Natasha Alexandrina seorang wanita cantik namun sombong dan arogan berusia 26 tahun, dia seorang wanita mandiri pemilik Alexa Butique
Cintanya kepada Andra Hadiwijaya seorang CEO muda membuatnya rela menghalalkan segala cara dengan mengajak bekerjasama seorang Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai Driver Ojek Online bernama Prayoga Atmajaya, untuk mencapai obsesinya sebagai Nyonya Andra Hadiwijaya.
Siapa sangka sebuah peristiwa yang hampir merenggut kesuciannya, dan kebersamaannya dengan pria bernama Prayoga itu merubah alur kisah asmaranya.
Lantas apakah Natasha akan tetap berusaha mendapatkan cinta Andra atau akhirnya luluh pada Prayoga, pemuda baik hati yang selama ini menjadi Dewa Penolongnya.
Ig : Rez.zha29
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Membuatku Jatuh Hati
Tok tok tok
" Permisi, Bu. Ada perwakilan dari Nyonya Agatha, yang mau survei cari lokasi di daerah Bogor." Sinta masuk memberitahukan jadwal yang harus dikerjakan Natasha hari ini.
" Oke, Sin. Terima kasih." Natasha segera mengambil hand bag nya dan memasukan beberapa barang yang perlu dibawanya.
" Ibu akan pergi berdua saja dengan orang itu?" tanya Sinta yang ternyata belum kembali ke tempatnya.
" Memangnya perwakilan dari Nyonya Agatha ada berapa orang yang datang?"
Sinta mengacungkan jari telunjuknya. " Satu, Bu ...."
" Ya kalau yang datang satu, berarti memang perginya cuma berdua, kecuali dia bawa supir."
" Hmmm, saya boleh ikut nggak ya, Bu?"
Natasha melirik ke arah Sinta yang terlihat sedang tersenyum-senyum. " Kalau kamu ikut, yang gantiin saya di sini siapa?? Lagian tumben banget kamu minta ikut." Natasha memicingkan matanya." Curiga nih ...."
" Soalnya karyawannya Nyonya Agatha ini ganteng banget, Bu." Sinta terkekeh.
" Dih ... sejak kapan kamu jadi kecentilan begini?" Natasha berjalan menghampiri sekretarisnya itu. Dia agak aneh melihat kelakuannya hari ini. Natasha menempelkan punggung tangannya di kening Sinta. " Padahal nggak panas, lho! Jangan-jangan kesambet, nih ..." ledek Natasha sambil melangkah ke luar ruangan yang diikuti langkah kaki Sinta di belakangnya.
" Kesambet cinta karyawannya Nyonya Agatha, Bu ..." Sinta tertawa sambil menyilangkan tangan di dadanya mendramatisir.
" Oh, astaga ..." Natasha menepuk keningnya sendiri ikut tertawa.
" Bu, titip salam ya, buat karyawannya Nyonya Agatha itu, sama minta nomer WhatsApp-nya sekalian." Natasha memutar bola matanya mendapati sikap Sinta, membuatnya penasaran seperti apa tampang perwakilan dari Nyonya Agatha yang membuat sekretarisnya itu bersikap aneh.
" Selamat siang, Nona Alexa. Senang bisa bertemu lagi dengan anda, Nona."
" Oh, no ..." Natasha terkesiap mendapati ternyata Gavin lah orang perwakilan dari Nyonya Agatha. Natasha memang meminta Nyonya Agatha mengirim orang sebagai perwakilannya untuk sama-sama meninjau lokasi yang akan dijadikan cabang butiknya di daerah Bogor, karena Natasha ingin kerja samanya berjalan transparan, tapi Natasha tidak menyangka jika suami dari Nyonya Agatha sendirilah yang akan meninjau, sehingga membuat semangatnya yang awalnya menggebu tiba-tiba menguap begitu saja.
Dan di sinilah sekarang Natasha. Di dalam sebuah mobil Bentley Bentayga Moroccan Blue yang dikendarai sendiri oleh Gavin.
" Anda benar-benar luar biasa, Nona Alexa. Masih muda tapi sudah mencapai kesuksesan dengan kerja keras sendiri."
" Terima kasih ... Anda terlalu berlebihan, Tuan Gavin." Natasha tersenyum kecut, sebenarnya dia merasa kurang nyaman hanya berdua saja dengan Gavin. Dia menyesal kenapa tadi tidak menerima permintaan Sinta.
" Panggil saja Gavin, tanpa ada embel-embel Tuan, Nona. Biar lebih akrab." Gavin menoleh sambil melempar senyuman.
" Maaf, Tuan. Saya rasa tidak sopan jika saya hanya memanggil nama saja." Natasha menyahuti membalas senyum dengan terpaksa.
" Baiklah ..." Gavin menganggukkan kepalanya sambil melirik jam di tangannya. " Ini hampir jam makan siang, bagaimana jika kita makan siang dulu, Nona?"
" Saya belum terlalu lapar, Tuan Gavin. Sebaiknya kita langsung ke tempat tujuan saja, " tolak Natasha, dia memang tidak ingin mengulur-ulur waktu yang akan membuatnya semakin berlama-lama dengan suami Nyonya Agatha itu,
Sejak pertemuan pertamanya di Restoran Western beberapa hari lalu, Natasha memang merasakan ada yang aneh dengan cara Gavin menatapnya, itulah yang membuatnya sedikit merasa tidak nyaman.
" Tapi saya sudah merasa lapar, Nona. Dan saya tidak bisa jika harus telat makan." Gavin mengedar pandangannya ke sisi kanan dan kiri jalan. Matanya mencari restoran yang akan disinggahinya untuk mengisi perut.
" Tapi ...."
" Nona cukup menemani saya makan saja, jika Nona Alexa belum lapar," potong Gavin, mengarahkan mobilnya memasuki sebuah halaman restoran ayam goreng.
Dengan memberengut kesal akhirnya Natasha turun dan mengekori Gavin masuk ke restoran itu. Dan pada akhirnya Natasha pun ikut makan karena tanpa persetujuannya, Gavin telah memesankan makanan untuk dua orang.
" Apa Nona Alexa sudah menikah?" tanya Gavin yang membuat Natasha menghentikan kunyahan nya dan langsung menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.
Natasha meraih dan meneguk air mineral sebelum menjawab pertanyaan Gavin. Sedangkan Gavin terlihat menahan salivanya menatap leher jenjang Natasha saat wanita itu menghabiskan air mineralnya. Dia membayangkan seandainya bibirnya bisa menikmati dan menyusuri leher putih mulus itu.
" Saya akan bertunangan, Tuan Gavin," ucapan Natasha membuyarkan lamunan Gavin.
" Oh, beruntung sekali pria yang akan menjadi suami Anda, Nona. Anda sangat cantik, saya rasa semua pria akan berharap bisa memiliki Anda, Nona Alexa."
Natasha tersenyum kecut, pikirannya melayang kepada pria yang dicintainya. Seandainya Andra juga punya pikiran yang sama dengan Gavin, sayangnya sampai detik ini dia harus terus berjuang mendapatkan cinta Andra. Dia masih berusaha keras membuat agar Andra hanya melihatnya, hanya melihat kepada dirinya bukan wanita lain.
Natasha menyampirkan rambut ke belakang telinga kirinya. " Anda terlalu banyak memuji saya, Tuan Gavin. Tidak semua pria berfikir seperti itu, Tuan."
" Hanya pria bodoh yang tidak tertarik dengan Anda, Nona Alexa." Gavin menatap Natasha dengan tatapan mata kompleks. " Sayang kita telat bertemu, seandainya kita lebih dulu bertemu beberapa tahun lalu, Saya tidak akan melepasmu untuk tunangan Anda itu, Nona. Karena kau telah membuatku jatuh hati ..." ucap Gavin tegas dengan senyum terkulum membuat wajah pria itu semakin mempesona.
Natasha mengelus halus tengkuknya, ucapan Gavin sanggup membuat darahnya berdesir dan nafasnya tercekat. Ini sangat bahaya, keterbukaan Gavin tentang perasaannya itu bisa berbuntut masalah dan salah paham.
" Maaf, Tuan Gavin. Saya permisi ke toilet." Natasha bergegas melangkah mencari kamar kecil, dia seperti butuh oksigen tambahan karena tiba-tiba merasa sulit bernafas.
Bruukkk ...!
" Awww ...!"
" Oh, maaf ...."
" Kamu ...??" pekik Natasha dan seorang pria bersamaan setelah mereka bertabrakan di depan toilet.
" Kamu ngikutin aku, ya?!" tuduh Natasha. Entah mengapa di kota Jakarta yang luas dan dihuni banyak orang, kenapa dia harus bertemu lagi dengan orang asing yang sama selama empat kali berturut-turut dalam kurun waktu kurang dari sebulan.
" Maaf ya, mbak. Saya bukan pengangguran! Saya mahasiswa, saya tukang ojek, saya juga mengajar bimbel. Saya butuh kerja buat biaya kuliah saya. Jadi buat apa saya buang-buang waktu percuma ngikutin mbak yang jelas-jelas nggak menghasilkan uang?!" sanggah Yoga cepat. Sama seperti Natasha, Yoga juga merasa kesialannya berkelanjutan karena lagi-lagi harus bertemu si cewek sombong ini, pikirnya.
Natasha tergelak mendengar ucapan Yoga. " Kemarin jelas-jelas ditawarin uang banyak malah ditolak, sekarang malah ngeluh," sindirnya kemudian. " Munafik, Lo!"
" Saya hanya menerima uang berlabel halal, Mbak," sahut Yoga melangkah tapi dengan cepat Natasha mencekal lengan Yoga.
" Eh, tunggu ... tunggu ...!!" Yoga melirik tangan mungil Natasha yang menyentuh lengannya.
" Kamu yang mengadu ke Andra soal tawaran aku itu, kan?!" tuduh Natasha lagi.
Yoga menghempas nafas kesal. " Saya bukan anak kecil yang suka mengadu, Mbak!" bantahnya sambil melepas cengkraman tangan Natasha
" Lalu dari mana dia tau kalo aku merencanakan hal itu?"
" Mana saya tahu ..." Yoga mengedikkan bahunya. " Kenapa mbak nggak tanyakan sendiri ke dia? Sayang ya kalian nggak berjodoh, padahal kalian itu sangat cocok," sindir Yoga diikuti dengan tawa dengan nada mengejek dan melangkah pergi menjauh.
*
*
*
Bersambung....
Happy Reading😘
sk curi2 kesempatan...😄