa, Mama dan kedua Kakak Orin dilanda kecemasan. Mereka tidak henti-hentinya berdoa disela tangis mereka. Dan di antara mereka ada seorang pria berpakaian perawat dengan menggunakan masker yang saat ini sangat khusyuk berdoa untuk Orin.

- Di antara dua alam

Orin masih merasakan sakitnya sakaratul maut. Tiba-tiba saja malaikat maut menghentikan aksinya. Malaikat maut dengan perlahan memasukkan kembali jiwa Orin ke dalam raganya.

"Ada apa?" tanya Nenek.

"Ternyata belum waktunya. Dia harus tetap hidup." Malaikat maut melepaskan cambuknya dari tubuh Orin.

Orin terjatuh, napasnya tersengal-sengal, seluruh tubuhnya sakit. Orin meraung sejadi-jadinya. Seumur hidup tidak pernah Orin merasakan sakit seperti ini. Orin dengan tubuh yang gemetar dengan lirih berucap, "Ma ... af, am ... pun," Orin tergeletak lemah tak berdaya.

"Kamu, bersyukur masih diberikan kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk hidup dan menebus dosa-dosa mu. Ingat waktumu hanya 90 hari. Kamu bisa merubah takdirmu dengan melakukan amal kebaikan. Jika kamu masih berbuat jahat, maka kami akan segera menjemputmu dan tidak segan-segan mencabut nyawamu!" Nenek tua itu kembali menjentikkan jarinya.

- Di ruangan ICU

Layar monitor kembali menunjukkan garis naik turun secara beraturan. Detak jantung Orin kembali normal. Dokter keluar ruangan ICU dan menemui keluarga Orin. Dokter mengatakan Orin sudah melewati masa kritis, tapi kondisi Orin masih dalam keadaan koma.

Di dalam ruangan ICU, pria yang berpakaian perawat memegang jemari Orin dan mengusap pucuk kepala Orin. Dia kemudian meninggalkan Orin di dalam ruangan ICU. Pria itu melewati keluarga Orin yang masih bicara dengan Dokter yang menangani Orin.

"Pa, bagaimana kalo Orin kita bawa keluar negeri?" kata Mama.

"Sabar Ma, Orin pasti akan sembuh," Papa memeluk Mama untuk menenangkannya.

"Maafkan kami Pa, Ma tidak menjaga Orin sehingga Orin mengalami kecelakaan," Omar Kakak pertama Orin.

"Ada yang melihat Orin mendapatkan kecelakaan setelah datang ke restoran favoritnya. Waktu itu teman-temannya ingin memberikan kejutan untuk Orin. Tapi entah mengapa belum juga acara di mulai Orin pergi meninggalkan restoran. Dan terjadilah kecelakaan," kata Ezar Kakak kedua Orin.

"Sudah dua bulan Orin koma, tidak ada satupun temannya yang datang menjenguk. Ingat saja mereka akan masuk daftar hitam Papa!" Papa marah besar.

"Maaf Pa. Ini semua karena kita terlalu memanjakan Orin. Orin di luar sifatnya suka memerintah orang seenaknya. Tidak ada yang suka dengan Orin. Mereka mendekati Orin karena Orin suka memberi mereka uang," Omar bicara hati-hati di hadapan orang tuanya.

"Ma, Pa, Bang, Orin, Orin sadar." Ezar menunjuk dari balik kaca ICU.

Omar berlari memanggil Dokter. Dokter dan Perawat segera masuk ke dalam ruang ICU. Dokter memeriksa denyut nadi Orin, memeriksa mata Orin dengan senternya mengecek denyut jantungnya lewat monitor yang ada didepannya. Keluarga Orin mengintip dari kaca ICU.

Dokter tidak menyangka ada keajaiban. Orin kembali sadar, walaupun kondisinya masih lemah. Orin menatap Dokter yang ada didepannya.

"Hallo Nona Orin. Kedipkan mata Anda jika mendengar saya," kata Dokter.

Orin perlahan mengedipkan matanya.

"Terima kasih, Nona Orin alhamdullilah sudah sadar. Kami akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Nona. Permisi," Dokter dan Perawat berpamitan.

"Keluarga pasien dipersilahkan masuk," Dokter membukakan pintu untuk mereka.

"Terima kasih Dokter," Jawab Papa.

Papa, Mama dan kedua Kakak Orin masuk ke dalam ruangan ICU. Meskipun dalam keadaan lemah Orin masih mengingat mereka. Orin menatap satu persatu anggota keluarganya. Entah kenapa Orin bisa mendengar kata hati mereka. Orin mengetahui perasaan cinta mereka kepadanya. Orin bersyukur diberikan kesempatan untuk hidup.

Dan di belakang keluarganya Orin melihat nenek tua yang dia temui sebelumnya. Nenek itu tersenyum. Dan Orin bicara dalam hati kepada nenek, Orin akan memperbaiki aifat dan membayar dosa-dosanya. Terima kasih telah mengingatkannya. Terima kasih atas kesempatan untuknya. Dan nenek itupun menghilang dari pandangan mata.

Sebulan berlalu, Orin dinyatakan sembuh dan menjalani kehidupan normalnya. Sejak kejadian itu Orin bisa mendengar isi hati orang lain. Orin menceritakan pengalaman hampir sakaratul mautnya kepada keluarganya. Setelah mendengar cerita Orin, keluarga Orin lebih memperdalam ibadah mereka.

Hari ini Orin kembali ke sekolah, masih ada waktu sebelum kelulusan. Orin akan menemui orang-orang yang pernah dia sakiti sebelumnya. Orin menghampiri seseorang yang tidak dia ketahui namanya tapi Orin ingat dia pernah membullynya karena dia gendut, jelek. Tentu saja tidak lepas dari pengaruh kekasih dan teman-temannya yang nakal.

"Hallo, maaf namamu siapa?" tanya Orin.

"Hmmm, Phia." Jawab Phia gugup.

"Phia, maafkan selama ini aku sudah membullymu. Maafkan kesalahanku. Apa kamu ingin menghukum ku? Silakan lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Aku hanya minta pengampunan mu." Orin membungkukkan badannya memohon.

"Benarkah aku boleh melakukan apa saja?" Phia berdiri mendekat ke arah Orin.

"Iya." Orin berdiri tegak dan memejamkan matanya. Orin bersiap dengan segala hal buruk yang akan dilakukan Phia padanya.

Ternyata Orin salah, Phia memeluk erat Orin dan mengatakan dia memaafkan Orin dan ingin menjadi teman bagi Orin. Orin mendengar ketulusan hati Phia. Orin menangis bahagia. Ternyata masih ada yang mau memaafkan dan menjadi temannya dengan ketulusan.

Perubahan diri Orin membuat seisi sekolah tak percaya. Orang-orang yang dimintai maaf oleh Orin awalnya menganggap Orin hanya cari muka di depan mereka. Tapi setelah melihat Orin yang menghindari kekasih dan teman-temannya yang nakal, mereka menyadari Orin sekarang benar-benar berubah.

Orin hanya mempunyai waktu 90 hari dan Orin tidak memberitahu keluarganya. Entah dihitung sejak Orin sadar dari koma Orin pun tidak tahu. Yang jelas mulai hari ini Orin akan memulai misinya mencari ketulusan. Ketulusan dalam berteman dan ketulusan dalam cinta.

"Yank, kok kamu berubah?" Faris duduk di sebelah bangku Orin.

Orin diam-diam mendengar kata hati Faris.

Orin, dompet gue lagi kosong. Untung loe sudah sekolah. SPP gue nunggak karena buat beli diamond game.

"Oh iya Faris, sebenar lagi kita lulus." Orin menoleh ke arah Faris.

"Gak terasa ya. Sebentar lagi kita akan kuliah di universitas yang sama kan Yank?" Faris memegang tangan Orin.

"Aku akan pergi dari kota ini. Maaf Faris aku ingin mengakhiri hubungan kita." Orin melepaskan pegangan Faris.

"Apa! Tapi mengapa?" Faris kecewa.

Goblok, kenapa si Orin ingin putus sama gue? Apakah ini ada hubungannya dengan kejadian saat itu. Pelayan restoran bilang Orin datang sebentar dan pergi lagi, Faris bicara dalam hati.

Orin tersenyum sinis, "Aku mendengar semua yang kalian bicarakan."

"Mendengar apa?" Faris pura-pura tidak mengerti.

Orin tersenyum mengejek dan berjalan ke depan kelasnya.

"Teman-teman, maafkan selama ini aku sudah menyusahkan kalian. Sekali lagi aku minta maaf. Ternyata tidak semua bisa dibeli dengan uang. Uang tidak selamanya membuat bahagia. Terima kasih Phia, Rafan, Wila atas ketulusan kalian. Dari semua yang ada hanya kalian yang paling tulus memaafkan dan ingin menjadikan aku teman."

"Jadi kami semua tidak kamu anggap teman?" sahut Maya.

"Kalian semua termasuk kamu Faris, hanya memanfaatkan uang ku. Jauh dari lubuk hati kalian semua membenciku. Maaf atas sifat ku selama ini. Aku sedikit demi sedikit akan berubah." Orin lagi-lagi mengatupkan kedua tangannya.

"Orin Awasssss!" teriak Phia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
cho mel
/Good//Good//Good//Good//Good/
Queen
😁😅
Ma Chan
🐯🐯🐯🐯🐯
Queen
oh tidak 😱
Queen
tajam kali mulutnya
Queen
nah lho?
Kara
suka
Queen
/Facepalm/
Queen
mantan lagi
Queen
hadeh ne cewek
Queen
astaga tu mulut
Queen
😅
Queen
waduh 😱
Queen
kasian
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!