NovelToon NovelToon
The Miracle Exists

The Miracle Exists

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:49.5k
Nilai: 5
Nama Author: ilmara

(DALAM TAHAP REVISI DARI BAB 21-40 ALUR AKAN SEDIKIT DIRUBAH DARI SEBELUMNYA)🙏
Bismillahirrohmanirrohim.
Erlang tak pernah percaya jika keajaiban itu ada, hidupnya setiap hari penuh dengan rasa sakit mendengar pertengkaran kedua orang tuanya yang tak pernah usai, menjadi anak broken home membuat Erlang jadi pribadi yang sangat dingin bahkan tak tersentuh.

Hidup Erlang mulai berubah ketika bertemu dengan seorang gadis cantik yang berhasil memikat hatinya.

Bagaimana Erlang membuat Arsyi mencintainya? dan apakah Erlang berhasil keluar dari hidup penuh kegelapan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TME 2

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

... 🍒Selamat membaca semua🍒...

"Sini kamu!"

Tatapan tajam itu mengarah pada laki-laki muda di hadapan pria paru baya suara sang ayah semakin meninggi membuat Erlang tak bisa beranjak dari sana. Sekarang dia tidak dapat pergi begitu saja setelah mendapatkan tatapan tajam itu.

Erlang pasrah ditambah lagi dia melihat tangan sang ayah mulai meraih sebuah cambuk berukuran sedang.

"Duduk!" maki Prayuda.

Ya, Erlang tidak dapat melawan walaupun kata-katanya sering terdengar pedas meluncur dari mulut untuk menekan orang tuanya tapi untuk menyakiti fisik Erlang tidak mampu melakukan hal tersebut.

"Lepas tasmu, Erlang!"

Tidak ada jawaban dari Erlang tapi dia tetap menuruti sang ayah untuk melepaskan tas hitam yang berada di punggung.

Serek....

Satu cambukan keras mendarat sempurna di punggung Erlang, dia tidak menangis, tidak pula merasa sakit seakan semua yang Erlang rasakan sudah mati rasa. Bahkan bekas cambukan dari sang ayah dua hari lalu belum kering sekarang Erlang sudah mendapatkan cambukan lagi.

Bukan hanya sekali Prayuda mencambuk putra semata wayanya tapi berkali-laki tak peduli Erlang merintih kesakitan atau tidak.

"Dengar Erlang ini akibatnya jika melawan orang tua!" tekan Prayuda berlalu pergi dari hadapan Erlang setelah puas menyiksa putra sendiri.

Kepergian ayahnya membuat Erlang tertawa kecut. Tawa penuh akan luka dan rasa sakit. "Lakukan sesukamu ayah bahkan sampai aku meregang nyawa pun silakan, bukan aku hanya boneka di rumah ini!"

Darah segar mengalir dari punggung Erlang, dia tidak peduli buru-buru bangkit dari sana ketika melihat seorang mendekat.

"Den biar bibi obati."

"Tidak apa bi, Erlang baik-baik saja. Tolong bereskan kekacauan ini saja."

"Tapi den..."

"Erlang baik-baik saja bi, Erlang tidak berbohong. Titip rumah ya sebentar lagi Erlang harus pergi."

Bi Minah mengangguk patuh dia tidak dapat memaksa majikan mudanya itu. Sebenarnya bi Minah sudah lama ini berhenti bekerja di rumah itu tapi melihat Erlang yang selalu disiksa oleh kedua orang tua sendiri membuat bi Minah sungguh tidak tega untuk meninggalkan Erlang sendiri.

Usai ganti baju Erlang segera pergi setelah berpamitan dari dengan bi Minah. "Aku harus mencari tempat tinggal, sudah tidak sanggup harus bertahan di rumah nyatanya seperti neraka." Erlang menatap rumah megah di depanya dengan tatapan sedih.

Sejenak setelah menatap rumah berwarna putih itu Erlang berlalu untuk mencari tempat tinggal baru. Mencari beberapa tempat pilihan Erlang jatuh pada sebuah kos-kosan kecil jauh dari rumahnya dekat dari tempat kuliah.

"Disini saja lebih baik, ayah dan orang-orangnya tidak akan bisa menemukan aku disini, tidak apa walaupun hanya kos-kosan kecil tidak masalah," keputusan Erlang sudah bulat.

Selesai membayar uang muka Erlang merasa perut keroncongan memutuskan untuk mencari makan. Dia memutuskan makan di sebuah restoran sedikit jauh dari tempatnya mencari tempat tinggal tadi.

Baru saja kakinya melangkah masuk pandangan pertama yang Erlang lihat kedua orang tuanya sedang tersenyum bahagia di hadapan rekan bisnis mereka.

"Benar-benar munafik," Erlang tersenyum kecut melihat pemandangan indah tapi sebenarnya menyakitkan.

Andai pemandangan saat ini Erlang lihat bukan sebuah kebohongan dia pasti akan sangat bahagia sayangnya semua palsu.

Bruk!

Erlang dan seorang gadis tidak sengaja bertabrakan. "Maaf saya tidak sengaja," ucap gadis itu masih menunduk.

Hmmm.

Merasa Erlang memaafkannya gadis itu segera kembali duduk di mejanya bersama seorang teman. Tempat mereka tidak jauh dari meja kedua orang tua Erlang.

"Erlang sini sayang," panggil Kamila ketika tak sengaja melihat kehadiran putranya setelah orang yang menabrak Erlang sudah tidak ada.

Dengan langkah malas Erlang berlajan menuju meja makan tempat kedua orang tuanya.

Cek!

"Sial! kenapa harus bertemu disini kalau begini orang-orang akan tambah percaya dengan julukan keluarga Prayuda yang selalu harmonis."

Tiba-tiba sebuah ide bagus muncul di kepala Erlang membuat dia sedikit senang. "Baiklah biar aku yang melakukannya."

Kamila dan Prayuda mengenalkan Erlang pada rekan bisnis mereka lalu lanjut mengobrol. Keluarga Prayuda benar-benar terlihat sangat harmonis tak jauh dari tempat mereka duduk ada sepasang suami istri sedang ribut.

"Lihat kalian berbeda sekali dengan mereka," puji rekan bisnis Prayuda.

Justru mereka lebih mengerikan daripada pasangan suami istri itu!

"Kita keluarga jadi harus saling melindungi dan menyayangi," ujar Prayuda.

"Apa yang dikatakan mas Yuda benar," sambung Kamila, ingin sekali rasanya Erlang muntah mendengar perkataan ibu ayahnya bohong belaka.

"Arsyi lihat," ucap seorang yang duduk di meja sebelah Erlang dan keluarga.

Gadis bernama Arsyi itu sedang fokus menyantap makananya harus tertunda sejenak dia memang tidak peduli akan keributan yang terjadi di sebelahnya. Arsyi gadis yang tak sengaja bertabrakan dengan Erlang tadi.

"Why? Farida,"

"Itu lihat." Farida menunjuk meja di sebelah mereka dimana keributan terjadi.

"Lalu apa masalahnya Far itu bukan urusan kita biarkan saja."

"Bukan itu masalahnya lihat keluarga disebelah mereka terlihat sangat harmonis." Arsyi belum tahu kemana arah pembicaraan sahabatnya ini.

Sedangkan Erlang masih bisa mendengar jelas obrolan Arsyi dan Farida.

"Aku masih belum paham."

"Lihat mereka ribut karena suaminya selingkuh perempuan itu memang sangat membahayakan bukan." Arsyi tersenyum mulai paham apa yang ingin dibicarakan oleh sahabatnya.

Gadis berbalut baju dan hijab syar'i itu tidak langsung menjawab perkataan Farida melainkan mengambil sesuatu dari dalam dompetnya.

"Kamu tahu ini, Far?" Arsyi menunjukkan sebuah uang kertas pada Farida.

"Uang, siapa yang tidak tahu dengan benda satu itu."

"Betul." Arsyi mengacungkan jempolnya.

"Kalau perempuan wajar berbahaya karena sesuatu yang bernyawa. Tapi uang benda mati bahkan lebih berbahaya daripada perempuan. Kita semua tahu benda mati tidak dapat melakukan apapun tapi tidak dengan uang." Arsyi menjeda perkataan meneguk air minum.

"Uang benda mati bahkan hanya selembar kertas tapi luar biasa sekali bisa membeli perempuan, bisa membeli kekuasaan, dapat menghancurkan sebuah keluarga jika perempuan hanya menghancurkan satu keluarga kecil saja, uang bahkan bisa menghancurkan keluarga besar, meretakan hubungan pertemanan. Jadi lebih berbahaya mana perempuan dengan benda mati ini."

"Kamu benar Arsyi, kenapa aku baru menyadari hal ini."

"Bukan itu saja Farida, sekarang bahkan uang lebih utama daripada sebuah keadilan dan kehormatan. Keadilan dan kehormatan saja bisa dibeli dengan uang lalu bagaimana yang untuk hal lain?"

Gleg!

Bukan hanya Farida tertegun mendengarkan penjelasan Arsyi, laki-laki tampan yang duduk di meja sebelah mereka pun ikut tertegun mendengar penjelasan Arsyi. Erlang kira dua perempuan duduk di meja sebelahnya akan menggosipkan keributan yang terjadi tentang perselingkuhan baru saja terjadi di restoran tempat mereka makan tapi ternyata disalah.

Penjelasan Arsyi semakin membuat pikiran Erlang terbuka lembar, dia merasa sedikit beruntung mendapatkan penjelasan tak sengaja dari kedua gadis yang duduk di sebelah meja mereka beruntung sang ibu menyuruhnya untuk bergabung.

Erlang melirik ayah, ibunya. "Ayah, ibu, Erlang sudah selesai boleh pergi lebih dulu ada yang harus aku lakukan."

Prayuda dan Kamila mengizinkan Erlang pergi setelah berpamitan dengan rekan bisnis sang ayah.

Maafkan aku ayah, ibu. Aku terpaksa mengambil langkah ini agar kalian berdua tak terus seperti ini. Gadis tadi benar jika masih ada uang semua bisa dilakukan!

1
Yani
Cerita yang bagus ga bertele" singkat padat happy ending ttp semangat berkarya terus 👍👍👍💪💪💪❤❤❤🙏🙏🙏
Yani
Cerita yang bagus sayang udah tamat tapi ga thor happy ending ttp semanat thour minal Aidin walpa izin juga 🙏🙏
Yani
Selamat buat Arsyi dan Etlang semoga menjadi kelearga SAMAWA
Yani
Setelah sukses baru mengakui anaknya
Yani
Semoga lancar sampai hari H
Yani
Alhamdulillah lamarannya di terima
Yani
Jeng....... bikin tegang
Yani
Bikin deg-degan ni semoga di terima lamarannya sama ayah Alvan
Yani
Semoga di terima lamarannya Erlang
Yani
Duh senengnya tinggal bicara sama ayahnya Alvan
Yani
Kira" mau bicara apa ya Erlang
Yani
Arsyi takut dengan perasaannya takut ga berjodoh sama Erlang
Yani
Ayah Alvan menjaga putri" dengan baik
Yani
Di kantin rame kayanya gara" ada Abiyan dan Ratara
Yani
Sama" sudah jatuh cinta tu belum nyadar dua" nya
Yani
Tenang Arsyi bukan siapa" ko
Yani
Tau ga bisa di ajak becanda masih aja di candain
Yani
Abiyan baru inget punya janjo
Yani
Kasian Erlang jadi menyakiti diri sendiri karena ulah orang tuanya
Yani
Kasian Erlang butuh konsultasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!