Menceritakan konflik antar aku dan kakak sepupuku Dia selalu menginginkan segala sesuatu yang ku punya maupun yang aku kerjakan.
Dari kecil dia tidak mau kalah denganku, karena dia dimanjakan orang tuanya.
Aku dan keluargaku mengalah bukan karena takut , tapi menghargai kekeluargaan yang sangat dekat.
kak sandra bahkan mengakui pacarku sebagai pacarnya, padahal sebelumnya dia juga sudah mengambil pekerjaanku sebagai pengajar paud di kelurahanku.
Tapi dia itu teryata ....
Kenapa kak sandra selalu iri padaku? Padahal aku merasa bisa saja.
bahkan hanya pelayan toko..
Ini adalah tulisan pertama ottor ya temans... dukung ottor terus jangan lupa like dan comentnya ottor tunggu. Terimakasih untuk semua temans ottor sudah mampir di tulisan ottor ini 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R Devi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kak sandra
Aku menuju parkiran bank tempat bang rizal bekerja dengan membawa dua kantong baju jualanku.
ciiiiit....
bunyi rem sepada motor membuat ku mundur selangkah.. kaget oii
" liat- liat kalau nyebrang mbak!" seru pengendara motor itu
" Maaf bang.. " seruku pelan sambil menatap pengendara yg hanys terlihat matanya saja, karena memakai helm fullface yg kacanya terangkat
"maaf bang.. " seruku sekali lagi
pemotor itu berlalu setelah kembali menutup kaca helm nya lagi.
sampai di depan bank aku langsung menuju atm untuk mengambil uang yang talah ditransfer pembeli online ku.
bang Rizal juga sudah nampak menungguku, karena ia juga sudah selesai bekerja.
Ia selesai bekerja jam lima sore dan toko tempat ku tutup juga jam lima.
setelah selesai ke atm kami langsung pulang kerumah yang jarak nya sekitar dua pulih menit naik motor. tidak lupa menjemput resi pengirima di conter pengiriman barang yang berada di persimpangan masuk menuju rumah ku.
" assalamualaikum Restu.. sudah dikirimkan paket ku yg tadi pagi?" tanyaku kepada restu yang jaga conter pengiriman
" Sudah berangkat tadi pagi Din.. di jemput kurir dari kantor pusat kota trip pagi" jelasnya " ini resi mu" katanya lagi
" makasih ya Res!" Seruku ketika restu memberikan resi ku.
" Uang nya pas kan yang tadi pagi ?"
"Pas Dini.."
"ok Res.. besok insyaallah ada dua delapan paket, aku titip lagi besok ya,!"
"Sippp... "
Akupun naik lagi ke motor Bang rizal, hanya lima menit sampai rumahku.
"Makasih bang" menerima kantong dagangan onlineku dan memberikan helm pada bang Rizal. " Mampir dulu bang"
" Ngak usah Din.. mau cepat sampai rumah, biar bisa istirahat menjelang berbuka , salam sama Ayah dan ibuk ya.. !" katanya sambil menstar motornya.
"Iya bang.. hati-hati ya" jawab ku
"Asssalamualaiku.."
"Waalaikumusalam..."
Setelah bang Rizal pergi aku langsung menuju pintu rumahku. pintu tidak tertutup sepertinya ada tamu di rumah.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumussalam..." jawab bapak dan ibuku dari dalam. ternyata ada kakak petempuan bapak sedang bertamu. Yang biasa kupangil Mak Sam.
" Baru pulang kerja kamu Dini?" tanya Mak Sam padaku
" Iya Mak. " jawabku sambil menyalami dan mencium tangan beliau.
"Kerja dimana kamu?"
" Dipasar Mak, toko grosir pakaian muslim" Jawabku sambil menyebutkan toko tempatku bekerja.
"Sudah berapa lama?"
"hampir delapan bulan Mak"
" kenapa kamu sampai berhenti jadi guru paud dulu?" tanya nya lagi.
" Di geser yang sudah sarjana Mak, kan aku cuma lulusan SMK" jawabku kesal. karena yang mengeserku jadi honorer paud adalah kak Sandra, anaknya Mak Sam ini. sepupuku..
flasback on
Satu tahun yang lalu aku Baru beberapa bulan lulus SMK aku tidak melanjutkan kuliah karena bapak ngak sangup untuk biaya kuliah, karena kedua adikku juga masih sekolah.
Adek pertamaku perempuan duduk di bangku SMA kelas satu dan adik keduaku lali-laki kelas dua SMP. Makanya aku cari kerja saja rencananya.
kebetulan ibu dari salah satu temanku mengajar di Tk di tempat tinggal ku. beliau menawarkan ku untuk bergabung mengajar paud. sedangkan anaknya tidak bisa ikut karena bekerja di kantor kontraktor yang juga saudara jauh ibuknya.
Aku menerimanya setelah bayak pertimbangan karena cuma tamatan SMK yang tidak tau tentang guru, apalagi menghadapi anak bocah. aku tamat SMK jurusan perkantoran , mana tau urusan mrngajar. Pikirku.
Aku menerima masukan dari ibu teman ku itu ,ibu Tuty namanya. beliau menjelaskan apa saja yang biasa di kerjakan guru paud. tidak harus tamatan guru untuk mengajar di paud , istilahnya kita akan menjaga bocah-bocah belajar mandiri, belajar bacaan do'a,menyanyi dan lainnya yang biasa para bocah kerjakan. guru paud ini hanya kader yang di tetapkan di kelurahan, bukan guru seperti di TK.
Juga mengajarkan Anak-anak berteman, berbagi, juga tidak boleh cengeng. Apabila ada anak yang rewel kita harus bisa membujuk nya agar tidak menangis jika di tingal ibunya pulang kerumah. aku juga berfikir bolehlah sekalian belajar menghadapi bocah sebelum punya anak nanti... ups kejauhan ya aku mikirnya, padahal baru lulus SMK.
Tiga bulan bekerja menjadi guru paud sangat menyenangkan juga rupanya . aku jadi lebih sabar, karena menghadapi bebagai tingkah polah para bocah. ada yang anteng ada juga yang rewel , sehingga aku banyak belajar ilmu sabar. biasanya agak tegas dan buru-buru dalam bekerja .
Tapi disinilah awal aku keluar jadi guru paud. Kak sandra yang baru lulus kuliah mengatakan kalau aku tidak cocok untuk jadi guru, mau jadi apa penerus bangsa kalau pendidikan awal di ajar seorang yang hanya lulusan SMK. bukan bidang nya , kata kak Sandra. Tidak Cocok, lapornya kepada ibu Tuty.
Kak Sandra lulus itu lulusan sekolah seni, jurusan tari. Karena kak sandra suka menari ,makanya dia kuliah di ISI.
"bu tuty.. apa ngak salah ya kalau si Dini ngajar paud" kata kak Sandra yang datang ke paud bicara pada bu tuty pagi itu. aku ingat hari itu hari Rabu, paud belajar hanya empat bari, senin sampai kamis.
Bu Tuty melihat kaarah ku ,juga kedua teman guru paud yang lain.
" Memangnya kenapa ya Nak Sandra?" Tanya bu tuty lembut.
"kan si Dini baru lulus SMK, mana ngerti cara menghadapi anak-anak. yang ada anak jadi takut, kan Dini nya juga masih anak-anak, nanti malah di cubit lagi tu anak" orasinya pada bu tuty.
Bu tuty diam sesaat memandang Sandra
"disini bukan hanya Dini yang ngajar, ada yang lain, kami tahu itu ,kami butuh dini karena dia pekerja keras mau belajar. Disini Dini hanya menjaga dan mengawasi anak-anak, lagian Dini juga bisa diandalkan kok untuk mengajar dasar buat anak-anak. belajar menyanyi, membaca do'a, dan lainnya. jadi tidak harus yang pendidikan guru yang jadi pengajar paud. lagian disini tidak srmua guru, tapi hanya kader. " jelas Bu Tuty panjang lebar.
" tetap saja tidak pas buk.. " protes Kak Sandra.
" trus yang pas itu siapa ya?" tanya bu tuty sambil memandang kak sandra.
"kalau bu tuty ngak keberatan aku sangup, karena aku bisa mengembangkan ilmuku di sini" jawabnya pede.
bu tuty memandang ku, aku hanya diam.
" apa kamu ngak merasa rugi kalau kamu hanya menjadi guru paud disini, bukan guru lho,hanya kader" jelas bu tuty.
" Kalau ibu membutuhkanku aku ngak merasa rugi kok. kan berbagi itu itu dimana saja bu" jawabnya
jeda sejenak karena sepertinya bi tuty berfikir sambil menganguk-anguk kan kepala.
"akan kami fikirkan dulu ya Nak Sandra" akhirnya bu tuty menjawab.
"Besok aku siap kok bu kalau ibu mau" tawar kak sandra.
" Nanti di kabari ya.. tunggu saja" jawab bu tuty akhirnya.
" ditunggu ya bu.. ini nomor wa ku kalau ibu mau mengabarkan ku" dengan pdnya dia menuliskan nomor wanya di kertas di atas meja bu tuty..
" inshaallah..." jawab bu tuty sambil tersenyum.
" kamu segera saja mengundurkan diri hari ini Din!! biar besok aku langsung kesini ngajar!!" jelas Kak sandra sambil berdiri dan keluar dari ruangan.
Bu tuty tersenyum miring sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah kak sandra.
aku hanya diam tidak menjawab..
...
Bubar kelas paudku jam setengah sebelas aku beres- beres kelas yang berantakan. Para murid memang sudah meletak kan alat permainan di lemari yang telah di sediakan, karena mereka di ajar mandiri dan rapi.
meskipun sudah di susun para murid tetap saja belum rapi,makanya harus dirapikan lagi agar besok masuk kelas tetap semangat.
" bu. kakak-kakak.. aku duluan ya.. assalamualaikum.. " saat akan keluar kelas..
"ya Dini.. hati-hati ya.!" jawab guru paud senior ku .
" kamu jangan dengarkan omongan sandra tadi ya Din!" balas bu tuty.
aku hanya senyum membalas perkataan bu tuty..
Aku menyusuri jalan kerumah. karena paud itu dekat dengan rumahku, hanya berjalan kaki sekitar lima menit.
sepanjang jalan pulang aku beberapa kali berhenti karena di sapa dan di salami murid paudku, karena memang salah satu pelajaran dasar di paud adalah mengucapkan salam setiap berjumpa degan orang yang lebih tua.
Anak- anak paud kalau menyapa para guru sangat bersemangat dan ceria,
"assalamualaikum bu Dini.....!!" teriak Salsabila ,biasa dipangil Chaca dengan suara nyaring dan senyum manis sambil menyalamiku. Ia sedang berdiri di depan rumahnya
"Waalaikumusalam Chaca.." balasku sambil menoel pipi chabinya. "pintar ya sudah tukar pakaian sekolahnya" Baju seragam paud itu adalah pakaian olah raga, lengkap dengan jelbab.
Dan warnanya pun imut, khas bocah. Yaitu pink bis ungu..
" mari buk.. Chaca...!" balasku untuk segera pulang,setelah berbasa basi sesaat. Ibunya Chaca hanya mengangukkan kepala sambil senyum.
Saat masuk kehalaman rumah kulihat kak Sandra sudah duduk diteras rumahku sambil memandang sinis padaku...
.
.
Dukung otor ya teman... karena masih tahap belajar..
5f thor..🙏
moga2 tidak salah😁
kalau mmg seting cerita di ranah
minang,ada di salah satu bab yg
agak janggal mengenai panggilan kpdn
variasi