Istri Tujuhbelas Tahun

Istri Tujuhbelas Tahun

Part 1

Gresia berdiri kaku didepan bangunan mansion mewah milik suaminya. Suami yang baru dia nikahi satu jam lalu. Gadis tujuh belas tahun berwajah sedikit bule itu melangkah dengan hati bergetar takut. Suaminya bahkan tak mengantarnya pindah ke Mansion, dia pindah ditemani supir pribadi Akeno suaminya. Gresia melangkah dengan ekspresi begitu tenang menuju pintu utama Mansion walau hatinya bergemuruh, tapi dia menampilkan sikap tenang seakan harinya berjalan baik sesuai rencananya.

"Nyonya silahkan ikut saya." seorang pelayan wanita berusia sekitar dua puluh limaan, menyambut Gresia diambang pintu utama mansion.

"Baik," sahut Gresia lalu melangkah masuk mengikuti wanita berseragam pelayan itu. Begitu masuk matanya dibuat takjub oleh kemewahan tempat tinggal suaminya.

"Ini kamar nyonya, yang disana adalah kamar tuan." ujar wanita itu saat tiba dilantai dua didepan salah satu pintu kamar dilantai itu. Netra bening Gresia menatap pintu kamar milik Akeno sekilas lalu beralih kekamarnya sendiri.

Dengan dibantu pelayan, Gresia menyusun barang bawaannya yang tak seberapa itu kedalam lemari pakaian.

"Nyonya mandi dan istrahatlah. Tuan tadi berpesan akan pulang untuk makan malam." ujar pelayan itu dengan hormat.

"Baik." sahut Gresia singkat. Pelayan itu pun berlalau pergi dari kamar Gresia dan menutup pintu kamar dengan gerakan pelan.

Gresia menghempaskan tubuh sintalnya diatas tempat tidur, lalu memejamkan matanya erat. Bayangan Akeno berkelebat dipelupuk matanya. Lelaki dengan paras oriental itu sah menjadi suaminya kini. Gresia mendesah lirih, tak tau apakah kehidupannya akan lebih baik dari sebelumnya setelah menikah.

Sebelum ini, dia tinggal bersama ayah dan kedua kakak tirinya. Tak ada kedamaian dirumah itu untuk dirinya, dia yang di cap anak haram oleh keluarga tirinya diperlakukan layaknya seorang pembantu.

Menurut ayahnya keluarga ibunya meninggal sejak usianya masih sangat kecil, itu sebabnya Della mengurusnya. Della adalah istri pertama ayahnya sedang ibunya Gresia adalah selingkuhan ayahnya.

Gresia kembali mendesah ringan, ingatannya kini beralih pada nenek Akeno yang menjemputnya beberapa bulan lalu. Memaksa keluarga melepas Gresia tinggal bersamanya. Walau tak setuju tapi papa Gresia tak punya kuasa oleh tekanan nenek Akeno. Hutang budi nenek Alin pada keluarga ibu dan janji perjodohan antara mereka membuat nenek nekat membawa Gresia pindah bersamanya. Apalagi dia tau perlakuan keluarganya terhadap Gresia.

Belakangan kesehatan nenek semakin memburuk dan dia terpaksa mempercepat pernikahan mereka tepatnya pagi tadi dan memaksa Gresia pindah bersama Akeno.

"Tinggallah bersama dengan cucuku setelah menikah. Bagaimanapun kalian tidak saling kenal sebelumnya jadi ada baiknya kalian tinggal bersama untuk saling mengenal. Ingat usiamu masih sangat muda, kalau hal itu terjadi lebih cepat jangan lupa pakailah pengaman untuk menunda kehamilanmu." itulah yang diucapkan nenek saat mereka sudah menikah membuat pipinya memerah oleh kalimat terakhir nenek Alin.

Tak terasa Gresia tertidur membawa lamunannya sampai ketukan dipintu kamar membangunkannya.

"Nyonya turunlah kebawah tuan sudah menunggumu." terdengar suara pelayan wanita dibalik pintu.

Gresia mendehem beberapa kali, menghilangkan serak ditenggoroan akibat bangut tidur. "Baiklah aku akan kebawah." sahutnya sembari beranjak bangkit lalu masuk kamar mandi.

Dengan langkah terburu-buru Gresia menuruni anak tangga. Sementara Akeno sudah menunggunya di meja makan.

Dengan gerakan pelan Gresia menarik kursi lalu duduk di sana. Dia memilih duduk di samping Akeno dengan jarak yang cukup jau. Itu dia pilih agar tidak bertatapan langsung dengan suaminya.

"Kau duduk terlalu jauh, aku tidak bisa melihatmu. Duduklah didepanku." suara dingin dan tegas Akeno sesaat membuat Gresia membeku. Dia pindah didepan Akeno dengan wajah tertunduk, sementara Akeno menatapnya tak berkedip.

"Kau akan pindah sekolah mulai besok. Belajarlah yang baik disana, jangan sia-siakan waktumu dengan hal-hal yang tak penting."

Gresia mengangguk patuh tanpa melihat lawan bicaranya.

"Pernikahan ini hanya karena nenek menginginkannya. Aku akan melepasmu bila waktunya tiba. Sebelum itu terjadi tetaplah berperan sebagai istriku didepan nenek. Karena aku tidak menginginkan pernikahan ini, jadi jangan mengusik ranah pribadiku." tegas Akeno dingin dan tegas. Gresia kembali mengangguk patuh.

"Makanlah." titah Akeno dengan nada sedikit lembut. Untuk pertama kalinya Gresia mengangkat wajahnya menatap Akeno didepannya. Hanya sepersekian detik dia sudah menarik pandangannya dari pria dewasa didepannya.

Wajahnya sangat tampan khas wajah oriental. Matanya tajam dan kelam sekelam langit malam. Jantung Gresia berdetak kencang saat mata mereka beradu pandang. Mata yang begitu mendominasi sepenuhnya membuat Gresia tak mampu menatap lama.

Mereka baru saja selesai makan saat pelayan datang tergopoh dengan ponsel ditangannya.

"Nyonya besar tuan." ucapnya sembari menyerahkan ponsel ditangannya pada Akeno.

Gresia menatap Akeno, dengan gerakan yang begitu elegan Akeno menerima ponsel dari pelayannya. Gresia mendesah pelan, lelaki ini sungguh mempesona.

"Baik nek," ucap Akeno sembari menatap Gresia didepannya. Lalu menyerahkan ponsel ditangannya pada Gresia. "Nenek ingin bicara denganmu." ucapnya sembari mengulur ponsel kearahnya.

Gresia menerima ponsel lalu mulai ngombrol dengan nenek, sesekali matanya menatap Akeno saat nenek menanyakan sikap Akeno padanya.

"Dia memperlakukanku dengan baik, nenek jangan khawatir." jawab Gresia santun, mata beningnya menatap Akeno sekilas.

"Baiklah nek, aku mendengar nasehatmu." sahut Gresia lagi. Gresia menyerahkan ponsel pada Akeno setelah nenek mengakhiri pangilannya.

"Pergilah beli baju dan perlengkapan lainnya. Walau kau bukan istri yang ku inginkan aku tetap ingin melihatmu tampil sempurna sebagai istriku." ucap Akeno sembari menatap Gresia dengan manik hitamnya.

"Iya." lirihnya pelan tanpa melihat Akeno. Dia tak mampu melihat bola mata kelam Akeno entah mengapa hatinya terasa bergetar oleh tatapan tajam suaminya.

"Aku akan pergi, kau bisa bertanya pada Andrian bila tak tau sesuatu. Dia akan menjadi asisten sekaligus pengawalmu mulai saat ini." jelas Akeno lagi. Gresia kembali mengangguk tanda setuju, walau hatinya bingung.

"Andirian kemari!" seru Akeno. Sosok yang dipanggil Adrian datang keruang makan.

"Dia Adrian, dia akan melaynimu mulai sekarang." terang Akeno.

Gresia mengangkat wajahnya menatap lelaki bernama Adrian. Lelaki dewasa seumuran Akenu itu memasang wajah kaku lalu sedikit membungkuk memberi hormat. Greria mengangguk pelan.

"Aku pergi." ujar Akeno sembari beranjak bangkit menuju kamarnya. Sementara Gresia mulai memberesi sisa makan mereka.

"Ya tuhan nyonya, ini bukan tugasmu!" seru pelayan ketakutan sembari merebut piring dari tangan Gresia.

"Tidak apa, aku biasa melakukannya." sahut Gresia dengan ekspresi kaget.

"Tidak nyonya, kami bisa dihukum tuan nanti." sahut pelayan itu gemetar ketakutan. Gresia menatapnya dengan heran.

"Nyonya pelayan itu bicara benar. Sebaiknya nyonya bersiap kita akan pergi berbelanja keperluanmu." sela Adrian.

"Aku tidak membutuhkan apapun." sahut Gresia. Andrian tersenyum sembari menatap baju lusuh yang dikenakan Gresia. Dengan tatapan itu Gresia menjadi paham.

"Baiklah kita pergi sebentar lagi."

To be continuous

Hay readers emak ini novel baru emak, tolong beri dukungan ya readers sayang 🙏🙏🙏🙏🥰🥰

Terpopuler

Comments

Sofi Andaresta

Sofi Andaresta

nyimak

2024-10-21

0

Ira

Ira

k

2024-08-27

0

Nur Cahyani

Nur Cahyani

apa jdnya pernikahan ini nanti

2024-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!