NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Milik CEO

Gadis Kecil Milik CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Sudah Terbit / Patahhati / CEO / Mengubah Takdir
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: To Raja

Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.

Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.

Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.

Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#2. Lebih baik aku mati bersamamu

Marissa adalah perempuan berumur 28 tahun yang merupakan sahabat Christian Balthasar.

Perempuan itu sangat baik kepada orang yang terluka namun siapapun yang berani berbuat kasar, dia tidak segan-segan memaki bahkan menghajar orang itu.

Sikapnya yang baik hati ini membuat banyak orang di kediaman Christian Balthasar sangat menghormatinya dan berpikir bahwa suatu saat nanti Marissa akan menjadi nyonya baltasar.

Marisa menatap tajam pada pengawal yang sedang menggendong Loren.

"Siapa kau berani memerintahku?! Apa kau tidak tahu kalau aku adalah sahabat Christian Balthasar sementara kau hanya seorang pengawal rendahan?!

Cepat kembalikan dia ke tempatnya atau hari ini akan menjadi hari terakhir kalian bekerja untuk Christian Balthasar!" Bentak Marissa yang berpakaian serba putih.

"Tapi Nona, ini adalah perintah langsung dari bos besar, kalau kami memb-"

"Baiklah, kita lihat siapa yang akan dibela oleh Bos Besar mu itu ketika aku mengadukan kalian padanya!" Marisa mengambil ponselnya untuk menghubungi Christian.

Mendengar ancaman dari salah satu sahabat terdekat Christian Balthasar, kedua pengawal itu akhirnya meletakkan Loren diatas brankar sebelum meninggalkan ruang kesehatan.

"Cepat tangani dia." Perintah perempuan 28 tahun itu.

"Baik Nona."

...

"Apa?! Kau sudah gila? Mencari mati?!" Andreas melototkan matanya menatap Marisa saat perempuan itu menceritakan bagaimana dia menolong seorang gelandang yang hendak dibuang oleh Christian dari kediamannya.

"Bagaimana lagi? Aku tidak tega melihatnya terluka, darahnya sangat banyak dan dia sudah diabaikan selama hampir 1 jam.

Kalau aku membiarkannya dibuang begitu saja, dia akan meninggal bahkan sebelum matahari terbenam." Ucap Marisa yang selalu tidak tegaan terhadap siapapun yang terluka di depannya.

Itulah sebabnya dia memilih menjadi seorang dokter supaya dapat menolong siapapun yang sedang terluka.

"Jadi gelandangan jelek itu masih ada di kediaman ku?!" Suara Christian mengejutkan kedua orang itu dan langsung menoleh pada Christian yang berjalan mendekati mereka.

Begitulah Christian, selalu kaku dan berhati sempit. Tidak ada kata belas kasihan di dalam kamusnya, bahkan untuk orang tuanya saja pria itu tidak pernah ragu melawan.

"Ya, aku kasihan melihatnya jadi aku menolongnya. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya karena dia tidak akan pernah menemuimu. Aku sudah membawanya ke paviliumku." Ucap Marissa.

'Marisa bodoh..! Kau tidak tahu cerita dibalik gelandangan itu hingga kau menyelamatkannya dan sekarang mencari mati di depan Christian!' batin Andreas merasa prihatin pada sahabatnya itu, mungkin saja ini adalah hari terakhirnya berada di kediaman Christian.

"Kau tahu konsekuensi setiap kali orang-orang ku melanggar perintah ku?! Kau siap untuk itu?!" Tanya Christian seolah pria itu tidak menganggap Marisa sebagai sahabatnya.

Marisa dan Andreas "..."

Orang orang Christian?

Sahabat!

Itulah yang mereka anggap sebagai hubungan mereka bertiga selama ini tapi ternyata,,,

"Baiklah, aku akan menerima hukuman nya." Jawab Marisa dengan pasrah.

Hanya 100 cambukan, tubuhnya masih kuat menahannya bahkan jika 100 itu dikali 2.

"Kau gila?!" Andreas menahan lengan Marisa saat perempuan itu hendak pergi ke ruang hukuman mendapatkan 100 cambukan sebagai upah dari ketidakpatuhannya.

"Lepaskan aku! Dan aku peringatkan satu hal padamu, jangan pernah menganggap Christian sebagai sahabat karena dia tidak pernah melihat kita sebagai sahabatnya. Kita hanya orang-orang yang dia pekerjakan dan sesuka hatinya me-"

"Diamlah bodoh..!" Potong Andreas langsung membungkam mulut Marisa yang sudah berceloteh panjang lebar di depan singa yang sedang geram.

Wajah Christian menjadi lebih tegas, 'Jadi dia rela dihukum karena gelandangan itu? He,, tak menyangkan dia akan menghinatiku hanya karena seorang gelandangan'

"Membantah perintah 100 cambukan, membawa orang asing ke kediaman ku 500 cambukan dan menggunakan fasilitas tidak pada tempatnya 1000 cambukan. Beri dia 1600 cambukan ditambah ketidaksopanan mulutnya barusan sebanyak 1000 cambukan tambahan." Ucap Christian sebelum pria itu pergi meninggalkan dua orang yang sedang terbungkam.

Beberapa langkah Christian menjauh darinya, Marisa langsung tersadar dari kejutannya dan melepaskan tangan Andreas dari mulutnya.

"Kau..! Dasar Christian Balthasar sialan! Setelah aku mati karena cambukan yang kau putuskan itu, jangan berharap kau bisa hidup dengan tenang karena arwahku akan menempel pada mu bahkan ketika kamu sudah mati!" Teriak Marisa tanpa ketakutan membuat Andreas yang sudah gemetar di tempatnya langsung melompat ke arah Marisa dan kembali membungkam mulut nakal perempuan itu.

"Kau gila?! Jaga bicarmu!" Ucap Andreas segera menarik Marisa supaya menjauh dari Christian.

Sementara Christian yang sudah memasuki kamarnya, pria itu duduk dengan tenang di salah satu sofa tunggal yang terletak di kamarnya.

'Belas kasihan,, hmmm, hanya manusia lemah yang memelihara sifat menjijikkan itu!' gumam Christian memejamkan matanya, menerawang hari-hari ke depan yang akan ia lalui.

Pria itu masih terdiam di tempatnya ketika ia mendengar suara ketukan pintu kamarnya.

"Masuk!" Perintahnya yang sudah tahu bahwa orang yang datang pastilah Andreas.

Karena memang, selain Andreas dan Marisa, maka tidak ada lagi orang lain yang berani masuk ke dalam kamarnya.

Sementara Marisa, perempuan itu pasti sudah berjalan ke ruang hukuman untuk mendapat hukuman nya.

"Bos," Andreas membungkuk pada Christian sebelum melemaskan kakinya lalu lututnya jatuh membentur lantai dengan keras.

"Tolong ampuni Marisa." Ucap Andreas saat tangan pria itu kemudian menyentuh lantai dan membungkuk pada Christian.

"Kau sudah tahu bagaimana aku, aku tidak pernah menarik kata-kataku." Ucap Christian membuat Andreas semakin menurunkan tubuhnya hingga kepalanya kini menyentuh lantai.

Dia adalah orang yang paling tahu bahwa Christian sangat sulit untuk memaafkan orang yang telah bersalah.

Bahkan orang tua pria itu mati di tangan Christian karena orang tuanya berusaha menjodohkannya dengan seorang perempuan.

Sementara Christian sendiri, pria itu tidak pernah memiliki niat untuk bermain dengan perempuan, karena baginya tubuhnya adalah sebuah keagungan yang tidak pantas disentuh oleh perempuan perempuan penjilat.

"Apapun yang kau lakukan, aku tidak akan menarik kata-kataku." Ucap Christian mengabaikan Andreas yang sudah bersujud sampai wajahnya menyentuh lantai lalu pria itu berjalan meninggalkan Andreas.

"Bos, kalau begitu, biarkan aku menggantikan Marisa menerima hukuman nya." Ucap Andreas sebagai bagian terakhir dari rencananya untuk mengancam pria.

Siapa pun tahu, mendapat lebih dari 2000 cambukan pasti akan membuat orang tersebut meninggal.

Dan Andreas menggunakan itu mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Marisa.

"Kau mau mati? Kalau begitu, pergilah! Kau bisa menanggung setengah cambukan yang diterima oleh Marisa." Ucap Christian dengan dingin.

Andreas "..."

Seperempat hukuman saja sudah bisa membunuh seseorang apalagi setengahnya, ini artinya bahwa pria itu menginginkan Andreas dan Marissa mati bersama!

"Tidak bisakah kau memberikan semua hukumannya untuk ku? Anggap saja sebagai harga seorang sahabat." Andreas memilih satu orang saja yang mati di antara mereka daripada keduanya harus mati!

"Kau? Sahabat? Heh,," Christian menyengir "Apa kau layak?"

Melihat kekeras kepalaan Christian, Andreas tidak bisa berbuat apapun lagi, berbicara dengan pria itu sama saja membiarkan Christian terus menginjak-injak harga dirinya.

"Baiklah, aku akan menanggung setengah hukumannya." Ucap Anderas lalu pria itu pergi meninggalkan Christian.

Ruang hukuman di kediaman Christian berada di lantai 5 ke bawah tanah.

Tapi karena di kediaman itu terdapat lift, maka Andreas dengan cepat sampai di lantai 5 dan melihat Marisa sementara menulis pesan pesan terakhirnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Marisa yang terkejut ketika pria itu ikut duduk di sampingnya dan mengambil selembar kertas dan pena yang disediakan lalu mulai menulis surat wasiatnya.

Di kediaman Christian, setiap orang yang akan menerima cambukan dapat memilih menulis surat wasiatnya atau pesan terakhirnya yang akan dikirimkan pada keluarga si penerima cambukan.

"Aku akan menanggung setengah dari cambukan yang kau terima." Ucap Andreas dengan suara datar dan wajah yang tak kalah datarnya.

"Apa?! Kau gila?! Untuk Apa kau memilih mati bersamaku?!" Tanya Marisa penuh kemarahan.

"Kau pikir aku bisa melihat mayat mu tercabik-cabik karena cambukan? Lebih baik aku mati bersamamu daripada menyaksikanmu mengalami penderitaan karena kekonyolanmu!" Ucap Andreas selagi pria itu membagi fokusnya menulis surat wasiatnya untuk keluarganya.

"Konyol?! Kaulah yang konyol di sini! Seperlima dari cambukan yang diberikan Christian padaku dan aku sudah mati karena cambukan itu, dan sekarang kau datang melemparkan dirimu ke dalam kematian dengan berlagak sebagai pahlawan yang menanggung setengah dari cambukan yang kuterima?

Apa kau gila?! Apakah otakmu sudah tertinggal di suatu tempat? Atau kau sudah mengeluarkannya dengan paksa?!" Marisa berteriak marah.

"Diam dan fokus saja pada tulisanmu!" Ucap Andreas mengabaikan Marisa dan lelaki itu terus menulis surat wasiat nya.

'Ayah, Ibu, maaf, tapi aku tidak rela melihat perempuan yang kucintai menanggung sebuah hukuman yang berat dan aku tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya.' Gumam Andreas.

@Info

Punya jari jempol? Cepat tekan tombol Favorit sebelum tombolnya menghilang..!

1
Sweet Girl
Klo kleyan yg julid cerdas... lo paham yeeeee
Sweet Girl
LorenChristian
Sweet Girl
Ya...ya ya ya...
Sweet Girl
Biarin aja di bangga dengan kedudukan nya.
Christian tidak akan tutup mata.
Sweet Girl
Bobok siang dia... kekenyangan habis makan, terus ngantuk.
Sweet Girl
bwahahaha pendarahan haid
Sweet Girl
bwahahaha kasihan Loren... kata Otor seperti anak Anjing saat dikasih susu.
Sweet Girl
bwahahaha belum diapa²in wes hamil ae Ren....
Sweet Girl
Turuooo ae....
Sweet Girl
Anggep aja layak...
Sweet Girl
bwahahaha Elu yg goyang ...
Sweet Girl
iya iya...
Sweet Girl
Hampir
Sweet Girl
ruwet koe Loren... main lari aja... Khan orang jadi mikir lain lain ya...
Sweet Girl
Baik banget Asisten Ransi....
Sweet Girl
Gak wani...
Sweet Girl
ya pasti bohong lah...
Sweet Girl
kamu sih... pakek lari ...
Sweet Girl
lha lhaaaa laopo koe mlayu Loren....
Sweet Girl
bwahahaha modus mu kelihatan cekali Chris....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!