NovelToon NovelToon
KAISAR DEWA SEMESTA

KAISAR DEWA SEMESTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Long Zhu, Kaisar Dewa Semesta, adalah entitas absolut yang duduk di puncak segala eksistensi. Setelah miliaran tahun mengawasi kosmos yang tunduk padanya, ia terjangkit kebosanan abadi. Jenuh dengan kesempurnaan dan keheningan takhtanya, ia mengambil keputusan impulsif: turun ke Alam Fana untuk mencari "hiburan".

Dengan menyamar sebagai pengelana tua pemalas bernama Zhu Lao, Long Zhu menikmati sensasi duniawi—rasa pedas, kehangatan teh murah, dan kegigihan manusia yang rapuh. Perjalanannya mempertemukannya dengan lima individu unik: Li Xian yang berhati teguh, Mu Qing yang mendambakan kebebasan, Tao Lin si jenius pedang pemabuk, Shen Hu si raksasa berhati lembut, dan Yue Lian yang menyimpan darah naga misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Teh Semesta dan Kebosanan Abadi

Di luar ruang, di atas waktu, di titik di mana konsep "keberadaan" itu sendiri berasal, terhampar Takhta Semesta.

Takhta itu tidak terbuat dari emas, bintang, atau batu permata. Takhta itu ditenun dari tatanan realitas. Setiap hukum universal—gravitasi, takdir, kehidupan, dan kematian—adalah seutas benang dalam permadani agungnya.

Di atas takhta itu, duduklah satu-satunya makhluk.

Long Zhu. Kaisar Dewa Semesta.

Dia bukanlah "dewa" dalam artian yang dipahami makhluk fana. Para dewa di Alam Dewa adalah ciptaannya mainan yang ia buat untuk mengurus detail-detail kecil triliunan alam semesta yang ia hembuskan menjadi ada.

Napasnya adalah penciptaan. Kedipannya adalah kepunahan.

Dan saat ini, Long Zhu menghela napas.

Helaan napas itu menggema melintasi ruang, getaran lembut yang menyebabkan seribu galaksi baru lahir di satu tempat dan memadamkan seribu matahari di tempat lain. Bagi Long Zhu, itu hanyalah helaan napas kebosanan.

Sudah berapa lama? Satu juta tahun? Satu miliar? Waktu adalah konsep yang ia ciptakan, dan kini ia menjadi tawanannya.

Dia telah melihat segalanya. Setiap bintang lahir dan mati. Setiap peradaban bangkit dari debu dan kembali menjadi debu. Dia telah menguasai setiap Dao, memahami setiap misteri. Tidak ada lagi yang tersisa untuk dipelajari. Tidak ada lagi yang tersisa untuk ditantang.

Kekuasaan absolut, dia menyadari untuk kesekian kalinya, adalah kehampaan absolut.

"Mungkin," suaranya bergema, meskipun tidak ada siapa pun di sana untuk mendengar, "secangkir teh."

Dia mengangkat tangan kanannya.

Di galaksi yang jauhnya sembilan ratus juta tahun cahaya, sebuah komet yang terbuat dari es spiritual murni sisa dari penciptaan awal tiba-tiba berbelok dari jalurnya. Komet itu melesat melintasi kehampaan, melanggar hukum, dan tiba di hadapannya sebagai bola air seukuran kepalan tangan, melayang dengan tenang.

Dia mengangkat tangan kirinya.

Di jantung nebula api, sebuah bintang biru muda yang baru lahir tiba-tiba memadat. Inti energinya menyembur keluar dalam aliran tipis yang terkendali, melintasi dimensi, dan muncul di bawah bola air, memanaskannya dengan suhu yang tepat. Bukan satu derajat lebih panas, bukan satu derajat lebih dingin.

Dia menjentikkan jarinya.

Dari Pohon Dunia, yang akarnya mencengkeram ribuan alam, sehelai daun emas pucat Daun Asal Mula gugur sebelum waktunya. Daun itu melintasi batas-batas realitas dan jatuh dengan lembut ke dalam air yang kini mendidih sempurna.

Aroma teh menyebar.

Di Alam Dewa yang jauh di bawah, Dewan Langit yang agung menghentikan pertemuan mereka.

"Getaran Dao! Mungkinkah Kaisar Leluhur menciptakan hukum baru?" tanya Dewa Perang, gemetar.

Dewa Takdir memejamkan mata, mencoba membaca benang nasib. "Tidak... Ini... ini tak terduga."

Di istananya, Long Zhu meniup uap dari cangkir yang baru saja ia ciptakan dari ketiadaan. Aroma itu adalah harmoni murni dari semesta.

Dia menyesapnya.

Rasa itu adalah kesempurnaan. Setiap nuansa alam semesta manisnya penciptaan, pahitnya kehancuran, asamnya kekacauan, dan asinnya ketertiban semua ada di sana dalam keseimbangan yang sempurna.

Long Zhu meminumnya dalam sekali teguk.

"Sempurna," katanya pelan. "Dan karena itulah... ini sama sekali tidak menarik."

Dia meletakkan cangkir itu, yang segera larut kembali menjadi ketiadaan. Kesempurnaan itu bisa ditebak.

Dia kembali menatap semesta nya. Dia melihat para dewa bertengkar tentang politik. Membosankan. Dia melihat para iblis mengobarkan perang. Bisa ditebak. Dia melihat para kultivator abadi bermeditasi selama sepuluh ribu tahun. Melelahkan.

Lalu, tatapannya menembus semua alam yang lebih tinggi, menembus selubung energi abadi, dan jatuh pada satu titik kecil yang kotor, berisik, dan bercahaya redup.

Alam Fana.

Tempat di mana kehidupan begitu singkat, begitu rapuh. Tempat di mana makhluk hidup lahir, berjuang untuk hal-hal sepele, menangis karena kehilangan, tertawa karena lelucon kasar, dan kemudian mati. Mereka tidak berjuang untuk keabadian mereka berjuang untuk makanan berikutnya. Mereka tidak memahami Dao mereka hanya mencoba untuk tidak kehujanan.

Dia memperhatikan seorang wanita tua di sebuah desa kecil, marah-marah karena ayamnya dicuri rubah. Dia memperhatikan seorang anak kecil menangis karena lututnya tergores. Dia memperhatikan sekelompok pria di kedai, bertengkar hebat tentang siapa petarung terkuat di desa.

Mereka merasakan. Begitu kuat, begitu tidak efisien, begitu... kacau.

Dan di antara miliaran emosi itu, Long Zhu merasakan satu hal yang tidak pernah ia rasakan dari dewa-dewanya kejutan.

Seorang pria di sebuah kedai di Kerajaan Angin Selatan baru saja menggigit sesuatu yang merah, dan wajahnya langsung memerah, matanya berair, dan dia menyemburkan api secara kiasan. Dia mengipasi mulutnya sambil mengumpat dan tertawa pada saat yang sama.

"Rasa sakit?" batin Long Zhu. "Ketidaknyamanan yang disengaja... demi sensasi?"

Itu adalah konsep yang sangat asing. Sangat tidak logis.

Sebuah senyuman tipis, yang pertama, menyentuh bibir Long Zhu.

Dia berdiri.

Seluruh tatanan realitas bergetar hebat. Para dewa di Alam Dewa jatuh berlutut.

"Kaisar bergerak!"

Long Zhu meregangkan tubuh. Jubah Penuai Bintang yang tak terbatas, yang berisi triliunan galaksi di dalamnya, memudar dari tubuhnya. Aura semesta nya yang menekan segala eksistensi ditariknya kembali ke dalam.

Sosoknya yang tak terlukiskan mulai menyusut. Cahaya dewa nya meredup.

Dalam sekejap, wujud Kaisar Dewa Semesta lenyap.

Di tempatnya berdiri seorang pria tua.

Dia mengenakan jubah kain sederhana yang agak lusuh. Rambutnya putih tipis, diikat seadanya. Janggut putihnya yang jarang menjuntai di dadanya. Dia terlihat lelah, sedikit pemalas, dan matanya menyiratkan bahwa dia lebih suka tidur siang daripada apa pun di dunia. Kekuatannya yang tak terbatas tidak tersegel hanya tertidur, tersembunyi di balik fasad kefanaan yang sempurna.

"Zhu Lao," gumamnya, memberinya nama baru. Si Tua Zhu.

Zhu Lao melangkah dari Takhta Semesta. Dia tidak merobek ruang atau membuka gerbang. Dia hanya... melangkah.

Dia jatuh.

Melewati Alam Dewa, tak terlihat oleh para dewa yang panik. Melewati Alam Abadi, tak terdeteksi oleh para kaisar yang bermeditasi.

Dia menembus atmosfer biru Alam Fana.

Zhu Lao mendarat dengan tidak anggun di jalan berlumpur di luar sebuah desa kecil. Dia terhuyung sejenak, berpura-pura kehilangan keseimbangan.

Dia menghirup udara.

Udaranya kotor. Berbau pupuk kandang, tanah basah, dan... sesuatu yang sedang dimasak.

Dia melihat ke arah desa, dari mana asap mengepul dari sebuah kedai kecil. Aroma tajam dan pedas tercium.

Zhu Lao tersenyum, menunjukkan giginya yang (sekarang tampak) biasa saja.

"Aku dengar," katanya pada dirinya sendiri, suaranya kini serak karena usia, "cabai di Alam Fana bisa membuat lidah terbakar."

Dia terkekeh pelan. "Mari kita lihat."

Menyeret kakinya di lumpur, Kaisar Dewa Semesta berjalan perlahan menuju peradaban, mencari hal pertama yang tidak ia pahami makanan pedas.

1
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
huahaaa , , , kutivator puncak tertinggi tersedak rasa cabai 🤭
Yanka Raga
cabe2an kaliee 😆🤭
Yanka Raga
🤩😎
Nanik S
Alur dan cerita yang bagus
Nanik S
Gurunya keren sekali
Nanik S
Li Xian Koki dapur yang Gagal
Nanik S
Sop nya lembek Li Xian.. 🤣🤣🤣
Nanik S
Siapa suruh menunda sarapan Zhu Lao... tanggung sendiri akibatnya
Nanik S
Yang dimaksud Hama oleh Zhu Lao siapa
Nanik S
Wortel Musuh bebuyutan ya 🤣🤣🤣
Didi Mahardeka
bagus
Si Hibernasi: Season 1 iblis penyerap darah udah tamat, Terima kasih🙏
total 1 replies
Nanik S
Menarik sekali ajaran guru kepada murid tentang kesabaran dan resonasi
Nanik S
Li Xian lanjut nyapu
Nanik S
Muridnya cuma empat dan tugasnya menggelikan
Nanik S
😍Ternyata yang berhasil cuma Li Xian
Nanik S
NEXT
Nanik S
Baunya sudah hilang... kata sederhana
Nanik S
Laaaanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!