NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:96.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

[sequel my letnan 3]

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

cosplay kang ojol

Argan duduk di atas motor dinas CBR dengan helm yang belum lepas dari atas kepala dan memakai jaket berlogo ojek online milik Seno yang ia pinjam, serta masker yang menutupi mulutnya karena hari ini ia menemui sang adik yang sedang pendidikan di Akpol yang terdapat di Semarang, agak menempuh jarak yang cukup jauh dari Iswahjudi tempat ia berdinas tapi mau bagaimana lagi, hanya dirinya yang dekat dengan sang adik bungsu, jadi mau tak mau ia yang memantau adiknya karena kalau tidak sang Mama akan terus menerus menerornya untuk melihat keadaan si bungsu kesayangan.

"Bang!" seru pria tak kalah tampan dari Argan berkepala plontos berlari menghampri dirinya yang sudah sekitar lima belas menit menunggu sang adik di pintu gerbang akademi. Adiknya malah tertawa ngakak begitu tiba di hadapannya "hahahaha... Abang cosplay jadi kang ojol apa gimana? Wah seru nih kayaknya di abdikan terus di masukin ke Medsos biar ramai dan masuk artikel terus tulisannya gini 'Pensiun dini menjadi pembalap motor ARRC ternyata Argantara putra Bimantara memilih jadi kang ojol.' Keren gak tuh masuk artikel begitu!"

Argan berdecak mendengar ledekan sang adik. "Gue jitak ya Lo!" geram Argan melihat sang adik yang masih ngakak.

"Hahaha... Jangan galak-galak dong bang. Mana pesenan Idan?" pria itu menengadahkan tangannya ke udara.

Argan mengeluarkan plastik berukuran besar dari tas ransel yang ia kenakan lalu menyerahkannya pada sang adik yang berisikan perlengkapan bocah itu di asrama yang sudah Argan beli lebih dulu sebelum pergi mengunjungi Aidan, lalu ia memberikan plastik berukuran sedang yang merupakan makanan untuk Aidan dan juga teman-teman akademinya. "Nih, makan. Jangan lupa di bagi sama rekan yang lain."

Aidan tampak tersenyum senang dan matanya berbinar saat membuka isi plastik tersebut "wah, makasih bang. Kalau gitu Idan masuk ya. Nanti di hukum pengurus kalau Idan balik gak tepat waktu."

Argan tampak mengangguk "baek-baek di akademi."

Aidan mengangguk dan berlari masuk ke area akademi meninggalkan Argan yang masih menatap kepergian sang adik sampai Aidan benar-benar menghilang dari pandangannya baru pria itu pergi dari sana.

Aidan sudah dua tahun lamanya menjalankan pendidikan di Akpol Semarang, Sementara Argan baru satu tahun di Magetan selepas dia lulus dari akademi angkatan udara Yogyakarta.

Argan membelah jalanan akan kembali ke Magetan, tepat dimana ia berdinas. Namun sebelum ia keluar dari Semarang Argan ingin singgah sebentar ke warung tahu gimbal pak man yang kata Seno paling enak di Semarang.

Argan menghentikan motornya di depan warung tersebut dan langsung memasuki warung "tahu gimbalnya satu porsi pak." ucap Argan pada penjual tahu gimbal tersebut.

"Makan sini mas?"

"Nggih pak. Sama minumnya pakai teh manis dingin ya."

Bapak penjual tersebut mengangguk "nggih mas. Kalau begitu tunggu sebentar."

Argan mengangguk dan mencari tempat untuk ia duduki. Di sekeliling Argan banyak orang yang makan disana bersama teman, rekan atau pasangan, hanya Argan saja sendirian. Tadi sih ia mau mengajak Seno untuk pergi, namun pria itu ternyata masih harus bertugas, Sementara Argan hanya akrab dengan Seno dan beberapa rekan letting lainnya disana yang sayangnya masih pada bertugas, jadi mau tak mau ia pergi sendiri.

"Silahkan di nikmati mas." ucap penjual tersebut meletakkan tahu gimbal pesanan Argan di meja yang ada di hadapan pria itu.

"Inggih pak, matur nuwun."

Akhrinya Argan mulai menikmati tahu gimbalnya yang ternyata memang sangat enak.

Selesai menyantap tahu gimbalnya Argan duduk sejenak lebih dulu disana menikmati kota Semarang sambil menunggu tahu gimbalnya turun sampai ke perut seraya menyeruput teh manisnya.

Setelah di rasa sudah turun, Argan berdiri. Membayar makannya dan kembali akan melanjutkan perjalanannya menuju Magetan yang tidak dekat, karena memakan waktu kurang lebih tiga jam setengah.

"Mas Go-Jek ya?" langsung saja Argan yang sudah duduk di atas motornya dan menggunakan helm serta masker itu menoleh ketika mendengar suara seorang gadis bertubuh mungil tepat berada di sebelahnya, masih sibuk dengan mengubek isi tas tanpa melihat Argan.

"Tap-"

"Boleh tolong anter saya gak mas, ke Salatiga. Mau pesen dari aplikasi sudah keburu soalnya. Nanti ongkosnya saya kasih lebih deh" jelas gadis itu memotong ucapan Argan, ia mendongakkan kepala setelah memasukkan stetoskop kedalam tas dengan terburu-buru. Gadis itu menatap Argan.

Semantara Argan tersentak begitu tatapan keduanya bertemu.

Gadis itu...

Gadis perkembangan biakan yang tiga bulan lalu ia temui di book store yang ada di Surabaya. Dan gadis penyebab wudhu yang selalu ia jaga batal begitu saja.

Mata gadis itu mengerjap memperhatikan Argan dan juga motor CBR yang ia naiki, yang membuat gadis itu malu bukan karena ia pernah bertemu Argan sebab pria itu memakai masker, tapi karena dia melihat bahwa motor itu jelas bukan motor biasa melainkan motor milik negara, karena memiliki plat berlogo TNI.

"B-bukan Go-Jek ya mas ternyata... Maaf." sungguh malunya gak ketulungan. Tapi wajar saja sih gadis itu sampai tertipu karena Argan memakai jaket driver ojol. Bukan hanya gadis itu saja, siapapun pasti akan mengira dirinya driver ojek online.

Selanjutnya Argan malah acuh, dan menghidupkan mesin motornya lalu meninggalkan gadis itu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata. Sementara gadis itu hanya diam di tempat memperhatikan kepergian Argan dengan tatapan sendu. Ia tampak menghela nafas lelah.

Tapi sebelum Argan benar-benar menjauh, Argan melirik kaca spionnya melihat gadis itu yang berdiri celingak-celinguk mencari kendaraan umum untuk di tumpangi.

Dan aksi gadis itu membuat Argan tak tega, alhasil ia putar balik menghampiri gadis itu lagi.

Gadis itu menatap bingung Argan yang tiba-tiba kembali, dengan sopannya ia bertanya "ada yang ketinggalan mas?" dengan suara lembutnya, seakan tidak terjadi hal apapun sebelumnya.

Argan menatap gadis itu sejenak, lalu berkata "ayo saya antar."

"Eh?" Perkataan Argan membuat gadis itu terkejut.

Argan malah berdecak kecil "kita searah, ayo sekalian saya antar." dengan nada suara yang teramat datar. Argan bukan modus ya, dia cuma tidak tega melihat gadis ini, jadi ia menawarkan tumpangan. Lagian Argan juga tidak bohong karena mereka memang searah.

Mata gadis itu tampak berbinar "sing nggena ta?"

Argan mengangguk "nggih. Kalau mbak-nya mau."

"Wah kalau begitu, matur suwun mas."

Argan tidak menjawab ucapan terimakasih sang gadis "naik." titahnya malah menyuruh gadis itu naik keatas motornya.

Gadis itu menurut, naik keatas motor Argan dan duduk dengan jarak yang sangat jauh dari pria tersebut, bahkan gadis itu duduk di jok paling ujung.

Sementara Argan menyadari gadis itu yang duduk di ujung jok motornya hanya tersenyum kecil sambil melirik kaca spion. Terserah gadis itu mau duduk di mana yang penting wudhunya tidak batal lagi karena gadis itu.

Sepanjang jalan mereka tidak berbicara, bukan sebantar keduanya di atas motor tersebut bahkan sampai satu jam lebih. Tapi tidak berbicara sama sekali dan berbicara hanya karena Argan bertanya Salatiga-nya di bagian mana dan setalah itu tidak berbicara lagi sampai tiba di tujuan gadis itu.

Gadis itu langsung turun dari atas motor Argan begitu tiba.

"Matur suwun mas. Iki Eneng yorto gaweh tuku bensin." gadis itu memberikan uang selembar seratus ribu.

Dengan segera Argan menolak. "Suwun mbak, tapi Ra usah. Saya ikhlas bantu karena memang searah." baru kali ini Argan berbicara panjang kali lebar dengan orang yang baru ia kenal, lebih-lebih itu perempuan.

"Tapi mas-"

"Simpan aja." ujar Argan pada akhirnya.

"Sing nggena ta?"

Argan mengangguk "saya permisi" Argan menghidupkan mesin motornya.

"Eh, tunggu mas!" gadis itu mengubek tas ranselnya entah mengambil apa membuat Argan yang sudah akan pergi langsung urung.

"Ini saya punya bang-bang, itung-itung sebagai tanda terimakasih karena wes anter saya sampai sini." ujarnya sembari mengulurkan jajan ringan bang-bang itu di hadapan Argan. Awalnya Argan terdiam tidak meraih Snack tersebut. Namun dengan cepat gadis itu menarik tangan Argan karena tidak sabar. Membuat Argan tersentak kaget dan sudah di pasti untuk kedua kalinya wudhu Argan batal karena ulah gadis di hadapannya ini lagi.

Ia memicingkan matanya geram, tapi apa boleh buat sudah terlanjur.

"Makasih."

Gadis itu lantas tersenyum "aku yang harusnya yang kesuwun karena mas wes baik banget mau nganter. Semoga Allah balas kebaikan mas, Amin."

Argan hanya tersenyum kecil di balik maskernya menanggapi ucapan gadis itu. Menatapnya cukup lama, lalu tiba-tiba saja mulutnya terbuka "Saya boleh tau siapa nama kamu?" entah mengapa tiba-tiba saja, pertanyaan itu melintas di kepalanya. Mungkin karena Argan memang penasaran dengan nama gadis di hadapannya ini karena ini kali kedua mereka bertemu.

Gadis itu kembali tersenyum ramah "Nasya. Nama saya Nasya kayshila mas."

Entah mengapa mengetahui nama gadis tersebut membuat hati Argan bersorak heboh, perasaan asing itu kembali hanya karena ia mengetahui nama sang gadis.

"Saya Argan" setelah memperkenalkan diri Nasya dengan buru-buru undur diri dan Argan juga pergi melajukan motornya dengan alasan perjalananya masih sangat jauh. Yang memang benar adanya, karena masih ada dua jam perjalanan lagi untuk sampai ke Magetan.

"Nasya..." gumam Argan berulang kali menyebutkan nama gadis itu sepanjang jalan perjalanan menuju Magetan.

1
Ana_Mar
bang argan....love you sekebon bang/Kiss//Kiss/
Jossy Jeanette
mas argan bisa manis juga yaa..suh senengnya nasya dapat cincin yg cantik pas dijari juga😍
Eni nuryani
di bagian ini kan author nulis pas mengumandangkan takbir.....jadi maaf ya sebelumnya, untuk takbir &salam imam memang mengucapkan, kecuali Al Fatihah &surah2 dlm sholat tsb...
ŘƏ£♡ve
aaaaa jd inget ayank ....
melelleeeeeh nasyaaaaa
Heny Janitasari
🧡🧡🧡
💗AR Althafunisa💗
😂😂😂😂😂😂
Miksiba Andri
kelihatan author ga pernah sholat dhuhur berjamaah....
berjamaah sholat dhuhur baca al-fatihah nya ga dikeraskan boooooz..... ☺
Chika cha: makasih kak udah di kasih tau. jujur di sini masjid jauh banget dari rumah jadi gak pernah sholat zhuhur, ashar di masjid.
total 1 replies
💗AR Althafunisa💗
Kuar dah posesif nya si Nasya, enak aja ya Sya. Si ganteng cuma milik kamu seorang 😂🥰
💗AR Althafunisa💗
Maaf ka, setau sy kalau Zuhur dan ashar kalau jadi imam itu bacaannya ga kaya sholat jamaah maghrib isya sama subuh. Tidak bersuara 🙏
💗AR Althafunisa💗: Hehe... iya ka, sy tau krna pernah ikut jamaah. Jadi dari situ sy baru tau juga 🤣
Chika cha: sip kak, gak pernah sholat dzuhur, ashar di masjid kak😭
total 2 replies
Surtinah Tina
senengnya mereka berdua..,😍😍😍🥰
risa Muawenah
uuuhhhh suka banget
bagus novelnya
risa Muawenah
lagi kasmaran gk tuh /Drool//Drool/
Heny Janitasari
lanjut thor
Ita Mariyanti
🤣🤣🤣🤣
Jossy Jeanette
argan..disamain dgn ac 1pk😅
Surtinah Tina
hehehe. kocak juga para temen argan
Surtinah Tina
kita juga bisa gila Nasya...😀😀😀
Heny Janitasari
🧡
Rizky Tria
bang Argan bikin gempar kesatuan 😅😅
Naswa Al rasyid
yee.... akhirnya pengajuan, jd tambah penasaran kak, gimana sikap bg argan stelah menikah, klo bg aidan tetep kocak ama yura, klo bg argan tetep dingin gak ya... 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!