seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Baru
Seorang gadis dengan wajah muda cantik berdiri di bawah pohon besar, rambutnya putih terurai panjang, matanya merah layaknya darah membuatnya terlihat seperti seorang vampir, dengan jubah hitam dan bagian dalam biru terang menutupi pakaiannya yang simple dengan armor baja tipis.
Ia menggosok matanya dan melihat ke kanan dan ke kiri dengan bingung. "huh ?... Di mana ini ?"
Ingatanya kacau tetapi ia tahu betul tempat ia tertidur dan terbangun tidaklah sama, ia kemudian meraih ke udara seakan berusaha menekan sesuatu namun tidak ada yang muncul.
"huh ?... Di mana window sistemku ? Woi ! Masa ngebug sih !" ucapnya dengan kesal berusaha merai lebih jauh.
Namun karena meraih terlalu jauh ia terjatuh ke depan, ia gagal menyeimbangkan tubuhnya membuatnya tersungkur ke tanah. "Aduh !... Sakit... huh ?"
mukanya langsung menjadi pucat. "s-sakit ? Sakit ?! Kenapa aku merasakan rasa sakit ?! Perasaan aku sudah menonaktifkannya dari dulu ! Wah gak bener ! Harus panggil admin..."
Ia kemudian mulai melakukan lompat bintang, namun setelah beberapa menit ia berhenti karena kelelahan. "woi... Aduh... Capek... admin ! Mana ini hei !... Haaa...."
Setelah berjam jam mencoba ia akhirnya menyerah. Ia duduk di bawah pohon yang sama di mana ia tertidur pulas. Kali ini ia duduk membentuk bola dengan pasrah. matanya berkaca kaca karena bingung dan takut
Namun ia berdiri dan menarik nafas dalam dalam lalu berdiri. "kalau aku diam terus di sini dan menunggu admin bisa bisa aku gila. lebih baik aku berjalan jalan dan mencari player lain... Siapa tau mereka masih punya akses sistem dan admin..."
Ia berjalan di hutan yang rimbun itu, setelah berjalan cukup jauh ia berhenti. "ada monster segala... aku tidak punya waktu untuk mereka.... Catto !"
Ia merampal dan lingkaran kecil muncul di hadapannya. Darinya seekor kucing hitam muncul darinya. "meow..." kucing itu duduk di hadapannya.
Gadis itu sambil menepuk pundaknya. "hey, catto kemari"
Kucing itu kemudian lompat ke pundaknya lalu duduk dengan santai. Gadis itu melihat ke arah sekitarnya. "naah... Langsung pada kabur kan monsternya ? Gini-gini juga nih kucing level 100... pasif apex predator memang berguna banget..."
Ia kemudian berjalan lebih jauh lagi. Namun dengan cepat ia menjadi lelah juga matahari mulai tenggelam. Pada akhirnya ia berhenti di bawah langit oranye di antara pepohonan yang rimbun.
"gila... Sejak kapan game ini jadi sepi... Hutan ini juga terlalu besar... Masa aku harus mengeluarkan monster terbangku untuk keluar dari hutan ini ?!"
Ia terdiam sebentar... "mari istirahat... Energiku habis... Sepertinya itu salahku invest terlalu kecil di bagian agility"
Ia mengumpulkan kayu kering dan membuat api unggun. Setelah menumpuk api unggun ia kemudian menunjuk dengan jari telunjuknya "ignite".
Sebuah api kecil melesat dari jari telunjuknya dan lansung membakar api tumpukan kayu itu. Membuatnya berubah menjadi api unggun. Catto duduk di pahanya sambil memandangi api unggun.
"ini sudah malam... Tapi sistemku belum kembali bug macam apa ini..." masih meraih raih ke udara berharap window sistemnya muncul.
Namun riba tiba suara perutnya terdengar keroncongan. Ia menghela nafas dengan berat. "aku lapar... Dan aku tidak bisa log off untuk memberi tubuh asliku makanan.... Huuh.... Game goblok ! Cepetan di fix bug nya !"
Ia mulai merengek karena kelaparan tetapi juga bingung harus apa. Namun tiba tiba saja ia memiliki ide. "mari kita coba... pocket"
Sebuah asap merah muncul dari udara tipis, ia kemudian meraih ke dalamnya dan kemudian menarik sebuah mangkuk ramen koplit dengan daging. Itu menguap dengan aroma harum yang luar biasa.
ia terdiam dan menatap ramen tersebut. Aromanya mengugah seleranya, suara perutnya semakin keras. "kelihatannya enak banget... Tapi kalau di makan juga percuma... Tubuh asliku yang harus di beri makan... Di sisi lain walau aromanya enak ini item gak ada rasanya..."
Ia mulai mengambil sumpit dan hendak menyantap ramen tersebut. "dasar... Mereka bisa bikin aroma seenak dan serealistis ini tetapi tidak bisa bikin rasa yang realistis juga ? hadeh..."
Ia memakan ramen tersebut. Rasa gurih dan hangat langsung memenuhi mulutnya. Matanya melotot dengan kaget. "hm ! Enak !"
Ia lansung memakan ramen itu dengan lahap. Di tengah makan ia melihat ke arah Catto. "kamu mau ? Ini coba..."
Ia menaruh potongan daging di atas batu untuk Catto. Tetapi ia mengabaikannya dan tidak terlihat tertarik sama sekali. Malahan ia berguling guling di atas tanah sambil mendengkur.
"aku lupa hewan spirit.... Tidak makan benda fisik" kemudian ia menghabiskan mangkuk ramennya.
"aaah ! Enak banget...." lalu ia merasakan hal yang aneh dengan tubuhnya " K-kenapa sekarang ku merasa kenyang ?... Seharusnya tidak peduli sebanyak apa aku makan aku seharusnya tidak kenyang... Apa yang terjadi ?"
Ia melihat ke langit penuh bintang di malam yang gelap itu. "i-ini masih di Overworld kan ? A-aku masih ada di game kan ?... Tidak... Di mana aku ?" ucapnya dengan pasrah.
matahari kemudian mulai terbit, gadis itu tertidur dengan lelap di sebelah api unggun yang telah padam menunggalkan sisa abu dan arang. Matahari menyentuh wajahnya. Merasakan hangat mentari membuatnya terbangun. Catto ada di sana tertidur lelap di atas tubuhnya layaknya kucing normal.
"baiklah ! Aku harus menemukan player lain sekarang juga !" ucapnya dengan semangat. "birdto" ia merampal, sebuah lingkaran sihir yang besar muncul di hadapannya.
Darinya keluar seekor burung raksasa. Burung itu berwarna abu dan hitam, paruhnya lancip dan tajam layaknya ujung tombak. gadis itu lompat dan naik ke atas burung raksasa itu dengan Catto masih ada di bahunya.
Pemikiran bahwa ini bukan lagi overworld masih terngiang di kepalanya. Namun ia adalah seorang gadis yang logis, ia menyampingkan semua pemikiran itu. Burung itu kemudian melebarkan sayapnya sebelum lompat terbang ke udara dengan kecepatan tinggi.
Burung itu terbang dengan kecepatan tinggi di udara. Rambut putih panjang gadis itu tertiup angin yang kencang. Ia tersenyum lebar, kelihatanya bersenang senang.
Walau dengan kecepatan yang tinggi gadis itu duduk dengan nyaman dan tenang, Catto yang duduk di bahunya masih duduk nyaman dan aman di bahu wanita "wooooo ! Aku lupa terbang dengan burung lebih menyenangkan dari pada terbang manual !"
"oh sial ! Birdto ! Aktifkan kamuflase..."
Burung itu mengeluarkan suara yang melengkik sebelum berubah warna menjadi warna langit dan awan yang ada di atasnya.
"huuuf... Akan bahaya jika aku bertemu player malah di instant death... Karena aku tidak bisa mengakses window aku tidak tahu apakah lokasi ini all out pvp atau tidak... Di sisi lain sensorik rasa sakit ku aktif... Aku tidak mau merasakan mati untuk kedua kalinya..."