Ardian Pramana seorang pria tampan yang arogan sombong yang hobinya balapan liar dan suka mempermainkan wanita hingga membuat kakeknya resah karena dia adalah cucu tunggalnya hingga ia ingin mencari jodoh untuk sang cucunya,
karena pringai sang cucu seperti itu maka ia meminta tolong sahabatnya yg kebetulan memiliki pondok pesantren An Nur dan berharap agar salah satu santriwati berkenan agar menjadi istri sang cucu.
Apakah ada dari mereka yang bersedia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjelang hari Pernikahan.
Akhirnya sebulan pun telah berlalu. Dan hari yang di tunggu-tunggu kakek pun tinggal sehari lagi dan itu membuat Ardiyan semakin sedih. Seperti hari ini dia nampak murung. Dan itu membuat sang kakek ingin menghibur cucu semata wayangnya.
"Kenapa cucuku kelihatan bermuram durja?" Tanya kakek sedikit menggodanya. Ardiyan hanya diam tak ingin berkomentar.
"Bukankah besok hari bahagia mu nak?" Tanyanya lagi. Tapi tetap tidak di tanggapi sang cucu.
"Dengarkan kakek nak. Percayalah Anisah adalah bidadari yang akan membuat mu bahagia bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Dia yang akan menolong mu menjadi seseorang yang kakek impikan. Karena setelah aku tiada hanya doa mu.lah yang kelak akan membantu kakek. Dan bisa jadi penolong kedua orangtua mu di akhirat" Ucap kakek dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
Karena melihat kesedihan kakek nya Ardiyan pun tidak tega untuk mengabaikan kakeknya.
"Kakek??..." Lirihnya dan memeluk kakeknya dan air mata kakek pun tumpah.
"Maafkan Diyan kek" ucapnya lagi. Ia tak mampu berkata-kata lagi hanya memeluk erat sang kakek. Kakek pun menepuk pundak Ardiyan.
"Percayalah kakek tidak akan mengecewakan mu." Ucapnya sambil tersenyum.
"Bahkan mungkin kau akan tergila-gila pada bidadari itu " Ledeknya lagi sambil mengedipkan mata sebelah kanannya.
"Huff mengapa kakek begitu yakin. Dengan gadis bisu itu." Ucap Ardiyan Berdengus kesal.
" Diyan tau mengapa dia menutupi wajahnya. Itu karena dia malu untuk menunjukkan wajah jeleknya kek" ucapnya lagi.
Kakek yang mendengar malah tertawa kekeh.
"Huu kenapa kakek malah tertawa!" ucap Ardiyan kesal.
"Karena apa yang kau lihat dan apa yang kau pikirkan belum tentu benar nak" ucap kakek lalu menepuk pundak Ardiyan dan berdiri berjalan meninggalkan Ardiyan dan memberikan sebuah kertas putih yang berlipat pada Ardiyan..
Namun saat ia sampai di depan pintu kamar Ardiyan ia ber balik.
"Oh iya jangan lupa untuk menghafalkan yg ada di kertas itu jangan sampai saat ijab qobul kamu membuat kesalahan, itu sama saja mempermalukan diri sendiri. Kamu tidak maukan di bilang cucu yang lemah.?" Ucap kakek sambil mengedipkan matanya. Lalu ia pun hilang di balik pintu kamar Ardiyan.
Ardiyan hanya diam tak menanggapi perkataan kakeknya. Dia hanya membuka kertas putih itu. Yang berisikan hafalan ijab qobulnya untuk besok. selain sebuah nama tertulis disitu kakek Rusdi juga menulis maharnya. Betapa terkejutnya ia mengetahui mahar yang di berikan kakeknya.
"Nur Anisah Humairah!. Nama yang cantik" gumannya lirih.
"Siapa sebenarnya dia? kenapa kau di istimewakan sekali orang kakek.. bahkan kakek menyediakan Rumah, Mobil, dan emas batangan bahkan uang yang cukup besar... Siapa kau sebenarnya Anisah?" Batin Ardiyan.
Iya itulah isi kertas yang harus di hafal oleh Ardiyan untuk menjelang hari pernikahannya besok. Dan karena tidak ingin mempermalukan diri sendiri ia juga tidak ingin di ledek kakeknya. Ardiyan pun menghafalnya dengan gigih. Sampai tak terasa matanya pun terpejam karena mungkin ia lelah kali Yee.
Selamat mang babang Ardiyan 😁
semoga mimpi yang indah Yee.
maaf ye kalau banyak typo di mana\-mana maklum deh masih amatir. 🙏😁
Jangan lupa komen kritik dan sarannya ya
Dan bila suka dengan ceritanya di like ya kalau nggak suka Abaikan ok😉
love you all💗