NovelToon NovelToon
Rahim Untuk Balas Budi

Rahim Untuk Balas Budi

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Sea

Satu janji, satu rahim, dan sebuah pengorbanan yang tak pernah ia bayangkan.
Nayara menjadi ibu pengganti demi menyelamatkan nyawa adiknya—tapi hati dan perasaan tak bisa diatur.
Semakin bayi itu tumbuh, semakin rumit rahasia, cinta terlarang, dan utang budi yang harus dibayar.
Siapa yang benar-benar menang, ketika janji itu menuntut segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Hutang Nyawa

> “Terima kasih, Bu. Saya… saya nggak tahu harus membalas bagaimana…”

“Tidak perlu dipikirkan,” jawab Karina singkat. “Yang penting adikmu selamat.”

Namun tatapan matanya sejenak berubah. Ada sesuatu di balik senyum tipisnya—entah rasa iba, atau sesuatu yang lebih rumit.

Pagi berikutnya, operasi selesai. Nadim berhasil diselamatkan, meski masih dalam masa kritis. Dokter mengatakan semuanya berjalan lancar.

Nayara menghabiskan malam di kursi tunggu, berselimut jaket tipis, menatap pintu ruang ICU yang tertutup. Setiap kali monitor berbunyi, jantungnya ikut berhenti.

Tapi untuk pertama kalinya, ia bisa bernapas sedikit lega.

Ketika Karina datang menjenguk pagi itu, Nayara langsung berdiri.

“Bu, saya—”

Karina mengangkat tangan, menghentikan. “Tidak usah berterima kasih berulang-ulang. Saya hanya membantu.”

“Tapi saya berutang nyawa, Bu. Kalau bukan karena Ibu…”

Karina menatapnya dengan senyum samar, tapi dingin. “Utang nyawa tidak perlu dibayar dengan uang, Nayara. Kadang ada hal lain yang lebih berharga dari itu.”

Nayara menatap bingung. Ia tak mengerti maksud kata-kata itu, tapi sesuatu di dadanya terasa tidak tenang.

Dua minggu berlalu. Nadim mulai sadar dan menunjukkan kemajuan besar. Nayara nyaris setiap hari mengucap syukur dalam doa. Namun rasa berutang itu terus menghantui.

Ia menulis pesan singkat untuk Karina:

> “Bu, kalau saya bisa melakukan apa pun untuk membalas kebaikan Ibu, tolong beri tahu. Saya sungguh berutang budi.”

Tak lama, Karina membalas:

> “Datanglah ke rumah saya besok sore. Ada hal yang ingin saya bicarakan.”

Nayara menatap layar ponselnya cukup lama. Ada perasaan aneh yang tak bisa ia jelaskan—antara penasaran dan takut. Tapi ia tetap datang.

Rumah Karina berdiri megah di kawasan elit. Arsitektur modern dengan taman luas dan kaca tinggi. Segalanya tampak sempurna—kecuali keheningannya.

Nayara menunggu di ruang tamu yang beraroma bunga putih. Di dinding, tergantung foto Karina dan Rendra dalam busana pengantin, tampak seperti pasangan ideal.

Karina turun dari tangga, mengenakan gaun krem lembut. Ia mempersilakan Nayara duduk, lalu menuangkan teh tanpa bicara.

Beberapa menit hening. Lalu Karina membuka suara, tenang, tapi dalam.

> “Nayara, kamu tahu kenapa saya membantu adikmu?”

Nayara menggeleng pelan. “Saya… hanya berpikir Ibu kasihan pada saya.”

Karina tersenyum tipis. “Bukan. Saya tidak mudah kasihan, Nayara. Saya membantu karena saya butuh kamu.”

Nayara tertegun. “Butuh… saya?”

Karina menatapnya langsung, mata tajam, penuh maksud.

> “Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya punya anak, Nayara.”

Kalimat itu meluncur begitu saja, tenang tapi mengguncang seluruh isi dada Nayara.

Ia menatap Karina, mencoba mencari gurauan di balik kata-kata itu. Tapi yang ia temukan hanyalah keseriusan.

Senyum Karina hilang, berganti dengan sorot mata yang seolah sudah menyiapkan sesuatu sejak lama.

> “Aku ingin kamu mengandung anakku.”

Ruangan terasa membeku.

Suara jam di dinding terdengar terlalu keras. Teh di cangkir hampir tumpah dari tangan Nayara yang gemetar.

“A-apa maksud Ibu? Saya… saya tidak mengerti.”

Karina mencondongkan tubuh sedikit. “Aku ingin kamu menjadi ibu pengganti. Anak dari aku dan suamiku.”

Nayara terpaku. Mulutnya terbuka tapi tak ada kata keluar. Dunia seakan berhenti di detik itu.

Dan di lantai atas rumah megah itu, tanpa mereka

sadari, seseorang berdiri di depan balkon—Rendra, suami Karina—menatap ke bawah dengan wajah tegang.

Ia tahu pembicaraan itu akan mengubah segalanya.

***

Nayara menunduk, berusaha mengatur napasnya. Kata-kata Karina menggema di kepalanya — mengandung anakku.

Kalimat itu terlalu asing untuk diucapkan dengan wajah setenang itu dan nyata

1
strawberry
Karina takut Rendra berpaling darinya karena Aru mirip Rendra, Nayara takut Aru diambil Rendra dan takut akan perasaannya. Rendra takut perasaannya jatuh hati pada Nayara dan pada Aru yg mirip dengannya.
Mommy Sea: pada takut semua mereka
total 1 replies
strawberry
Dalam rahim ibu kita...
Titiez Larasaty
ikatan batin anak kembar dan ayah
strawberry
mulai ada rasa cemburu...
Titiez Larasaty
semoga rendra gak tega ambil aru dia cm mengobati rasa penasaran selama ini kasihan nayara harus semenyakitkan seperti itukah balas budi😓😓😓
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Muhammad Fatih
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
blue lock
Kagum banget! 😍
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!