NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Malam itu, suasana di rumah Ibu Ning dan Citra terasa berat dan sunyi, mereka berdua masih memikirkan tentang tawaran orang kaya raya yang mau menikahi putrinya yaitu zea.

Tiba-tiba pintu mereka terketuk oleh seseorang yang tak dikenal. Seorang pria gagah berpakaian serba hitam berdiri tegap di hadapan mereka. Dengan nada tegas dan serius, pria itu mengucapkan tawaran yang mengejutkan,

"Satu milyar untuk menemani tuan saya selama 30 hari."

Ibu Ning dan Citra saling pandang, tidak percaya apa yang mereka dengar. "Sa-satu milyar, Pak?" tanya Ibu Ning dengan terbata-bata, masih tak percaya dengan tawaran yang ada di hadapannya.

"Iya, Bu. Kalian akan terbebas dari hutang dan bahkan menjadi orang kaya," jawab pria berpakaian serba hitam tersebut dengan yakin.

Citra menarik lengan ibunya untuk masuk ke dapur, berbisik dengan penuh harapan, "Iya'in saja, Buk. Citra yakin Zea mau membantu kita."

"Tapi nak, kasian zea dia masih ingin melanjutkan sekolahnya"

"Hallah buk, uang dari mana? Mau jual kebun satu satunya peninggalan bapak? Lagian buk hutang kita ada di mana mana, lagian Citra capek jadi orang miskin terus ! Ayolah buk terima saja" ucap citra mencoba meyakinkan ibunya

"Tapi nak"

"Buk, cuma tiga puluh hari lagian habis itu tidak lagi ada hubungan apa apa buk, zea itu hanya menemani saja tuan mereka ! Setelah itu zea bisa melanjutkan lagi sekolahnya, dan kita bisa hidup jauh lebih baik buk"

Ibu Ning terdiam, menimbang-nimbang pilihan di hadapannya. Akhirnya, dengan napas terengah-engah, ia mengangguk pelan dan mengambil keputusan yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Citra menghela nafas panjang, akhirnya dirinya bisa meyakinkan ibunya meskipun zea perempuan yang diinginkan oleh pria kaya raya itu belum tau apa apa.

"Baiklah, Pak. Kami menerima tawaran Anda," ujar Ibu Ning dengan suara lirih namun penuh tekad.

Pria berpakaian serba hitam itu tersenyum tipis dan mengangguk, seolah sudah mengetahui jawaban yang akan mereka berikan.

Dalam hati Ibu Ning dan Citra, keputusan tersebut membawa harapan dan ketakutan yang sama besar. Namun, demi kebahagiaan dan masa depan yang lebih baik, mereka bersedia mengambil risiko yang ada.

"Bagus !"

"Besok kami ke sini lagi membawa anak kamu yang sangat cantik itu" ujarnya lagi

Mobil berwarna hitam menghentikan lajunya di depan rumah rapuh milik Ibu Ning. Pintu mobil terbuka dan satu per satu orang berpakaian serba hitam keluar dari dalamnya.

Mereka tampak serius dan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah tersebut. Langkah kaki mereka terdengar berat, menimbulkan dentuman kecil di lantai yang sudah lapuk.

Sementara itu, Zea baru saja pulang dari pekerjaannya di sebuah warung makan. Ia kaget melihat pemandangan yang tidak biasa di depan rumahnya.

Beberapa orang berpakaian serba hitam tampak berjalan keluar dari rumah Ibu Ning dan masuk ke dalam mobil hitam yang terparkir di depannya.

"Loh, itu kan orang yang kemarin, ngapain lagi?" gumam Zea sambil berdiri mematung, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

Tiba-tiba, mobil hitam tersebut melaju di depan Zea yang masih berdiri mematung. Klakson mobil terdengar keras, membuat Zea tersentak kembali pada kenyataan.

Ia bahkan sempat melihat salah satu orang berpakaian serba hitam menoleh dan tersenyum sinis ke arahnya, seolah-olah menyimpan rencana jahat di balik senyum itu.

Ketegangan terasa menyelimuti udara. Zea merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kehadiran orang-orang berpakaian serba hitam itu. Ia bertekad untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di balik kejadian misterius tersebut.

Zea berjalan dengan langkah mantap menuju rumahnya, ia merasa cukup lelah setelah seharian berada bekerja. Sesampainya di depan pintu rumah, Zea mengetuk pintu dengan penuh semangat. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan Ibu Ning menyambutnya dengan wajah ramah.

"Assalamualaikum," seru Zea sambil tersenyum manis, menunjukkan sisi ceria yang selalu ia miliki.

"Wa'alaikumsalam nak," sahut Ibu Ning dengan hangat. "Masuk nak," ucapnya lagi, mengajak Zea untuk segera masuk ke dalam rumah.

Begitu Zea melangkah masuk, ia melihat kakaknya, Citra, yang tengah duduk di sofa ruang tamu sambil memandangi adik satu-satunya itu. Citra selalu kagum dengan kecantikan Zea yang mampu menarik perhatian banyak orang.

"Duduk Ze, Ibuk mau bicara sebentar sama kamu," ucap Ibu Ning dengan tatapan serius yang jarang ia tunjukkan. Ada sesuatu yang penting ingin ia bicarakan dengan Zea.

"Iya, Buk," sahut Zea sambil mengangguk, lalu duduk di depan Ibu Ning dan Citra.

Ketegangan terasa di udara saat mereka bertiga duduk berhadapan. Zea merasa gugup dan penasaran dengan apa yang ingin dibahas oleh ibunya.

Sementara itu, Ibu Ning merasa perlu memberikan nasihat dan arahan kepada Zea agar ia bisa tumbuh menjadi wanita yang baik dan bertanggung jawab.

Di sisi lain, Citra hanya diam, ia merasa perlu mendengarkan pembicaraan ini karena ia tahu betul betapa pentingnya dukungan keluarga dalam menghadapi berbagai masalah yang mungkin dihadapi Zea.

Dalam ruang tamu yang sunyi, ibu Ning duduk di sofa bersama Zea dan Citra. Wajah ibu Ning terlihat tegang dan gugup saat hendak menceritakan perjanjian yang baru saja ia buat dengan seorang pria. Zea dan Citra saling bertatapan bingung dan penasaran.

"Ibu, apa yang terjadi?" tanya zea dengan nada khawatir.

Ibu Ning menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bercerita, "Anak-anak, tadi ada seorang pria yang datang ke sini. Dia menawarkan sesuatu yang bisa mengubah hidup kita jadi lebih baik. Tapi, ada satu syarat yang harus dipenuhi."

"Apa itu buk?" Tanya citra seolah ia tidak tau apaa apa

"Zea akan segera menikah"

"Apa ! Sama siapa buk?" Keget zea

"Ibuk juga belum tau nak" ibu Ning melanjutkan ceritanya

Mendengar hal itu, wajah Zea langsung berubah. "Apa apaan buk! Mana mau Zea nikah sama pria yang tidak aku kenal! Ibuk tega banget denganku buk! Sama saja ibuk menjual aku!" protes Zea dengan suara keras, mata berkaca-kaca.

"Cukup Zea!" bentak Citra, menatap adiknya dengan tajam. Citra kemudian menenangkan diri dan kembali berbicara, "Bu, tolong jelaskan dulu semuanya dengan jelas. Mengapa ibu mau menerima tawaran itu?"

Ibu Ning menghela napas, "Anak-anak, ibu melakukan ini semua demi kebahagiaan kita bersama. Kita tidak bisa terus hidup seperti ini, diperlakukan rendah oleh tetangga dan orang sekitar. Pria itu bisa memberikan kita kehidupan yang lebih baik."

Zea merasa kasihan pada ibunya yang terlihat begitu lelah dan putus asa. Namun, Zea tidak bisa menerima kenyataan ini begitu saja. Wajahnya semakin pucat, matanya terus menatap ibunya dengan rasa kecewa yang mendalam.

"Bu, apakah tidak ada cara lain selain menjual Zea? Apakah ini satu-satunya jalan?" tanya zea dengan nada lembut.

Ibu Ning menunduk, air mata mulai jatuh membasahi pipinya. "Maafkan ibu, zea. Ini memang pilihan yang sangat sulit, tapi ibu yakin ini adalah jalan terbaik untuk kita semua. Semoga kamu bisa mengerti."

Di tengah keheningan yang menyelimuti ruangan, hati Zea terasa sangat sakit. Meski ia mencoba memahami alasan di balik keputusan ibunya, tetap saja kehilangan kebebasan dan masa depan yang selama ini ia impikan adalah hal yang sangat sulit untuk diterima.

***

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!