Suatu hari hidup seorang pangeran bernama Afnan Azkiya yang mendapatkan julukan pangeran tertampan di dunia dan dia bertunangan dengan putri kerajaan paling cantik di benua manusia.
namun konflik antara kerajaan mereka terjadi karena ada Kerajaan yang telah menipu kerajaan tunangannya dengan surat palsu agar mereka berperang yang membuat kerajaan sang pangeran hancur lebur dan dia dijadikan selir pertama laki-laki di dunia dengan penuh hinaan dan ejekan namun suatu hari ternyata kebenaran terungkap yang membuat sang pangeran mencari kerajaan mana yang bersengkongkol untuk membuat kedua kerajaan berperang.
Inilah kisah seorang pangeran yang mencari kerajaan yang membuat kedua kerajaan berperang namun siapa sangka ternyata sang pangeran memiliki takdir yang lebih sulit daripada itu yang membuat dia harus melawan seluruh dunia,takdir apakah itu? ikuti kisah sang pangeran yang menantang seluruh dunia demi membalas dendam keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEZA KUSUMA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekalahan Perang
Pagi yang suram menyelimuti kerajaan Radiant Vale ada seorang pangeran muda berusia dua puluh tahun tahun bernama Afnan Azkiya yang bertarung mati-matian untuk melindungi kerajaannya. dia menebas semua pasukan musuh satu persatu dengan mata yang di penuhi amarah dan hati yang terkoyak karena melihat semua tubuh-tubuh prajuritnya dan keluarganya yang telah di bantai menyisakan dia dan ayahnya— Azizan Daniyal.
Tangan Afnan Azkiya yang penuh darah terus menerus mengayunkan pedangnya ke pasukan musuh. sementara itu Azizan Daniyal Raja Radiant Vale bertarung gagah berani dan berhasil menumbangkan salah satu jendral mereka yang membuat semua pasukan musuh ketakutan,tiba-tiba muncul di balik kekacauan jendral bernama Farhan Hassan menusuk Azizan Daniyal dari belakang. Sang Raja mengerang kesakitan, dan darah terus mengalir dari luka di perutnya.
"kamu..." gumam Azizan Daniyal Dengan suara lemah namun menyimpan kemarahan.
Afnan Azkiya yang sudah melihatnya langsung melesat menuju Farhan Hasan dan mencoba menusuknya dengan pedang namun tiba-tiba beberapa prajurit di pihaknya justru menghadang Afnan Azkiya dengan perisai mereka, Afnan Azkiya terpental, pedangnya terpental. salah satu penghianat membuka topengnya–melihat wanita berparas cantik sekitar usia dua puluh tahun. dia memberikan senyuman Cabul dan tatapan yang sangat menusuk.
Azizan Daniyal yang kesakitan berkata dengan marah “Penghianat! aku sudah memberikanmu segalanya dan begini kah balasanmu.”
Farhan Hasan hanya tertawa suara dinginnya menggema di Medan perang yang penuh dengan darah “ yang mulia betapa bodohnya dirimu." katanya dengan mengejek"aku bukan bagian dari kerajaan ini tentu saja aku punya alasan untuk mengkhianati mu."
dia menatap Sang Raja dengan hinaan, Seolah melihat Anjing jalanan yang lumpuh.
"lima tahun Lalu aku di simpan sebagai mata-mata kerajaanmu tugasku cukup sederhana : mengawasi ,mencari kelemahan kerajaan mu dan menunggu waktu untuk menghancurkan kerajaanmu dari dalam.
Wajah Azizan Daniyal memucat,namun dia tetap menatap Farhan Hasan penuh dengan kebencian.
"Tapi itu Belum semuanya." lanjut dengan menyeringai "Aku juga diperintahkan menculik anakmu yang tampan itu untuk dijadikan selir. Sayangnya, usahaku gagal berkali-kali. Maka, aku rancang rencana ini. Dan lihatlah hasilnya kerajaanmu runtuh, kau sekarat, dan anakmu terlalu naif untuk mempercayai penglihatannya sendiri.”
Dengan kejam, Farhan Hasan mencabut pedangnya,darah menyembur Azizan Daniyal jatuh ketanah dengan nafas terengah-engah.
namun sebelum nyawanya hilang Azizan Daniyal menatap Afnan Azkiya dan memberikan kata-kata terakhir dengan lembut " Hiduplah dengan baik anakku ibu dan ayahmu akan menunggu mu di surga."
Dengan tatapan sedih yang mendalam Azizan Daniyal menghembuskan nafas terakhirnya.
Afnan Azkiya “...”
Afnan Azkiya bangkit secara perlahan dan dia mengambil pedangnya dengan kemarahan
Raungan Yang keras bergema di medan perang “SEMUA PASUKAN! SERANG! TIDAK PEDULI APAPUN KITA HARUS MEMBALAS KEMATIAN RAJA.”
“Seranggggg!.”
Prajurit kerajaannya menyerang seperti anjing gila namun yang mereka semua tidak sadar karena mereka hanya dijebak oleh pasukan musuh, Afnan Azkiya mendengar suara wanita “ semua tembak panah api.”
Afnan Azkiya yang mendengarnya terkejut berkata dengan keras “SEMUA PASUKAN MUNDUR!!!.”
namun mereka terlambat.
Ratusan ribu panah api melesat dari langit seperti hujan api yang membakar hutan.Dalam hitungan detik Prajurit kerajaan Radiant Vale terbakar dengan teriakan mereka sebelum menjadi abu.
“AHHHHHH!!."
“YANG MULIA TOLONG – SELAMATKAN KAMI!!”
“ARGHHH!!”
Afnan Azkiya melihat pasukannya yang tertembak panah hanya bisa diam melihat mereka menjadi abu. Ia berdiri di antara abu-abu prajuritnya,menatap kosong dan berlutut secara perlahan.
Afnan Azkiya bergumam secara perlahan dengan nada sedih “maaf ibu, ayah aku tidak bisa melindungi kerajaanku seperti yang selalu aku janjikan, tapi hutang darah ini aku akan membalasnya ribuan kali lipat.”
Wanita berpakaian zirah mendekati Afnan Azkiya berkata dengan mengejek“sakit?, tenang saja aku tidak akan membunuhmu kamu akan hidup di kerajaan ku dengan sehat tanpa kekurangan satu tubuh pun.aku tidak ingin tubuh berkualitas sepertimu terbuang. sungguh disayangkan sekali ayahmu tidak bisa melihat anaknya menjadi selir laki-laki pertama dalam sejarah. ayahmu pasti akan sangat bangga hahaha!.”
setelah menghina Afnan Azkiya wanita berpakaian zirah itu perlahan pergi menjauh sejauh empat puluh meter dengan tertawa puas.
Beberapa menit berlalu
Afnan Azkiya yang sudah diam bangkit dari berlututnya dan menunjukkan mata setajam elang yang penuh dengan kebencian seperti iblis yang terlahir dari tragedi yang paling gelap.
“AHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!.”
dengan raungan yang menembus udara Afnan Azkiya mengambil pedangnya kembali dan menerjang ratusan ribu pasukan musuh seorang diri, dia menari di medan perang.pedangnya yang berkilau, menebas ratusan pasukan musuh tanpa ampun bajunya yang bersih sekarang dipenuhi dengan darah yang segar.
namun,di pertengahan pertarungan tubuhnya melemah. pandangan menjadi kabur, jalannya mulai goyah.
Dia jatuh ketanah
Afnan Azkiya mencoba bangkit dari tanah tapi tubuhnya sudah tidak bisa menampung tekadnya.
Afnan Azkiya bergumam dengan sedih “ayah, ibu aku akan menyusul kalian tapi aku harus membalas dendam apapun yang terjadi.”
dan,akhirnya dia pingsan
Wanita berpakaian zirah mendekati Afnan Azkiya dan menatap tubuhnya yang tidak berdaya. berkata kepada pasukannya dengan dingin “rantai dia biarkan dia melihat rakyatnya dibunuh di depan matanya dan bila sudah bawa dia ke ibu kota dan rantai di sana .”
“ Baik tuan putri Bella caily.”
Wilayah kerajaan ibukota Radiant Vale
Langit kelabu menaungi kota yang dulu penuh kehidupan. Kini, di tengah lapangan utama, duduk seorang pria muda dengan tangan dirantai, tubuh penuh darah, dan wajah kosong seperti mayat hidup.
Afnan Azkiya membuka matanya perlahan. Pandangan yang kabur bisa melihat jelas ribuan warganya sudah di kepung musuh dan siap untuk di bunuh
Bella Caily tersenyum tipis berkata dengan lembut namun beracun kepada Afnan Azkiya “sudah bangun pangeran mari kita melihat pertunjukan ini bersama...dan tolong ,buka mata anjing mu lebar-lebar.”
pembantaian di mulai.
Tanpa ampun, satu per satu warga dibunuh. Pedang menebas leher tanpa suara. Bayi, anak-anak, remaja, orang tua tak satu pun diberi kesempatan. Tak ada yang memohon, karena mereka tahu... tidak ada belas kasihan hari itu.
Darah mengalir deras, membasahi tanah, merendam kaki Afnan. Ia terdiam, tubuhnya gemetar, raungan putus asa keluar dari tenggorokannya.seperti jeritan iblis yang di siksa di neraka terdalam.
"AHHHHHHHHHHHHHHH!!!."
Mata Afnan Azkiya mengeluarkan air mata beserta darah dari matanya.
dia ingin mengakhiri hidupnya namun dia perlu membalas dendam apapun yang terjadi sekarang yang membuat dia bertekad hidup meskipun hidup di neraka.
Bella Caily tersenyum dingin berkata dengan santai “Sekarang giliran melihat kerajaan mu dibakar habis oleh api.” melanjutkan kepada pasukannya dengan tegas“bawa dia keluar dari ibukota ini dan biarkan dia melihat kerjanya hancur.”
“Baik tuan putri Bella Caily.”
Di luar daerah kerajaan Radiant Vale
Afnan Azkiya dibawa ke bukit kecil. Dirantai, berlutut, tak berdaya, matanya dipaksa menatap satu-satunya hal yang tersisa—kerajaannya. Masih utuh. Masih berdiri.
Bella Caily berkata dengan dingin “ panah api serang sekarang.”
Jutaan anak panah menyala melesat ke langit dan menghujani Radiant Vale seperti hujan kiamat. Dalam hitungan menit, kota itu terbakar. Menyisakan hanya asap, puing, dan abu.
Afnan Azkiya hanya bisa melihat tidak berdaya kerajaannya hancur menjadi puing-puing dan debu tanpa ada perlawanan sedikitpun.
Bella Caily berkata dengan mengejek kepada Afnan Azkiya “sekarang ayo pulang ke kerajaan ku dan untuk hidupmu yang sekarang pasti akan menyenangkan..haha.”
Kerajaan Harmonia di ibukota
Di tengah alun-alun kerajaan, Afnan Azkiya dirantai. Tubuhnya penuh luka, wajahnya kotor oleh darah kering dan debu. Di dadanya tergantung papan bertuliskan:
'aku pangeran tertampan namun aku lebih hina daripada anjing jalanan’
Bella Caily berjalan anggun di depan ribuan rakyat dengan senyuman puas
berkata dengan lantang “aku telah menghancurkan kerajaan Radiant Vale," dan kini pangeran tampannya akan ku ubah menjadi mainan pribadiku.”
sorak-sorai rakyat meledak
"hidup tuan putri Bella Caily!, semoga mainan ini membuat Anda senang!. Dan terus memimpin kerajaan ini dengan baik."
Bella Caily berkata dengan santai "tentu saja aku akan bersemangat apalagi ada mainan berkualitas di sini pasti aku akan terus bersemangat untuk Kerajaan ku."
“Bawa dia ke kamarku,” ujarnya tegas. “Ikat tangannya. Aku tak ingin dia kabur sebelum permainan dimulai.”
"baik tuan putri Bella Caily."
Malam pun tiba
Di dalam kamar megah bergaya klasik, Afnan dilempar ke lantai marmer. Tangan dan kakinya diikat ke empat sudut ranjang besi. Tubuhnya lemas. Napasnya berat. Ia menatap langit-langit dengan tatapan kosong.
Bella masuk, berjalan perlahan. Gaun malam berkilau membalut tubuhnya. Matanya bersinar seperti kucing yang menemukan mangsa.
Bella Caily berkata dengan menggoda
“hmm, sepertinya ada pria tampan di kamarku dan kita mulai dari tubuh mana dulu yah.”
Afnan Azkiya berkata dengan tegas “tidak boleh ada yang menyentuh tubuhku tanpa izin ku.”
Bella Caily tidak marah hanya tertawa centil berkata dengan santai “Apakah begitu tapi ini bukan izin melainkan kekuasaan."
Bella Caily mengeluarkan cambuk panjang dan mencambuk sekali di depan Afnan Azkiya.
“Pang!”
Bella Caily mendekatinya dan merobek pakaian nya hingga dia telanjang bulat Afnan Azkiya mengeluarkan erangan kecil “kamu.” Bella Caily menyentuh tubuh Afnan Azkiya dengan genit berkata dengan menggoda “tubuh yang sangat menarik dari atas sampai bawah benar benar tubuh sempurna yang diberikan Tuhan kepadamu.”
Bella Caily mengeluarkan senyuman cabul dan menunggangi tubuh Afnan Azkiya berkata dengan lembut “ sekarang kita akan membuat keturunan dari dirimu.”
Bella Caily melepaskan semua pakaiannya yang membuat tubuh putihnya terekspos Bella Caily memegang tangan Afnan Azkiya dengan lembut dan membiarkan tongkat panjangnya masuk ke kebun indahnya dengan sengaja suara kesakitan yang menawan mulai terdengar dan mata indah Bella Caily mulai membesar Di bawah paksaan Bella Caily Afnan Azkiya mengeluarkan suara Desahan yang terpaksa dia keluarkan.
Dalam sekejap mata tubuhnya yang putih terbuka telah terbuka oleh Afnan Azkiya
Sepenuhnya dan saat penghalang terakhir di tembus oleh Afnan Azkiya Bella Caily merasa senang.
Di kamar yang terang suara wanita dan pria terdengar jelas tubuh yang putih telah mengeluarkan banyak keringat yang banyak Afnan Azkiya mengeluarkan benih cintanya dengan terpaksa hingga 6 jam berlalu.
Bella Caily menggunakan pakaiannya kembali berkata dengan menggoda“Terimakasih selir telah memberikan ku benihmu tapi tenang saja hidupmu pasti terjamin asal kau patuh.”
Bella Caily memberikan pakaian biasa berwarna biru ke Afnan Azkiya berkata dengan mengejek “pakai pakaian ini kamu tidak layak lagi menggunakan pakaian mewah statusmu sekarang selir bukan lagi pangeran.” melanjutkan dengan perlahan “sayang sekali bila kamu tidak melakukan itu padaku kamu pasti tidak akan jadi seperti ini.”
Bella Caily berkata dengan tegas kepada pasukannya “ bawa dia ke kamar selir no 89 yang kosong kunci dia di kamarnya jangan biarkan dia melarikan diri.”
“Baik tuan putri Bella Caily.”
Afnan Azkiya yang tubuhnya lemas di bawa dengan kasar menuju kamar selir no 89 ratusan selir kerajaan yang melihatnya mengejek maupun ada yang merasakan iba, Afnan Azkiya dilempar ke kamarnya dengan keras hingga terbaring lemah di lantai.
Pasukan Bella Caily berkata dengan mengejek“ Semoga bersenang-senang selir laki-laki pertama dalam sejarah hidupmu pasti sangat menyenangkan untuk kedepannya hahahahahaha.”
Afnan berusaha bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Ia merangkak, menyeret diri ke ranjang kecil di pojok ruangan.
Afnan Azkiya berbisik dengan sedih
“apa hidupku akan seperti ini selamanya menjadi mainan wanita jalang di ranjang ibu,ayah,paman,bibi dan semua keluarga ku maafkan aku kerajaan kita hancur karena diriku aku akan membalas mereka ribuan kali lipat.”