NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAKIT LAGI

Akhirnya Lia saat ini mengalah pada egonya, Ia mengikhlaskan apa yang sudah terjadi pada dirinya.

"Aku ingin istirahat Makmun, Aku tidak ingin di ganggu siapapun dulu"

Lalu Bu Alya mendekati Lia, dan tiba-tiba memeluk Lia dengan penuh cinta.

"Maafkan Mamah ya Lia, Mamah janji jika Kamu hamil lagi, mamah tidak akan pernah mengganggu kebahagiaan Kalian"

Lia tak ingin menjawab apapun, yang Ia inginkan hanyalah istirahat jangan ada yang menggangunya, Makmun pun membawa istrinya masuk ke kamar, lalu membiarkannya beristirahat.

kemudian Makmun kembali ke ruang makan, dan saat itulah Bu Alya mengatakan sesuatu pada Makmun.

"Mun.. apakah menikahi Kasih sudah keputusan yang tepat yang Kamu buat"

Makmun langsung menyuruh ibunya untuk berbicara dengan suara yang pelan.

"Jangan keras-keras Mah.. Lia bisa dengar nanti, Mah.. Aku sudah pikirkan ini matang-matang, Aku janji akan berbuat adil pada keduanya"

"Lalu bagaimana Kamu bisa adil, jika Lia tidak tahu semua ini"

"Mah...itu semua bisa di atur nanti, yang terpenting Aku menikahi Kasih dulu, jika dia belum menjadi istri Ku, selamanya dia akan menolak terus pertolongan ku, apalagi soal nafkah, Dia pasti mengembalikan uang yang Aku beri lagi seperti kemarin, dan itu akan membuat Lia menjadi curiga"

Bu Alya sebenarnya tidak ingin seperti ini, yang Bu Alya mau pernikahan ini di ketahui Lia, namun bagaimana lagi, ini keinginan Makmun, dan sudah di sepakati oleh Kasih.

Sebagai bentuk rasa bersalahnya Bu Alya membereskan rumah Lia yang berantakan, namun Makmun melarang ibunya membereskan semua ini.

"Tidak usah Mah.. Biar nanti Aku yang bereskan"

"Memangnya Kamu bisa, sudah biarin mamah yang cuci piring sama masak sebentar buat kamu sama Lia makan nanti malam"

Makmun berterimakasih karena Ibunya telah memaklumi keadaan Lia saat ini.

Tak terasa waktu terus berjalan sudah tiba saatnya Sam dan Asri terpisah lagi oleh waktu.

"Sayang, Aku harus pulang, do'akan Aku ya besok, soal pernikahan yang kamu minta, nanti kita bicarakan dengan Mamah Kamu"

"Iya Sam, Kamu hati-hati ya, terimakasih untuk hari ini, hari ini benar-benar membuat mood ku lebih baik"

Kemudian Sam mencium kening Asri, dan Bu Anita pun datang, Sam langsung melepas tangannya yang sedang berada di pipi Asri.

"Eh Tante, oh iya Aku harus kembali ke Cirebon"

"Iya Sam, hati-hati ya, untuk masalah pernikahan nanti biar Tante yang urus semua, Kamu selesaikan saja dulu urusan Kamu"

Sesudah berpamitan Sam menaiki mobilnya, dan kemudian pergi dengan tersenyum.

Chandra sedang berada di dalam ruang kerjanya di rumah, lalu Rahma seperti biasa membawakan secangkir kopi untuk Chandra.

"Chan.. Ini kopinya di minum dulu"

"Iya terimakasih ya Rahma, Rahma Aku mau bicara"

Rahma menatap wajah suaminya.

"Mau bicara apa?"

"Lalu keputusan Kamu apa, mengenai penyakit Kamu?"

"Aku akan tetap mempertahankan kandungan ku Chan, aku tidak ingin menggugurkan bayi ini, Aku ingin melahirkan bayi ini"

"Tapi bagaimana kesehatan Kamu, Aku tidak bisa bayangkan Rahma"

"Urusan sakit atau tidak, Aku tidak akan mengeluh pada mu, Aku akan kuat Chan.. dan Aku yakin bayi ini juga kuat"

Rahma berbicara dengan mata yang berkaca-kaca, rasa sedihnya Ia tahan demi mempertahankan bayi yang ada di dalam kandungannya.

"Aku mengerti Kamu menginginkan bayi ini, tapi..."

Belum selesai Chandra bicara Rahma langsung memotong ucapan Chandra.

"Aku akan tetap mempertahankan bayi ini Chan.. Sudahlah, kamu...."

Tiba-tiba Rahma merasakan sakit di perutnya.

"Ah..."

Rahma memegangi perutnya lalu Ia menarik nafasnya dalam-dalam menahan rasa sakit.

"Rahma, Kamu kenapa perut Kamu sakit lagi"

Rahma memejamkan matanya menahan rasa sakit di perutnya, lalu kemudian Ia menjawab,

"Aku tidak apa-apa, Aku kuat, Aku bisa melahirkan anak ini"

Setelah mengatakan hal itu, Rahma pun pergi mengambil obat di kamarnya, Chandra hanya dapat memandangi Rahma yang pergi dari belakang.

"Kenapa Kamu keras kepala Rahma"

Ucap Chandra dalam hatinya.

Rahma langsung meminum obatnya, lalu Ia pun menangis tanpa suara, kemudian berkata pada dirinya sendiri.

"Aku tidak ingin membunuh bayi kita Chan, Aku akan melahirkan bayi ini"

Bu Yanti yang diam-diam ternyata memperhatikan putrinya yang tadi sedang berbincang dengan suaminya.

"Rahma, kasihan Kamu nak"

Ucap Bu Yanti dalam hatinya dengan bersedih.

Dari pada tak ada kerjaan, Rahma pun mencoba mencari kesibukan dengan menyiram tanaman di sore hari.

Chandra kini membuka kotak, yang berisikan surat-surat tentang isi hatinya untuk Asri, Ia pun memandangi kotak tersebut lalu teringat lah Asri dalam benaknya.

"Bagaimana kabar mu Asri, sudah berbulan-bulan Kita tidak pernah bertemu, apa Kamu sudah melupakan Aku, menikah dengan orang lain, atau kembali pada Sam"

Ungkap isi hati Chandra sambil terus memandangi surat-surat tersebut.

Melihat mangga yang sudah berbuah di depan halamannya, rasanya Rahma ingin sekali mengambilnya, Ia pun mencari-cari sesuatu supaya dapat mengambil mangga itu, lalu Ia menemukan bambu panjang yang memang biasa di gunakan Bu Yanti untuk mengambil mangga.

Namun saat tengah mencoba mengambil mangga tersebut, perut Rahma kembali sakit, dengan reflek Rahma menjatuhkan bambu tersebut hingga terdengar suara hentakan yang begitu keras.

"Aduh, bukankah sudah minum obat, tapi kenapa sakit lagi"

Rahma mulai menangis kecil meringis merasakan kesakitan di perutnya.

Chandra yang sedang melamun memperhatikan kotak itu pun kaget seketika mendengar suara hentakan itu.

"Suara apa itu?"

Chandra langsung menaruh kotak itu di atas almarinya, dan langsung menuju pusat suara hentakan tadi, begitu juga Bu Yanti ia yang berada di dapur langsung menuju ke teras rumah.

"Rahma, Kamu gak kenapa-kenapa, suara apa tadi"

Rahma memejamkan matanya tiba-tiba, Ia terjatuh sebab tak tahan dengan rasa sakit itu.

"Astagfirullah Rahma"

Chandra pun kaget dan langsung membantu Istrinya untuk berdiri. Lalu Bu Yanti datang dan menghampiri mereka.

"Ya ampun Sayang, sebaiknya Kamu ke dokter, kita harus periksa, Kamu seperti kesakitan Sayang"

Namun Rahma menolak dengan berkata,

"Gak Mah, kalau Aku ke rumah sakit, dokter pasti menyuruh ku untuk menggugurkan bayi ini"

Chandra sangat kesal dengan keegoisan Rahma, lalu Ia menjawab,

"Rahma cukup, Kamu gak bisa seperti ini terus, pokonya Kita ke rumah sakit sekarang"

Chandra pun segera mengambil kunci mobilnya, lalu membawa Rahma masuk ke dalam mobil dan pergi ke rumah sakit.

Di sepanjang jalan, Rahma terdiam cemberut karena Chandra memaksanya, Chandra memang tahu Rahma marah dan kesal, tapi Ia harus membawa istrinya kontrol ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Rahma dan Chandra langsung memasuki ruangan dokter Gina.

"Selamat sore Dok, istri Saya tadi sakit lagi perutnya"

Lalu dokter Gina menanyakan keputusan apa yang akan di ambil untuk tindakan kesehatan.

"Bu Rahma, keputusan apa yang ibu ambil saat ini?"

Rahma terdiam, menatap wajah Dokter juga suaminya, lalu Ia dengan tegas memberikan jawabannya.

"Aku akan tetap mempertahankan kandungan ini Dokter"

Lalu Chandra menyahuti,

"Rahma, tolong pikiran kesehatan Kamu, Rahma kita bisa adopsi anak, atau kita bisa melakukan inseminasi"

"Adopsi anak, tapi itu bukan darah Kamu Chan, dan inseminasi, siapa wanita yang mau mengandung anak orang lain, Chandra Aku mohon, Aku ga mau membunuh Anak Kita"

Dokter Gina sangat mengerti dengan apa yang di rasakan oleh Rahma, lalu Dokter Gina memberi saran.

"Baik.. Cukup Pak Ibu, Saya sangat mengerti perasaan ibu Rahma yang tidak ingin kehilangan anak, dan Saya juga mengerti Pak Chandra tidak ingin melihat istri bapak menderita karena penyakitnya, maka dari itu silahkan Bu Rahma, Saya sebagai Dokter tidak bisa memaksa pasien untuk menggugurkan kandungannya"

"Lalu tindakan seperti apa yang harus kita jalani Dok, jika istri Saya tidak mau menjalani semua opsi"

Dokter Gina tersenyum lalu menjawab,

"Biarkan Pak, biarkan Bu Rahma mempertahankan kandungannya, Saya hanya bisa membantu meredakan rasa sakit yang kadang-kadang akan muncul kapan pun itu, ingat ini hanya meredakan bukan mengobati"

Chandra mengerti dengan apa yang di ucapkan dokter Gina, Rahma pun tersenyum bahagia.

"Jadi Saya tidak perlu menggugurkan bayi ini kan Dok"

Dokter Gina tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai mendapatkan obat resep dari Dokter dan berkonsultasi, Rahma juga Chandra pun kembali ke rumahnya.

Rahma merasa senang bahagia, karena Ia tak harus menggugurkan kandungannya, namun Chandra tak begitu bahagia karena pilihan Rahma sangatlah beresiko.

Kasih sedang ingin tidur, lalu tiba-tiba handphone nya berbunyi notifikasi pesan masuk dari bosnya, yang berisikan bahwa Kasih mulai besok tidak perlu datang lagi untuk bekerja, bos nya memohon maaf jika Kasih terpaksa harus di berhentikan, karena kondisi kehamilannya yang tidak memungkinkan untuk bekerja.

"Apa, jadi Aku di pecat, ya Allah tabungan Aku belum cukup untuk melahirkan, bagaimana ini"

Resah hati Kasih berkata dalam hatinya, lalu pikiran tentang penawaran Makmun yang menjadikannya istri ke dua pun menjadi bahan pertimbangan Kasih saat ini.

1
Alang Sari
konflik di dalam cerita cukup rumit namun salut bagi penulis bisa menjabarkan dengan detail, dan tersusun rapih
Alang Sari
ceritanya menarik, semakin penasaran
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!