Satu tahun lalu, dia menolong sahabatnya yang hampir diperkosa pria asing di sebuah Club malam. Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu sebagai Bosnya. Bagaimana takdir seperti ini bisa terjadi? Rasanya Leava ingin menghilang saja.
Menolong sahabatnya dari pria yang akan merenggut kesuciannya. Tapi sekarang, malah dia yang terjebak dengan pria itu. Bagaimana Leava akan melewati hari-harinya dengan pria casanova ini?
Sementara Devano adalah pria pemain wanita, yang sekarang dia sudah mencoba berhenti dengan kebiasaan buruknya ini. Sedang mencari cinta sejatinya, namun entah dia menemukannya atau tidak?
Mungkinkah cintanya adalah gadis yang menamparnya karena hampir memperkosa sahabatnya? Bisakah mereka bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Devano Arian
Devano Arian, seorang pria berusia 35 tahun yang mengalami kekacauan dalam keluarganya. Hidup dalam lingkungan keluarga yang tidak baik-baik saja. Hingga dia tumbuh menjadi seorang pria pemain wanita. Pria yang tidak pernah percaya akan cinta. Hingga suatu saat, dia telah melakukan kesalahan besar. Menodai seorang gadis yang dia temui di jalan saat dia sedang mabuk. Seorang gadis SMA yang masih menggunakan seragam sekolahnya.
Dan beberapa tahun kemudian, dia mengetahui jika gadis itu adalah adiknya sendiri. Sebuah kenyataan yang membuat hidupnya seketika semakin hancur dan kacau. Bagaimana Ayahnya dan Ibunya yang menikah karena sebuah perjodohan, dan ternyata saat itu Ayahnya sudah mempunyai kekasih dan terpaksa putus. Dan saat Devano sudah berusia 10 tahun, mereka di pertemukan kembali, hingga mereka menikah. Tapi semuanya tidak semudah itu, Ibunya yang mengetahui hal itu langsung mengusir wanita selingkuhan Ayah yang ternyata dalam keadaan hamil. Hingga akhirnya baru sekarang Ayah pun tahu jika dia mempunyai anak lain dari wanita yang dicintainya.
Hingga semuanya tidak bisa dibiarkan lagi, sebuah pernikahan tanpa cinta tidak akan pernah bisa berjalan bahagia. Devan yang selama ini selalu menjadi korban keegoisan kedua orang tuanya. Bahkan dari kedua orang tuanya itu, hampir tidak pernah ada yang memperhatikan Devan dan tahu apa saja yang dilalui anaknya. Setiap berada di rumah, hanya merasakan situasi yang hening dan dingin. Tidak seperti keluarga yang semestinya.
Dan akhirnya semua tetap kembali pada cinta sejati. Cinta lama yang memenangkan semuanya. Ayah dan Ibunya bercerai, dan beberapa bulan kemudian, dia menikahi Ibu dari adiknya. Devan tidak marah dengan Ayahnya. Karena dia tahu jika Ayahnya hanya sedang memperjuangkan sebuah keluarga yang harmonis bersama wanita yang dicintainya.
Namun, sekarang justru Devan bisa merasakan keluarga yang harmonis seperti biasanya. Bagaimana sekarang dia yang bahagia karena Ibu adiknya itu, juga menyayanginya. Ibunya juga terlihat lebih bahagia dengan hidupnya sendiri dan kariernya.
Dari semua hal yang dia lewati ini, Devan bisa mengerti jika memaksakan sesuatu yang seharusnya bukan takdirnya, memang tidak akan selamanya mulus. Cepat atau lambat akan kembali pada pemiliknya dan takdirnya sendiri.
Devan tersenyum sambil dia menatap ke arah pantai di hari yang sudah senja ini. Menatap bagaimana indahnya matahari terbenam yang membawa cahaya indahnya itu dengan menjanjikan dia akan kembali besok pagi. Semilir angin menerpa wajah tampannya. Devan sedang mengadakan liburan dengan teman dan saudaranya. Adiknya yang menikah dengan teman dekatnya yang ternyata keluarganya juga teman Ayahnya.
"Kak Devan, cepat kesini. Kenapa malah diam saja disitu. Kita mau barbeque nih" teriak Rena, adik perempuannya yang sekarang sangat Devan sayangi.
Devan tersenyum dan langsung berjalan menghampiri adiknya itu. Devan mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Mana yang lainnya?"
"Sudah ada di Villa, ayo sekarang kita kesana. Kakak malah diam saja disini"
Devan tersenyum, dia merangkul bahu adiknya itu. "Cuma sedang menikmati senja saja. Lagian kalian 'kan sudah punya pasangan, nanti Kakak cuma jadi nyamuk aja disana"
Rena tertawa mendengar itu, sebenarnya semua hal yang pernah terjadi diantara mereka ini, mungkin hanya akan membuat dirinya menjadi lebih baik. Kakaknya yang dulunya seorang pemain wanita saja, kini benar-benar berubah menjadi pria yang baik dan tidak lagi mempermainkan wanita mana pun.
"Sang Cassanova yang tobat, memang seperti ini ya. Sekarang malah jadi jomblo" ucap Rena dengan terkekeh.
Devan hanya mengacak rambut adiknya dengan gemas. Bahkan dia juga tidak pernah mengerti saat dia bisa berubah drastis seperti ini. Dia memang tidak pernah merasakan kebahagiaan sebelumnya, meski dia bermain dengan banyak wanita. Tapi sekarang, dia bisa merasakan kebahagiaan itu saat keluarganya yang baik-baik saja. Ketika Ibunya yang juga terlihat lebih bahagia dengan kariernya dan Ayahnya yang juga bahagia bersama wanita yang dicintainya. Lebih terasa lengkap ketika Devan bisa mempunyai seorang adik perempuan di usianya yang sudah dewasa.
Semuanya terlihat bahagia, dengan acara barbeque yang di rencanakan. Devan hanya tersenyum melihat adiknya dan teman-temannya bahagia saat ini. Sementara dirinya hanya bisa berdiam diri di dekat pohon di halaman Villa itu. Sebenarnya hidupnya terasa sepi saat ini. Meski sebenarnya dia juga tidak mengerti akan melakukan hal apa saat ini untuk hidupnya. Sekarang, Devan malah menjadi pria yang tidak mempunyai arah tujuan dalam hidupnya.
"Kak, kenapa diam saja disini?" ucap Rena yang datang menghampirinya dan duduk disamping Devan.
Devan hanya tersenyum, tatapannya lurus dengan membiarkan angin menerpa wajahnya. "Tidak papa, hanya senang saja melihat kalian bahagia. Kamu juga jangan terlalu banyak gerak sampe kecapean, kamu harus ingat kalau sekarang sedang hamil"
Rena tersenyum saja, memang dirinya yang sekarang sedang hamil muda. Dan Rena sangat bahagia karena mempunyai suami dan juga Kakak yang begitu perhatian padanya.
"Kak, sebaiknya cari pasangan yang serius mau sama Kakak dan ingin menjalani pernikahan dengan Kakak. Jangan terus sendiri seperti ini" ucap Rena.
Devan hanya tersenyum saja, entahlah semuanya seolah berhenti begitu saja. Kebiasaan Devan yang selalu bergonta-ganti pasangan, kini malah membuatnya tidak ingin terlibat dengan wanita mana pun lagi. Seolah dia sudah lelah dengan semua kebiasaan buruk itu.
*
Seorang gadis yang baru saja lulus kuliah dengan susah payah, dia yang bekerja mati-matian dan mengejar beasiswa untuk bisa lulus kuliah seperti ini. Namun, bersyukur karena dia bisa lulus sekarang dan mungkin tinggal mencari pekerjaan yang lebih baik lagi.
"Leava"
Panggilan itu membuatnya langsung menoleh dan tersenyum melihat sahabatnya yang berlari ke arahnya. "Ayo foto bersama keluarga gue. Bukannya gak ada yang hadir di acara wisuda lo"
Lea hanya tertawa mendengar itu, tahu jika yang di ucapkan oleh sahabatnya itu hanya untuk menghiburnya saja. "Yah, gimana lagi dong? Orang tua gue jauh, mereka gak bisa datang kesini karena biaya transportasi yang mahal. Kan lo tahu sendiri kalau keluarga gue cuma punya toko kecil-kecilan disana. Kalo gue gak dapat beasiswa juga gak mungkin bisa lulus kuliah"
Sahabatnya yang bernama Kirana itu langsung merangkulnya. "Udah lo tenang aja, ada gue yang akan selalu jadi teman lo. Pokoknya gue bakal tunggu sampai lo sukses deh. Siapa tahu dapetin om-om kaya raya"
Lea tertawa mendengar itu dengan sedikit menoyor kepala sahabatnya itu. "Dih, emangnya kalo gue dapat om-om kaya raya, lo mau apa?"
"Ya 'kan gue bangga aja karena sahabat gue bisa kaya dalam waktu yang singkat dan mudah. Haha"
Keduanya tertawa sambil berjalan, seperti ini kehidupan dua orang yang berbeda keadaan sosial, tapi bisa hidup bersama dengan segala perbedaan dalam hidup mereka. Kirana yang selalu menerima apa adanya Lea sebagai sahabatnya. Karena mau bagaimana pun, Lea adalah orang pertama yang membantunya saat dia di bully ketika masih SMA dulu. Jadi, Kirana begitu menganggap Lea sebagai seorang pahlawan dalam hidupnya. Karena sejatinya hidupnya tidak seberani Lea yang bisa menjalani semua hal dalam hidupnya seorang diri.
"Lea, Nyokap gue ajak lo datang ke rumah sekarang. Kita rayain kelulusan kita ini. Ah, gue sedih banget karena bakalan pisah sama lo setelah ini. Gue juga gak bisa nolak permintaan orang tua gue, mereka ingin gue lanjutin S2 di Luar Negeri"
Lea hanya tersenyum saja dengan memeluk sahabatnya itu. "Tenang aja, kan masih bisa saling mengabari. Pokoknya lo harus belajar yang rajin supaya cepet selesai dan cepet kembali deh kesini"
Kirana hanya tersenyum dengan memeluknya.
Bersambung