NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sial!! Dia Masih Perrawan

Zayne membuka matanya dan menyadari bahwa ruangan tempat ia dan Jessica menghabiskan waktu semalam kini kosong. Dengan tenang, ia memindai setiap sudut ruangan, berharap menemukan jejak sang dara, namun sia-sia. Kamar itu sunyi dan sepi.

Lalu pandangan Zayne tertuju pada bercak merah di atas tempat tidur. Matanya membelalak dengan sempurna. "Sial!! Dia masih perawan!!" desisnya, merasa terkejut dan kesal karena menemukan fakta itu.

Zayne mengambil pakaiannya dan memakainya dengan cepat sebelum melenggang meninggalkan kamar dengan terburu-buru. Berharap dia bisa menemukan Jessica. Tapi sayangnya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya. Karena wanita itu sudah pergi dan jejaknya tidak ada lagi

🌺🌺🌺

Jessica sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Suasana pagi cerah menyelimuti kota Beijing dengan sinar mentari pagi yang hangat.

Derap langkah kaki Leon menyadarkan Jessica dari kesibukannya. Dia berhenti di depan Jessica, menatapnya penuh ingin tau. "Kak, semalam kau pergi kemana? Nenek sangat mencemaskanmu," ucap Leon dengan suara cemas.

Jessica menatapnya tanpa ekspresi. "Tentu saja bekerja," jawabnya singkat.

Leon mengerutkan keningnya. "Memangnya pekerjaan apa yang kau lakukan sampai-sampai berangkat malam dan pulang menjelang pagi? Apa kau menjual dirimu?"

Jessica terdiam sesaat, gerakan tangannya terhenti. Dia merasa tersinggung oleh pertanyaan Leon. Tidak pernah terpikir olehnya bahwa adiknya akan mengajukan pertanyaan semacam itu.

"Jangan bicara sembarangan," tegur Jessica dengan nada tegas. "Jika aku tidak bekerja keras, bagaimana aku bisa memenuhi semua kebutuhan keluarga ini? Untuk kehidupan kita sehari-hari, biaya sekolahmu, dan pengobatan Nenek. Sebaiknya fokus saja pada sekolahmu dan jangan banyak bertanya."

Leon menundukkan kepala, merasa tersentuh oleh kata-kata kakaknya. "Maaf, Kak," ucapnya pelan.

Jessica menghela nafas. "Sarapan hampir siap. Sebaiknya kita tunggu Nenek, setelah itu kita sarapan bersama-sama," lanjutnya dengan suara yang lebih lembut. Leon mengangguk tanpa mengatakan apapun lagi.

Dia benar-benar merasa bersalah dan sangat-sangat menyesal setelah melayangkan pertanyaan tajam itu kepada kakaknya. Harusnya dia lebih memahami Jessica yang dipundaknya memikul beban yang sangat berat.

🌺🌺🌺

Pintu ruangan besar dan berpelitur elegan itu terbuka perlahan ketika seseorang mendorongnya dari luar. Pria itu melangkah masuk dan menghampiri pria lain yang berdiri di depan dinding kaca.

"Tuan, Anda memanggil saya?" tanya pria itu begitu sampai di depan majikannya.

Pria berpakaian hitam tanpa lengan itu menoleh. Mata kirinya menatap tajam. "Sean, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku. Cari tahu tentang wanita bernama Jessica yang bekerja di Greens Bar," pinta Zayne dengan suara dingin.

Sean mengangguk dan membungkuk dengan hormat. "Baik, Tuan, kalau begitu saya permisi dulu," ucapnya sambil membungkuk sebelum meninggalkan ruangan bosnya.

Mata kiri Zayne kembali menerawang jauh, dipenuhi dengan rasa penasaran yang mendalam terhadap wanita itu. Dia bertanya-tanya, bagaimana bisa wanita yang bekerja di klub malam ternyata masih perawan. Rasa penasaran itu membakar keingintahuannya lebih dalam untuk mencari tahu lebih banyak tentang Jessica.

🌺🌺🌺

Di malam hari, Jessica bekerja sebagai wanita penghibur di salah satu klub malam ternama di kota ini. Namun, begitu pagi tiba, dia berubah menjadi seorang guru biola di sebuah sekolah menengah pertama bertaraf internasional. Dua dunia yang berbeda, dua identitas yang bertolak belakang, menyatu dalam diri Jessica.

"Selamat pagi, Miss," sapu beberapa murid Jessica ketika mereka berpapasan dengan guru cantik itu.

Jessica tersenyum ramah dan menjawab sapaan mereka dengan hangat. "Selamat pagi, semuanya," sapa Jessica dengan senyum hangat.

"Kau datang lebih awal pagi ini?" ucap orang itu, Vincent, sambil menghampiri Jessica. Dia adalah salah satu guru di sekolah ini, dan mereka cukup dekat.

Jessica mengangguk. "Ya, aku ada kelas setengah jam lagi," jawabnya sambil tersenyum.

"Kau selalu begitu rajin," ujar Vincent sambil tersenyum.

Jessica menggeleng. "Aku hanya ingin memastikan semuanya siap sebelum kelas dimulai."

Vincent mengangguk mengerti. "Itu baik. Kau memang guru yang sangat peduli dengan murid-muridmu."

Saat Jessica hendak menjawab, bel tanda masuk berbunyi, menandakan kelas akan segera dimulai. Mereka berdua mengangguk satu sama lain sebelum berpisah untuk menuju ke kelas masing-masing.

🌺🌺🌺

Zayne melangkah di koridor perusahaannya dengan langkah pasti. Tatapannya dingin dan datar, tidak menunjukkan emosi sedikit pun. Wajah tampannya tanpa ekspresi, tidak ada senyum atau kehangatan yang terpancar dari ekspresi wajahnya.

Beberapa karyawan mengangkat kepala dan membungkuk hormat singkat saat Zayne melintasi bilik-bilik mereka. Tatapan mereka penuh dengan rasa hormat pada sang atasan yang karismatik. Meskipun wajah Zayne tetap serius, tapi kehadirannya sendiri sudah cukup membuat suasana tegang.

Mereka tahu bahwa di balik ketenangan itu, ada ketegasan tak terbantahkan. Zayne melangkah dengan tenang, melewati karyawan-karyawan yang sibuk dengan tugas masing-masing. Meskipun hanya sesaat, tatapan dinginnya meninggalkan kesan yang tak terlupakan di hati setiap orang yang ia lewati.

"Presdir, ini agenda Anda hari ini," ujar Natasya sambil menghampiri Zayne di ruangannya. Dia adalah sekretaris CEO tampan dan dingin itu.

Zayne mengangguk singkat. "Beritahu para dewan direksi. Kita harus mengadakan rapat darurat dalam 20 menit," pesannya.

Natasya mengangguk patuh. "Baik, Presdir. Kalau begitu saya permisi dulu," ucapnya sebelum meninggalkan ruangan.

Selain sebagai CEO, Zayne juga berprofesi sebagai bos mafia. Namun, identitasnya sebagai mafia tersembunyi dan tidak diketahui oleh banyak orang. Mata kanannya adalah bukti nyata.

Zayne kehilangan mata kanannya dalam bentrokan brutal dengan kelompok mafia yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya. Kejadian itu meninggalkan bekas yang dalam, mengingatkannya pada rasa dendam yang tak terlupakan setiap kali dia menatap cermin.

🌺🌺🌺

Saung musik dipenuhi dengan alunan biola yang dimainkan oleh Jessica. Setiap senar yang disentuhnya menghasilkan melodi yang begitu merdu, membuat pendengarnya terpesona. Suaranya memenuhi ruangan, membawa kedamaian dan keindahan di tengah keramaian kota.

Ketika dia bermain, ekspresi wajahnya penuh dengan emosi, seolah-olah mengungkapkan segala cerita yang terkandung dalam setiap nada. Momen seperti ini menjadi waktu yang berharga baginya, di mana dia bisa sepenuhnya menyatu dengan musik dan melupakan segala urusan dunia.

"Oke, kalian semua, dengarkan aku," kata Jessica dengan suara yang hangat kepada para muridnya yang berkumpul di ruang musik. "Hari ini, kita akan fokus pada teknik pemanjangan melodi dalam permainan biola. Ini penting karena memungkinkan kita untuk mengekspresikan lebih banyak emosi dalam musik kita."

Para murid mengangguk penuh antusiasme, siap untuk memulai.

"Baiklah, ayo kita mulai dengan latihan. Aku akan menunjukkan contohnya, dan kemudian kalian akan mencobanya sendiri," lanjut Jessica sambil mengangkat biolanya.

Dia mulai memainkan melodi yang lembut dan indah, menunjukkan teknik pemanjangan melodi dengan lancar dan penuh perasaan.

"Lihatlah bagaimana nada-nada panjang ini memberikan kesan yang lebih dalam pada musik," jelas Jessica sambil menatap para muridnya. "Sekarang, coba kalian semua praktekkan."

Para murid mulai mempraktekkan teknik yang diajarkan oleh Jessica dengan penuh semangat, mencoba untuk meniru permainannya dengan baik.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
Sumawita
bunuh aja nenek tak punya hati itu
yumna
siapa yg mau membunuh mma jesica sbnernya.....kashn km jes....ayo zayn hbisn orang"tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!