Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pelakor
Dara tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. seperti biasa dengan Sandra. Karna memang hanya sandra satu satu nya teman. dara di kota ini.
''Kamu tadi kesini sama siapa Dara.'' tanya Sandra ingin tau. gadis itu tadi menawar kan diri untuk menjemput Dara. Namun sahabat nya itu menolak.
''Naik taksi.'' jawab dara apa ada nya.
''Sudah berani ya naik taksi sendiri.'' ucap Sandra dengan nada bergurau.
Dara akui. beberapa kali naik taksi sendiri. Membuat Dara sudah tak asing lagi dengan kota ini. Dan sering nya Emran meminta Dara datang ke kantor setiap kali ada berkas Emran yang tertinggal
''Kita cari makan dan minum dulu yuk. Aku laper dan haus soal nya. Tau sendiri kan aku kuliah bawa motor.'' tutur Sandra menarik pelan tangan Dara untuk mencari cafe.
''Biar aku yang bayar ya.'' ucap Dara. Merasa tak enak hati setiap kali pergi makan Sandra yang bayar.
mula nya Dara takut menggunakan uang yang Emran berikan. Setelah pria itu beberapa kali bertanya. kenapa tidak pernah menggunakan uang pemberian nya.
Emran sama sekali tidak pernah mendapat kan notice dari bank. Dari card yang di berikan pada Dara. Karna itu Emran bertanya.
''Emang nya kamu ada uang.'' tanya Sandra memastikan. ''bukan kah kamu takut menggunakan uang suami mu.'' lanjut Sandra berkata
''Iya sih. Hari itu tuan Emran pernah bertanya. Kenapa tidak pernah di pakai card nya. Kata nya. Pakai saja gak apa apa.'' jelas Dara apa ada nya
''ya memang seharus nya kamu pakai Dara.! Itu hak kamu dan itu kewajiban suami mu. gak ada salah nya. Dan kamu gak perlu takut.'' tutur Sandra menjelas kan.
''Aku hanya tidak enak sama mbak Nasita. Sejauh yang kudengar. Mbak Nasita dapat uang dari ayah nya. Bahkan yang mengcover semua kebutuhan rumah, gaji art juga ayah mbak Nasita yang bayar.'' ucap Dara
Karna itu Emran jarang sekali makan di rumah. Karna kebutuhan rumah nya. Tak semua dari Emran lebih banyak Nasita yang keluar kan uang. yang pasti nya dari sang ayah.
"Oh ya semiskin itu suami mu Dara. Sampai biaya rumah mbak Nasita. Yang keluarin uang.'' Sandra sedikit kaget.
Melihat rumah besar. suami Dara juga punya perusahaan. nyata nya tak sekaya yang terlihat. Emran banyak terlilit hutang.
''Hem seperti itu lah. Karna itu aku takut menggunakan uang nya."
Sandra mengangguk mengerti. Tak mudah jadi Dara. Menjadi istri kedua. Meski Nasita baik Emran tak sejahat yang terlihat. Tetap saja ada rasa berat untuk Dara menjalani semua.
''Hubungan kalian baik baik saja kan.'' tanya Sandra lagi
Lebih tepat nya Sandra kuatir. Jika Dara tak sanggup bertahan dengan menjalani pernikahan poligami.
''mbak Nasita! Kamu tau sendiri kan dia orang nya baik. Sedang tuan Emran. kita masih sama sama belajar menerima satu sama lain. Aku tidak memaksa nya Sandra.!" ucap Dara pelan. Seraya mengaduk minuman di dalam gelas
"Aku akan bertahan semampuku seandai nya aku kalah dan pergi itu bukan karna aku tak kuat, aku sadar menggenggam tangan yang tak mau di genggam itu melelahkan kan jiwa. apa lagi cinta tuan Emran untuk mbak Nasita itu dalam sekali."
''Sudah lah jangan di pikirkan. seperti yang pernah ku bilang. Nikmati saja peran mu. Apa pun keputusan mu nanti. Aku tetap di sini mendukung mu. jangan pernah merasa sendiri. Aku dan ibu selalu ada untuk mu.''
Dara mengangguk dan tersenyum. Beruntung nya Dara. Masih di kelilingi orang orang baik seperti sandra dan ibu nya.
kedua nya keluar dari cafe. Dan lanjut berjalan jalan meski. tak seperti kebanyakan orang yang datang ke mall untuk belanja
Dara dan Sandra hanya mengusir sepi dan bosan ketika di rumah. kedua nya berjalan melihat lihat. Di iringi obrolan ringan dan tawa kecil
''Eh Sandra kamu ada di sini.'' tanya seorang wanita bernama Nita.
''Iya Tante. Aku sedang jalan jalan sama teman ku.'' jawab Sandra sopan ketika bertemu dengan ibu teman kuliah nya.
''eh ini kan! bukan nya kamu yang waktu itu bersama pak Emran di kantor dewangga Group." ucap Nita yang mengingat betul wajah Dara sosok yang keluar dari ruangan Emran dengan bergandengan tangan
Dara tersenyum kaku. membenarkan kan. Membuat Nita wanita paruh baya itu terlihat sinis menatap Dara tidak suka
"Kamu ini ya. masih muda cantik tapi kok jadi pelakor. Seharus nya kuliah dulu yang bener. jangan merusak rumah tangga orang. Kasian istri pak Emran Bu Nasita." ucap nya ketus menatap Dara tak suka.
"Tante kalau gak tau apa apa jangan asal ngomong." ucap Sandra membela Dara. Kenyataan nya ibu teman nya itu tidak tau apa apa tentang kehidupan Dara dan Emran
"Gak tau apa nya. Pak Emran sendiri yang bilang kalau teman mu ini istri nya. berarti dia pelakor kan. Pak Emran itu masih punya istri. Bu Nasita." lanjut Nita bicara dengan nada keras
"Iya itu memang benar. tapi kan Tante gak tau yang sebenar nya terjadi. Dara bukan pelakor. Lagian ini masalah pribadi pak Emran bukan ranah tante untuk ikut campur." balas Sandra berkata dengan tegas
Dara sudah tertunduk dengan wajah malu. Apa yang di takut kan terjadi juga. Pelakor perusak rumah tangga orang. Hal negatif yang Dara takut kan. mengetahui diri nya istri kedua
"Inti nya teman mu ini pelakor. Sayang sekali ya. Wajah cantik ini. Di gunakan untuk rumah tangga orang." ucap Nita lagi
Dara benar benar di buat mati kutu. Tidak bisa melawan. Sudah jelas malu. Di saat banyak orang yang menyaksikan dan mendengar
Bisik bisik bernada kebencian dan hinaan pun terdengar. Dara semakin gemeteran. Di tempat umum Dara di permalukan
Saat wanita bernama Nita itu bicara sambil menunjuk nunjuk wajah Dara. menyebut nya sebagai pelakor. Dan perusak rumah tangga orang.
Melihat kondisi tak lagi aman. Sandra Tak lagi menjawab. Dan berdebat. dengan cepat menarik Dara. Membawa nya menjauh.
"Dara kamu tidak apa apa."
"ini yang aku takut kan Sandra. Mereka tidak pernah mau tau apa yang sebenar nya terjadi. yang mereka perduli kan hanya aku. Seorang pelakor perusak rumah tangga orang. Tidak tau malu. Menjual diri demi uang." ucap Dara mengingat kata apa saja yang orang orang lontar kan untuk diri nya. Kurang lebih seperti itu.
Sandra memeluk erat tubuh Dara. Yang terlihat bergetar takut dan malu menjadi satu. Tidak pernah menyangka. akan terjadi hal ini. Setau Sandra tidak ada yang tau tentang pernikahan Dara dan Emran