Resign

Resign

Episode 1

"Ini." Suara dari sang atasan setelah Felicia memberikan dokumen yang sudah disortirnya itu untuk segera ditanda tangani. Dan saat dirinya akan membacakan jadwal atasannya hari ini.

Felicia akhirnya menoleh dan dapat dilihatnya sang atasan sedang menyodorkan kartu undangan kepadanya.

"Siapa yang akan menikah pak?" Tanya Felicia sambil mengambil kartu undangan yang disodorkan atasannya.

"Saya yang akan menikah, acaranya 2 minggu lagi. Kamu harus hadir ya." Kata Felix atasan dan Felicia.

Felicia yang mendengar itu terdiam, untuk sesaat ekspresi kaget terlihat diwajahnya itu.

"Bapak ternyata punya pasangan ya, saya kira bapak selama ini jomblo loh." Ucap Felicia dengan sedikit candaan agar canggung tidak menghampiri.

"Saya sudah bertunangan cukup lama." Ucap Felix memberitahu. Memang tidak banyak orang yang tau sebenarnya dia sudah memiliki calonnya sendiri hanya keluarga dan teman dekatnya. Dan pertunangan itu sebenarnya sudah cukup lama, bahkan sebelum sekretarisnya bekerja dirinya sudah bertunangan.

Felicia yang mendengar itu hanya mengangguk paham dan mencoba kembali konsentrasi dengan pekerjaannya saat ini.

"Baik. Saya akan bacakan jadwal anda hari ini sekarang ya, pak." Ucap Felicia tidak ingin melanjuti topik tadi.

"Hari ini, pukul 09:30 anda akan menghadiri rapat di perusahaan Santosa, dilanjuti dengan makan siang bersama dengan direksi dari perusahaan Clara Beauty untuk membahas kelanjutan kerjasama antar perusahaan dan setelah selesai anda memiliki jadwal meeting lagi di perusahaan kita pada pukul 14:15. Setelah itu, jadwal hari ini sudah selesai." Ucap Felicia membacakan semua jadwal Felix hari ini.

Felix yang mendengar itu mengangguk paham.

"Oh, iya. Untuk jadwal beberapa hari ke depan apa bisa kamu undur?" Tanya Felix

Mendengar itu Felicia kembali melihat ke arah ipad ditangan membaca semua jadwal-jadwal yang harus dijalani atasannya.

"Saya akan mencoba menanyakan masalah perpindahan jadwal dengan perusahaan yang akan kita temui nanti, pak. Setelah itu, saya akan konfirmasi kembali ke bapak." Ucap Felicia lalu dia segera menuju ke ruangannya yang terletak di samping ruangan atasannya setelah pamit.

Felix hanya mengangguk saja sambil memperhatikan sekretaris itu beranjak.

'Apa aku harus membuat pintu di tembok ini ya?' Pikir Felix sambil melihat tembok yang terbuat dari kaca yang membuatnya bisa melihat sang sekretaris sedang menelpon saat ini.

Saat sedang memikirkan itu telefonnya berbunyi dengan dering yang sudah sangat dihafalnya.

"Halo, ada apa? Tumben banget telfon jam segini." Felix langsung bertanya setelah dirinya mengangkat telfon dari tunangannya.

"Nggak papa, aku cuma mau bilang aku ada jadwal ke Paris besok sayang." Balas Angel

"Loh, besok itu kita harus fitting baju kita. Dan kita harus pergi beli cincin dan lagi masih banyak yang harus kita persiapkan besok." Ucap Felix kesal dengan jadwal Angel yang baru diberitahukan kepadanya itu.

"Apa tidak bisa dibatalkan?" Tanya Felix lagi.

"Nggak bisa, sayang. Kamu tau kan ini tuh penting banget buat aku." Balas Angel.

"Ya sudah kalau tidak bisa. Nanti kita bicarakan masalah ini lagi. Sekarang aku sedang sibuk." Ucap Felix langsung mematikan sambungan telfon itu karena sudah sangat kesal tanpa menunggu balasan dari tunangannya yang sering sekali membuatnya emosi akhir-akhir ini karena jadwal yang sering diberitahu tiba-tiba seperti saat ini contohnya.

Lalu, tanpa sadar kepalanya menoleh ke arah samping dapat dirinya lihat sekretarisnya yang terlihat seperti sedang menghapus air matanya.

Membuatnya mengernyit, memikirkan apa ada sesuatu yang terjadi kepada sekretarisnya itu.

Tapi, itu hanya sesaat setelah dia melihat Felicia yang sedang melihat ke arahnya sambil mengangguk. Membuatnya berpikir dia hanya salah lihat tadinya mungkin saja sang sekretaris hanya mengucek matanya saja.

Akhirnya, Felix kembali fokus ke pada pekerjaannya yang sudah sangat menumpuk. Dia berniat mengerjakan pekerjaannya yang seharusnya untuk beberapa hari ke depan karena berniat meliburkan diri nantinya.

Terlalu fokus kepada pekerjaannya Felix bahkan nyaris melewatkan rapat.

Hingga, suara ketukan pintu berbunyi.

"Masuk." Suruh Felix.

"Ada apa?" Tanya Felix setelah melohat yang datang adalah Felicia.

"Tuan, kita sudah harus berangkat untuk menghadiri rapat." Ucap Felicia mengingatkan Felix yang saat ini sedang membaca laporan keuangan.

Mendengar itu Felix mengangguk dan mulai mengambil beberapa barang yang ada di mejanya untuk dia bawa dan dia kerjakan di perjalanan nantinya.

"Ada yang bisa saya bantu bawakan, pak?" Tanya Felicia saat melihat barang yang diambil oleh Felix lumayan banyak.

Mendengar itu Felix langsung mengangguk dan memberikan beberapa berkasnya kepada Felicia untuknya pegangi. Felicia pun langsung menerimanya dan memegang berkas yang diserahkan Felix kepadanya.

Setelah itu, mereka berdua berjalan keluar bersamaan.

"Bukankah pak Felix dan bu Felicia sangat cocok." Ucap salah satu karyawan yang melihat mereka berdua melintas dari balik dinding kaca.

Mendengar itu, beberapa karyawan yang lain ikut menimpalinya.

"Kamu benar, mereka tampak sangat serasi saat bersama bukan." Ucap yang lainnya

"Sebenarnya awalnya aku justru mengira mereka itu dua bersaudara awalnya. Apalagi nama mereka yang agak mirip itu." Kata ketua divisi di dalam ruangan itu.

"Ya, sebenarnya saya juga merasa seperti itu pak. Apalagi wajah bu Felicia dan pak Felix sedikit mirip kan." Timpal seseorang sekali lagi.

Mengabaikan para karyawan yang seperti tidak memiliki pekerjaan itu.

Sekarang Felicia dan Felix sudah dalam perjalanan ke perusahaan Santoso.

Felix dari tadi mengerjakan tugasnya. Sedangkan Felicia fokus menyetir mobil Felix seperti biasanya.

Setelah setengah jam berlalu akhirnya mereka sampai juga.

"Pak, kita sudah sampai." Ucap Felicia memberitahu Felix.

Felix langsung menoleh dan melihat sekeliling lalu menganggukan kepalanya. Setelah itu, meletakkan berkas ditangannya di kursi belakang dan mengambil berkas yang dibutuhkan untuk presentasi nantinya begitu pun Felicia yang ikut mengambil berkas dan ipad yang yang biasa dia gunakan sebagai pengganti notebook nya itu.

Setelah itu mereka segera masuk ke perusahaan itu, mereka berdua diantar oleh salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan itu.

"Ini adalah ruang rapatnya pak, bu." Kata karyawan yang mengantar mereka berdua.

Mereka berdua mengangguk mengerti.

Felix langsung membuka pintu ruangan itu sedangkan Felicia sebelum masuk mengucapkan terima kasih terlebih dahulu.

"Terima kasih sudah mengantar kami." Ucap Felicia sambil tersenyum.

Karyawan wanita itu mengangguk dan menanggapi ucapan Felicia dengan senyumnya.

Setelah itu, dia pamit pergi meninggalkan Felicia.

Felicia sendiri pun langsung masuk ke dalam setelah wanita tadi pergi meninggalkannya.

"Kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih bukan, itu sudah menjadi tugasnya mengantar kita." Ucap Felix setelah Felicia duduk di sampingnya.

"Ya, pak. Tapi seperti kata saya biasanya. Tidak sulit bagi kita untuk menghargai seseorang dan mungkin ada orang-orang yang merasa dihargai hanya dengan ucapan terima kasih bukan." Kata Felicia.

~bersambung

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal thor..

2024-04-18

0

FUZEIN

FUZEIN

Hi...saya baru nak baca ni....semangat terus ya thorrr...bab yg pertama ni sangat menarik...saya suka

2024-04-03

2

꧁SNA ⋆⃟

꧁SNA ⋆⃟

HAY GAIS 🥰 AKU OWNER " SIPUTRI PENUH RAHASIA "

JANGAN LUPA MAMPIR YA, KITA SALING DUKUNG

2024-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!