Ditinggalkan di hari pernikahan membuat Abigail, gadis yang memiliki berat badan berlebih memutuskan untuk berubah. Dibantu seorang teman lama yang sudah menyukainya sejak lama, Abigail mewujudkan keinginannya untuk memiliki tubuh ideal tapi sahabat yang dia anggap sebagai sahabat baik, berusaha menghalangi langkahnya. Disaat keinginan itu sudah terwujud, Abigail berubah menjadi gadis cantik dan pada saat itu sang mantan kembali dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Akankah Abigail menerima ajakan sang mantan sedangkan secara diam-diam, ada seorang pria yang begitu tulus mencintai dirinya. Antara cinta lama dan cinta baru, yang mana akan dipilih oleh Abigail?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
Ruangan dihias dengan cantik, kursi-kursi juga sudah tersusun dengan rapi. Bunga-bunga berjejer dengan rapi menghiasi ruangan itu. Puluhan orang terlihat sibuk menghias ruangan itu agar semakin cantik lagi karena sebentar lagi di sana akan diadakan upacara pernikahan.
Tentunya seorang wanita sedang berbahagia hari ini dan dia adalah Abigail. Ini adalah hari paling bersejarah baginya karena dia akan menikahi pria yang paling dia cintai bahkan dia merasa jika dia adalah wanita yang paling berbahagia saat ini.
Bukan tanpa alasan, dengan bentuk badannya yang luar bisa, dia mendapatkan cinta dari sang pangeran. Bak di negeri dongeng, Abigail di lamar oleh kekasihnya yang tampan dan kaya raya. Tentu itu bagaikan sebuah mimpi baginya, bentuk badan luar biasa yang hampir mencapai 200 pounds membuatnya gemuk luar biasa tapi dia tidak pernah minder akan hal itu apalagi dia gadis yang ceria.
Kebahagiaannya semakin lengkap karena hari ini, dia dan sang pangeran akan menikah. Sebuah gaun pengantin berukuran jumbo sudah dibuat khusus untuknya oleh seorang perancang ternama. Tentu semua itu dari sang pujaan hati.
Abigail terlihat bahagia apalagi gaun mahal yang dibuat khusus untuknya sudah dikenakan, semua wanita pasti akan melihatnya dengan tatapan iri. Senyumnya semakin mekar saat mahkota bertahta berlian dikenakan di atas kepalanya, dia tidak menyadari penata rias melihatnya sambil mencibir.
Pria gila mana yang mau menikahi wanita gemuk mengerikan itu? Sepertinya calon suami Abigail sudah gila atau pria itu pria buta sehingga dia tidak bisa melihat bagaimana rupa wanita yang akan dia nikahi. Abigail juga berpikir demikian, Harold begitu mencintainya dan mau menikah dengannya , itu merupakan sebuah keajaiban tapi sayang, sebentar lagi dia akan menelan pil pahit.
Suara pintu diketuk dari luar sana, seorang wanita juga pria masuk ke dalam. Mereka adalah orang tua Abigail. Mereka sangat senang melihat putri mereka sudah akan menikah. Semoga saja Abigail bahagia setelah ini.
"Kau begitu cantik, Sayang," puji sang ibu seraya memeluknya.
"Thanks, Mom," Abigail tersenyum. Dia benar-benar bahagia.
"Setelah ini kau harus menurunkan berat badanmu!" ucap sang ayah.
"Kenapa. Dad? Harold suka dengan bentuk badanku yang seperti ini."
"Memang, tapi kau harus menurunkan berat badanmu, Abigail." ibunya berkata dengan lembut. Dia harap putrinya mau berubah.
"Baiklah, akan aku lakukan nanti," ucap Abigail.
Dia tersenyum bahagia, walau berat badannya mencapai dua ratus pounds tapi dia akan menjadi wanita paling bahagia hari ini karena pangeran tampan akan menikahinya. Dia sungguh tidak percaya, rasanya tidak nyata. Dia seperti di dalam dunia dongeng, entah kenapa dia merasa jika dia lebih beruntung dari pada Cinderela.
Abigail dan kedua orangtuanya sedang berbincang, mereka menunggu acara di mulai. Di luar sana, para tamu undangan sudah datang. Gedung pesta yang megah sudah dipenuhi oleh para tamu yang hadir untuk menyaksikan pernikahan Abigail dan Harold.
Pendeta juga sudah datang tapi sayangnya keluarga mempelai pria tidak terlihat bahkan pengantin pria juga tidak ada. Waktu acara sudah hampir tiba, Abigail sudah siap. Dia sudah tidak sabar untuk mengucap sumpah dan menjadi istri Harold.
Jantungnya bahkan berdebar, dia terlihat gelisah tapi dia tidak tahu jika di ruang pesta sudah terjadi keributan karena mempelai pria yang tidak telihat sedari tadi.
Sahabat Abigail tampak cemas, sepertinya dia harus mengatakan hal itu pada Abigail dan mengatakan jika calon suaminya tidak datang. Para tamu juga sudah saling pandang dan berbisik, sepertinya ada hal tidak beres yang sedang terjadi.
Di dalam ruangan, Abigail dan ayahnya sudah siap karena sudah waktunya. Napas panjang Abigail Ambil dan setelah itu dia tersenyum, siap keluar berasama dengan ayahnya.
Mereka benar-benar sudah siap tapi seseorang mengetuk pintu dan menerobos masuk ke dalam. Abigail sangat heran melihat sahabat baiknya terengah-engah dengan wajah pucat. Sahabatnya bahkan berlari ke arahnya dengan terburu-buru.
"Ada apa?" tanya Abigail heran.
"Abigail, Harold?" sang sahabat terlihat tidak tega mengatakannya.
"Ada apa dengannya?" Abigail terlihat cemas, dia takut terjadi sesuatu pada calon suaminya.
"Dia tidak datang!"
"What?" Abigail terkejut.
Dia berlari keluar tanpa ragu. Kedua orangtuanya bahkan mencegah tapi Abigail tidak peduli. Ruang pesta terdengar riuh, semua mata melihat ke arah Abigail saat gadis itu masuk ke dalam ruangan. Abigail terlihat linglung, dia berlari ke arah pendeta dengan wajah cemas luar biasa.
"Mana Harold, kenapa dia belum datang?" tanya Abigail pada sang pendeta.
"Maaf Nona, aku tidak tahu."
"Apa ada yang melihat Harold?" Abigail berteriak tapi tidak ada yang menjawab bahkan para tamu mulai berbisik membicarakan dirinya.
"Apa tidak ada yang melihatnya?" teriak Abigail lagi. Air matanya mulai mengalir, dia tidak menyangka Harold akan melakukan hal itu.
Ayah dan ibunya berlari menghampiri Abigail dan menghentikan Abigail yang mulai marah. Cibiran para tamu terdengar, mereka menghina bentuk badan Abigail yang besar luar biasa. Mereka bahkan memuji tindakan Harold meninggalkan Abigail. Seorang pengusaha yang mapan dan tampan seperti Harold memang pantas mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Abigail.
"Harold, di mana kau?" teriak Abigail. Mahkota yang dia kenakan sudah dia lempar entah kemana, make up-nya bahkan mulai luntur akibat air matanya.
"Abigail, tidak perlu berteriak. Ayo kita pulang," ucap sang ibu.
Sungguh dia tidak tega melihat keadaan putrinya, tapi siapa yang menyangka jika Harold akan meninggalkan Abigail di acara pernikahan mereka?
"Berikan aku ponsel, Dad!" pinta Abigail sambil mengusap air mata yang berlinang.
Sang ayah memberikan ponsel-nya, tanpa membuang waktu Abigail menghubungi Harold tapi sayang, sudah tidak aktif. Dia bahkan menghubungi keluarga Harold tapi ponsel mereka juga tidak aktif. Abigail berteriak marah dan melempar ponsel ke atas lantai. tangisan pilunya terdengar memenuhi ruangan, dia benar-benar kecewa dan tentunya malu karena semua tamu mencibir dirinya.
Kedua orangtuanya mengajak pergi, meninggalkan ruang pesta itu. Hati Abigail sangat hancur karena orang yang dia cintainya meninggalkan dan mempermalukan dirinya di acara pesta pernikahan mereka. Adakah cinta sejati untuknya yang tidak melihat rupa dan bentuk badan?
I,m fat, but i am beauty. Itu selalu menjadi moto Abigail tapi sepertinya dia harus membuang moto itu jauh-jauh dan menggantinya dengan moto lain.
Dengan perasaan hancur, Abigail meninggalkan gedung pesta bersama dengan kedua orangtuanya, sedangkan para tamu undangan membubarkan diri dengan cibiran pedas mereka. Harold benar-benar dilema saat itu apalagi dengan hasutan orangtuanya.
Wajah tampan dengan kesuksesan yang dia punya, bagaimana bisa dia menikahi wanita gemuk seperti Abigail? Banyak wanita seksi dan cantik yang bisa dia kencani tapi kenapa harus Abigail? Hasutan itu merasuki hati dengan cepat, membuatnya ragu untuk menikahi Abigail tapi suatu hari nanti, dia akan menyesali keputusan bodohnya karena telah meninggalkan Abigail.
klara