NovelToon NovelToon
Naina Si Gadis Panti

Naina Si Gadis Panti

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nike Julianti

Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.

Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.

Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.

"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Interview

Keesokan harinya Naina tetap melakukan kewajibannya seperti biasa, dia juga memilih ke dapur untuk membantu membuat sarapan keluarga besarnya, setelah siap sarapan, dia pun memulai perjalanan ke resto kerja tersebut.

Perjalanannya cukup aman, dari matahari yang bersinar terang. Kesibukan banyak orang yang memiliki tujuan yang sama, Naina juga memilih bus sebagai alat transportasinya. Setelah turun dari bus, Naina berjalan sekitar 5 menit untuk sampai ke restoran.

"Huft.... Bismillah," ucap Naina yang kini berdiri di depan restoran, ia mengumpulkan keberanian dan melangkah masuk ke dalam.

"Selamat pagi," ucap Naina pada seseorang yang kini sedang berdiri di dekat pintu masuk.

Karyawan yang sedang berdiri bersandar di meja kasir, hanya melihat Naina dan pergi seraya bilang pada rekan lainnya.

"Ada yang datang tuh, samperin sana!" ucapnya seraya ngeloyor pergi. Rekannya yang sedang menyapu pun, menyudahi kegiatannya dan menghampiri Naina.

"Iya, pagi, ada yang bisa di bantu, Dik?" tanya seseorang tersebut.

"Mmm, anu kak... Kemarin saya dapat panggilan untuk interview hari ini," jawab Nana gugup.

Ia memang sering berhubungan dengan banyak klien tetapi tidak secara langsung bertatap muka, ia hanya akan berbicara lewat sambungan telepon.

Kalaupun ada klien yang memaksa, ia akan memakai sebuah topeng dan menyamarkan suaranya dengan sebuah alat yang dapat merubah suaranya.

"Ooohh, iya. Mari, dek, saya antar ke ruangan Bu Sintya. Eh, kenalkan, aku Mira," ucapnya.

"Ah, Aku Naina, Kak. Panggil saja Nai," balas Naina tersenyum.

'Cantik banget nih anak, gue yang cewek aja kesemsem. Eits, tapi gua normal,' gumamnya dalam hati saat melihat Naina tersenyum.

"Kamu tunggu di sini ya, Bu Sintya sebentar lagi datang, kok," ucap Mira setelah sampai di salah satu ruangan.

"Iya, Kak, terima kasih."

"Santai aja, aku tinggal ya."

Setelah kepergian Mira, kini ia hanya duduk seorang diri di sofa dengan gelisah, menunggu wanita yang dipanggil Sintya oleh Mira.

Tak ada pikiran untuk bangun dari kursi tersebut, kakinya tak mau diam karena saking gugupnya.

CEKLEK!

Mendengar suara pintu terbuka, Naina pun refleks berdiri karena terkejut.

"Se-selamat pagi, Bu." ucap Naina gugup.

"Pagi, silahkan duduk," ucap bu Sintya, Naina mengangguk dan kembali duduk. Sintya yang melihat kegugupan di wajah Naina pun tersenyum.

"Hei, aku tidak akan memakan mu. Kenapa segugup itu?" canda Sintya mencoba mencairkan suasana.

"I-iya, Bu, maaf," jawab Naina, susah payah ia menelan salivanya.

"Jadi kamu yang bernama Naina?" tanya Sintya, setelah mereka duduk saling berhadapan.

"Iya bu" jawabnya.

"Di lihat dari nilai akademik mu, semua penghargaan yang di lampirkan dan juga kamu yang lulus di usia semuda ini. Dapat dipastikan kamu mendapatkan tawaran kuliah, kan?" Naina pun mengangguk.

"Kenapa tidak kamu ambil?"

"Mmm... sa-saya tidak mengambilnya karena harus keluar dari kota ini dan itu artinya saya harus jauh dari ibu dan adik-adik saya. Saya tidak mau bila harus seperti itu," jawab Naina, Sintya mengangguk-anggukkan kepalanya.

'Lagipula aku sudah mendaftarkan kuliah di kelas karyawan melalui jalur beasiswa. Alhamdulillah, minggu depan sudah memasuki hari pertama,' lanjut Naina dalam hati.

"Apa tidak ada niatan untuk melanjutkan kuliah?" tanya Sintya.

"Mm, sebenarnya saya sudah diterima di salah satu universitas. Saya sudah mengambil kelas karyawan, sehingga saya bisa kuliah sebelum atau sepulang kerja," jawab Naina tersenyum kecil.

"Bagus, saya suka dengan semangatmu. Apa tidak apa-apa bila saya menempatkan kamu di bagian kasir atau pelayan?" tanya Sintya mengetes Naina.

"Saya mau Bu, apa itu artinya saya diterima untuk bekerja di sini?" jawab Naina melebarkan senyumannya dan balik bertanya.

'Ya Tuhan, cantik sekali gadis ini.'

"Ya, selamat bergabung di restoran kami. Semoga kamu kerasan bekerja di sini dan dapat bekerjasama dengan tim," jawab Sintya seraya mengulurkan tangannya.

"Alhamdulillah ya Allah, Ibu... Naina keterima ya, Bu?" Naina kembali bertanya dan langsung menjabat tangan Sintya saat Sintya mengangguk.

"Baiklah, kamu bisa mulai bekerja besok. Persiapkan dirimu, sekarang kamu bisa pulang terlebih dahulu."

"Terima kasih bu, terima kasih. Kalau begitu saya pamit, Bu, selamat pagi," setelah mendapatkan jawaban dari Sintya, Naina pun langsung berlalu keluar dari ruangan Sintya.

"Haahhhh.... selain cantik parasnya, hatinya juga sangat cantik. Dia memilih menolak tawaran kuliah di luar negeri, hanya demi keluarga panti asuhan, pantas kamu menyukainya. Kenapa kamu tidak langsung menariknya ke perusahaan?" ucap Sintya seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

Ia bertanya pada seseorang yang baru keluar dari tempat persembunyiannya.

"Itu tidak mungkin, ia tidak menaruh lamaran di sana. Mana mungkin aku tiba-tiba memanggilnya untuk interview di sana, ck," jawab pria tersebut.

"Oooo... Iya, ya. Aku mendukungmu, sangat terlihat bila banyak hal yang tersembunyi dari dirinya. Apa kamu tidak bisa mencari informasi tentangnya? Entah kenapa, firasatku mengatakan bila gadis itu bukanlah gadis sembarangan," ucap Sintya.

"Semua informasi tentangnya benar-benar terkunci dan tak dapat ditembus sama sekali, jadi informasi yang aku dapatkan sama dengan yang terlampir pada CV-nya. Seorang gadis panti asuhan yang mendapatkan beasiswa sedari SD sampai lulus SMA, mendapatkan banyak piagam dan juga piala di setiap perlombaan baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Aku benar-benar jatuh pada pesonanya." jawab pria itu seraya mendudukkan tubuhnya di sofa.

"Perbedaan usia kalian lumayan jauh, apa itu tak jadi penghalang?" tanya Sintya.

"Cih, usiaku dan dia hanya berbeda 10 tahun. Banyak di luar sana yang berbeda usia lebih jauh dariku," ucap pria itu kesal.

"Ya,, ya ya... Orang jatuh cinta mana peduli dengan hal remeh seperti itu," ucap Sintya seraya memutar malas bola matanya.

"Oh, ya, aku jadi penasaran bagaimana awal pertemuanmu dengannya?" tanya Sintya yang langsung menegakkan tubuhnya karena penasaran.

Pria itu tersenyum, senyuman yang sangat langka diperlihatkan.

"Saat itu...."

Flashback

Kejadiannya saat sepulang kerja si pria, ia yang merasa lelah dengan rutinitas hari ini dan banyaknya berkas yang harus ia tandatangani memilih menjalankan mobilnya dengan sangat pelan.

Saat berhenti di lampu merah, ia melihat ada sekumpulan anak-anak menyebrang dipimpin oleh seorang gadis muda. Awalnya ia tak peduli dan hanya melihat sekilas. Walaupun sempat tertarik dengan senyuman Naina, ia langsung mengalihkan pandangannya.

Ia kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah, namun karena haus, ia memilih untuk berhenti sebentar di salah satu minimarket.

Pria itu pun turun, lalu melangkah masuk ke dalam minimarket setelah mengunci pintu mobilnya.

Di dalam minimarket, ia mengambil satu minuman soda dan langsung berjalan ke arah kasir untuk membayarnya. Saat akan membayar, ternyata ia lupa membawa dompetnya yang ia taruh di jas.

"Haish... ke mana dompetku?" ucapnya seraya memeriksa setiap saku, sedangkan si kasir masih anteng menatap wajah tampan si pria.

Tak lama masuklah Naina, ia bermaksud untuk membayar tagihan di sana. Sedangkan anak panti menunggu di luar dengan tenang dan sangat baik.

Naina yang berdiri di belakang pria itu, menunggu dengan sesekali melihat keluar.

"Hmm... aku akan mengambil dompetku terlebih dahulu," ucap si pria, seraya berbalik ke belakang. Ia terkejut, karena ternyata ada yang sedang mengantri di belakangnya.

"Apa kamu tidak apa-apa menunggu sebentar?" tanya pria itu pada Naina, Naina yang sedang fokus melihat keluar, langsung menolehkan kepalanya.

"Gimana, Kak?" tanya Naina seraya tersenyum kecil.

"Mm... ehem, anu, saya lupa membawa dompet. Apa kamu bisa menunggu sebentar, aku akan mengambil dompetku terlebih dahulu?" tanya si pria itu lagi.

'Kenapa aku tidak boleh menyela sebentar? Kan aku juga tidak akan lama.' ucap Naina dalam hati. Naina melihat barang yang dibeli si pria di atas meja. Ia pun tersenyum dan melangkah maju.

"Biar saya aja, Kak, yang bayar, sekalian dengan bayar tagihan saya," ucap Naina pada sang kasir.

"Hei, itu tidak perlu. Aku bisa membayarnya sendiri," ucap si pria menolak.

"Tidak apa-apa kok, Kak, biar sekalian. Hanya sekaleng soda, tidak akan membuatku kehabisan uang," jawab Naina tersenyum, sungguh si pria sangat terpesona dengan senyuman itu. Naina memberikan kertas tagihan pada kasir.

"Ba-baiklah, nanti akan aku ganti di luar," ucap si pria pada akhirnya.

"Eh, tidak usah, Kak. Kalo kakak mau menggantinya, sebaiknya kakak berikan pada orang yang lebih membutuhkan," jawab Naina, ia pun mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar semuanya.

"Terima kasih kak, selamat datang kembali," ucap si kasir, Naina mengangguk dan berlalu.

"Mari, Kak...," ucap Naina pada pria itu. Pria itu langsung tersadar, saat Naina keluar dari minimarket tersebut. Pria itu pun mengambil minumannya dan menyusul Naina keluar.

"Ayo, Kak Nai sudah selesai. Sekarang kita ke taman, bukankah kalian ingin ke sana?"

"Ayo!" jawab anak-anak serentak dengan semangat 45.

Naina langsung memimpin langkah mereka di depan dengan menyanyikan lagu riang. Pria itu hanya diam memperhatikan dengan senyuman tipis di bibirnya. Entah kenapa, ia malah mengikuti Naina dari belakang.

...****************...

......Happy Reading

all💞💞......

1
Annisa Djafar
Kecewa
ule_keke (IG: ule_keke26): Alhamdulillah, makasih udah mampir kak😊
total 1 replies
Annisa Djafar
Buruk
Arbaati
Luar biasa
ule_keke (IG: ule_keke26): makasih kak🤗
total 1 replies
wee~~
👍👍
karyaku
hi kak kekasih misterius jangan lupa mampir y
karyaku
hi kak kekasih misterius jangan lupa mampir y kk
Rohim Yahya
iklanya SE amrbreggg...,..
Mmh Zhia
tar d kirim amplop nya lewat mimpi 🤣
Mmh Zhia
jd ikutan nangis baca 🥺😭
Rocky
Luar biasa
ule_keke (IG: ule_keke26): terima kasih kak☺️
total 1 replies
𝐀⃝ngela°1
nainaaa
𝐀⃝ngela°1
embulll katanya 😄😄😄
Agus Witanto
Luar biasa
ule_keke (IG: ule_keke26): terima kasih sudah mampir kak☺️
total 1 replies
Kamaleea Sae Riche
bukannya di awal naina ditemukan waktu bunda mau bunuh diri?
Lia Yanna
Luar biasa
ule_keke (IG: ule_keke26): terima kasih kak🤗
total 1 replies
Lia Yanna
Lumayan
Ervina T
Luar biasa
ule_keke (IG: ule_keke26): terima kasih kak🥰
total 1 replies
Putri Banondari Banondari
naina eddun habbat ayo nai saya ada dibelakangmu tendang aja tuh cowo pecundang
Putri Banondari Banondari
kaya nya bakal sedih deh
Ulfah Naura Fatinah
ngakak ak 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!