Sistem Online Shop

Pagi hari telah tiba, Sean terbangun oleh suara cuci piring dan tangisan bayi di jam 04:45 pagi, ia melihat ibunya Vincent yang sedang menggendong bayi sambil mencuci piring, lalu Vincent yang sedang menyortir barang bekas di belakang rumahnya, adik dan ayahnya masih tertidur.

Sean bangun dan mencoba membantu Vincent menyortir barang bekas "Eh Sean! tak usah repot-repot, kamu kembali tidur saja, aku sudah terbiasa kok!" ucap Vincent.

"Tidak apa-apa lah, lagian aku ga enak cuman tiduran tanpa melakukan apa-apa!" timpal Sean.

Aktivitas sehari-hari Vincent telah Sean bantu hingga jam menunjukkan pukul 05:40 pagi, lalu setelah selesai membantu Sean langsung melihat layar smartphone ajaib nya untuk melihat misi hariannya.

[Misi harian level 2]

[Beli 10 Produk di aplikasi kami]

[Hadiah $0 + Saldo $1.000]

-Saldo $1.000 ($0)

-Saldo $1.000 ($0)

-Saldo $1.000 ($0)

-Saldo $1.000 ($0)

Lagi-lagi sistem online shop nya menjual saldo uang yang membuatnya tak habis pikir.

"Akhir-akhir ini sering muncul penjualan saldo! Apakah sistem mengetahui kalau aku tidak ada di rumah dan kurir ajaib tidak mau muncul di tempat orang lain??" gumam Sean sambil memikirkan itu.

[10x Pembelian saldo $1.000 telah berhasil]

[Misi selesai]

[Hadiah diberikan]

[Total saldo rekening $79.000]

[Sempai jumpa di misi selanjutnya!]

Dengan bertambahnya uang saldo rekening yang semakin banyak, Sean mencoba untuk mengajak jalan-jalan kedua sahabatnya ke kota untuk belanja seharian.

Lalu Sean menghampiri Vincent yang sedang bersiap-siap untuk memulung "Vin, tidak usah kerja hari ini, biar aku yang traktir keluarga mu" tawar Sean sambil memberikan uang sebanyak $200

Awalnya Vincent menolak karena merasa tidak enak, tapi Sean memaksanya terus menerus hingga akhirnya Vincent mengiyakan dan setuju.

Sean dan Vincent pergi kerumahnya Ben untuk mereka ajak, kalau Ben tidak memerlukan waktu lama ia langsung setuju setelah Sean memberikan uang pada ayahnya $200.

Mereka bertiga pagi-pagi akan berjalan-jalan ke kota "Woy! Apa kita akan berjalan kaki ke kota?!" tegur Ben yang berisik. Sean membalas ucapan Ben "Sabar bentar! Ini sebentar lagi datang jemputan kita!"

Vincent selalu diam tanpa banyak bicara dan hanya selalu tersenyum dan tertawa jika melihat dan mendengar Ben dan Sean ribut seperti itu.

Jemputan mobil dari jasa aplikasi Go Car Online telah datang, mereka bertiga pun masuk kedalam mobil itu "Pak! antar kami ke kota dekat pasar ya" ucap Sean pada pak supir.

Sean menyewa jasa mobil si pak supir itu dengan harga $500 untuk menjadi supir pribadi seharian dan juga untuk membawa barang belanjaan mereka nanti.

Sisa uang sakunya tinggal $4.600 setelah ia berikan pada Vincent dan Ben, juga pak supir.

Seperti biasa Ben terlihat antusias karena pertama kali naik mobil. Mereka pun telah berjalan menuju ke tujuan.

Beberapa saat kemudian telah sampailah di kota kecil.

Pertama-tama Sean mengajak mereka ke toko baju "Siapa yang mau beli baju?" tanya Ben. kemudian Vincent menyahut pertanyaan Ben "Mungkin Sean yang mau beli baju!"

"Hey guys! Pilihlah baju sesuka kalian dan sebanyak apapun yang kalian mau! Aku akan traktir semuanya!" seru Sean yang mengatakan itu dengan bersemangat.

Ben dan Vincent saling menatap satu sama lain yang masih belum mengerti perkataan Sean barusan "Maksudnya apa Sean?" tanya Vincent dan terlihat Ben yang bingung.

"Sudah jelaskan tujuan ku datang kesini untuk membelikan kalian pakaian sesuka kalian! Mana mungkin aku ajak kalian kesini hanya untuk nonton saja! Ayo cepat beli baju dan celana yang kalian mau!" jelasnya

Mendengar itu sontak Ben tidak ragu dan langsung menyerbu baju dan celana, berbeda dengan Vincent yang memilih pakaian dengan santai dan tenang.

"Ben belikan untuk ayahmu juga! Jangan pelit kau!" ujar Sean. Dan Ben menjawab "Iya! Berisik!.

"Hey Vin, belikan juga buat semua keluarga mu!" ucap Sean. Tapi Vincent seperti ragu dan berkata "Tapi Sean! Apa ini tidak kemahalan jika aku belikan untuk keluarga ku juga?" tanya ragu Vincent.

"Tenang! Aku jamin aman, kau tidak usah ragu, ambilah untukmu dan untuk keluarga mu dua atau tiga set pakaian!" ucap Sean dengan santai.

Ben dan Vincent sekarang terlihat jauh lebih keren dengan pakaian baru mereka yang terlihat seperti pemuda pada umumnya.

Beberapa saat kemudian mereka selesai berbelanja dan membawa sangat banyak pakaian dan telah dimasukan kedalam mobil sewaan tadi.

"Pak sekarang ke restoran di alamat xxxxx ini ya" pinta Sean dan mereka pun maju dan berjalan menuju restoran.

Sesam di depan restoran yang terlihat mahal dan mewah "Sean apa benar kita akan makan disini?" tanya Ben.

"Iya! Ayo masuk" jawab Sean.

Mereka telah duduk dan memesan makanan di menu yang tersedia. Sambil menunggu makanan datang mereka bertiga sedang asik mengobrol.

Tibalah makanan yang mereka pesan, makanan seafood, chinese food, japanese food dan italian food di meja besar dan makanan yang juga banyak.

"Terima kasih nona cantik, mau tidak jadi pacar aku?!" Rayu Ben pada salah satu pelayan wanita. Vincent dan Sean tertawa melihat Ben yang sedang merayu wanita pelayan.

Vincent dan Ben melihat makanan didepan mereka yang begitu mewah dan elegan membuat mereka terpaku dan terpukau.

Singkat kata, mereka langsung menyantap makanan itu dengan lahap sampai habis tak tersisa.

"Wah! Kenyang sekali!" ucap Ben sambil menepuk perutnya. Lalu Vincent berkata "Makanan ku sampai kau embat juga Ben! Parah kau!"

Tidak lupa sebelum pulang Sean memesan makanan kembali untuk di bungkus dan akan ia berikan pada keluarga Vincent dan Ben.

Setelah selesai makan mereka bertiga keluar restoran dan akan naik mobil, tiba-tiba ada segerombolan pria berbadan besar yang mengepung Sean dan kedua sahabatnya.

"Woy! Siapa tadi yang merayu istri ku saat sedang bekerja!" teriak pria itu sambil membawa senjata tajam.

Sean dan kedua sahabatnya itu terkejut melihat senjata tajam mereka. "Maafkan aku pak! Aku tidak tahu itu istri mu, aku mohon ampuni kami!" ujar Ben yang ketakutan.

Vincent dan Sean pun mencoba menjelaskan permasalahan yang sebenarnya hanya bercanda saja, namun gerombolan pria bersenjata tajam itu sebenarnya adalah anggota geng yang ditakuti di kota ini dan mereka terkenal ganas yang selalu membunuh siapapun yang berurusan dengan mereka.

Walaupun Sean menawarkan sejumlah uang, tapi mereka tidak memperdulikannya dan terlihat akan menghabisi Sean dan kedua sahabatnya itu.

Apakah ini akhir dari perjalanan mereka bertiga?