NovelToon NovelToon
Visionaries Of The Sacred

Visionaries Of The Sacred

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Slice of Life / Keluarga / Action / Persahabatan / Fantasi
Popularitas:50
Nilai: 5
Nama Author: Nakuho

menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 10:aku yang muak jadi bayang bayang mu

Alun-alun kota Vantier gempar.

Dari kejauhan, sebuah gundukan es raksasa menjulang ke langit malam—tingginya melampaui atap bangunan, memantulkan cahaya obor dan bulan hingga tampak seperti menara kristal kematian. Warga berhamburan keluar rumah, menengadah dengan wajah pucat

“Apa itu…?”

“Es? Sebesar itu?”

“Kerajaan diserang?!”

“Ma—mah, aku takut…”

Bisik-bisik berubah menjadi kepanikan kecil.

Anak-anak ditarik ke pelukan, para pedagang menutup kios, dan lonceng penjaga hampir saja dibunyikan—hingga derap kuda memecah kerumunan.

Para prajurit kerajaan berpatroli cepat.

“Tenang!”

“Itu bukan serangan musuh!”

“Tidak ada invasi!”

“Harap kembali beraktivitas seperti biasa!”

Suara mereka tegas, namun pandangan para warga masih tertuju pada gundukan es itu—diam, dingin, dan terlalu megah untuk disebut “biasa”.

Tak ada yang tahu…

bahwa di puncaknya, seorang pangeran sedang membeku—bukan hanya tubuhnya, tapi juga hatinya.

Lucyfer akhirnya diturunkan.

Para pelayan mulai membantu Lucyfer untuk keluar dari gundukan es raksasa itu.

"pangeran bertahanlah,"

"kalian segera keluarkan pangeran Lucyfer,"

"panggil tabib istana."

para pelayan yang berbondong-bondong membantu mengeluarkan Lucyfer dari gundukan es raksasa itu.

Tubuhnya gemetar hebat. Ujung jarinya membiru, kaku, nyaris tak bisa digerakkan.

Air mata mengalir tanpa suara, bercampur embun es yang belum sepenuhnya mencair.

Para pelayan istana bergegas mengelilinginya, menyelimutinya, membopongnya menuju tabib kerajaan.

“Pembekuan sementara,” ujar tabib setelah pemeriksaan singkat.

“Tidak fatal. Namun dinginnya cukup dalam. Tolong istirahat total.”

Lucyfer mengangguk lemah.

Di lorong istana, langkahnya gontai. Setiap langkah terasa berat, seolah lantai dingin menertawakan kelemahannya. Air mata jatuh satu per satu—sunyi, memalukan, tak tertahan.

Di kamarnya, Elviera menyambut—namun cangkir air di tangannya jatuh dan tumpah saat melihat kondisi Lucyfer.

“T-tuan muda—!”

“Anda demam… dan dingin sekali. Berbaring. Sekarang.”

Ia menyelimuti Lucyfer dengan beberapa lapis selimut, memeluknya erat. Tubuh Lucyfer masih bergetar.

“Ada apa…?” suara Elviera melembut.

“Ceritakan. Aku di sini.”

Namun kata-kata itu hancur sebelum sempat terucap. Yang tersisa hanya gema kalimat kejam di kepala Lucyfer—kata-kata kakaknya—menusuk lebih dingin dari es.

Ia menangis tersedu, memeluk Elviera sekuat tenaga.

“Kakak… Elice…”

“S-dia…”

Elviera terdiam.

“Putri Elice… menindas anda?”

Lucyfer tak menjawab. Ia hanya menunduk. Kepalanya pusing, dadanya sesak. Dunia yang selama ini hangat—runtuh dalam satu malam.

Keesokan harinya, kamar Lucyfer tertutup rapat.

Elviera tidak masuk. Ia tahu—anak ini butuh ruang.

Di dalam, suara barang pecah bergema. Vas, buku, kursi—semuanya hancur. Nafas Lucyfer terengah, matanya merah penuh amarah dan kekecewaan.

“Kenapa…?”

“Aku sudah berlatih…”

“Aku ingin setara…”

Tangannya mengepal.

“Tatapanmu itu…”

“Benar-benar membuatku ingin… membencimu.”

Di balik lorong istana, dari kejauhan, Elice dan seraphina mengamati.

"nona Elice apa anda tak terlalu kejam dengan pangeran,"kata Seraphina

"maafkan aku kalau aku menyinggung anda."

Ia melihat adiknya hancur.

Menangis.

Marah.

Namun wajahnya tetap dingin.

“Aku melakukan ini,” gumamnya pelan,

“karena aku tak mau kau merasakan dunia sihir sekejam yang kualami.”

Tatapannya tajam, tak goyah.

“Jika kau bertahan…”

“kau akan menjadi lebih kuat.”

Dan Elice menatap sedikit lembut ke Lucyfer.

"maafkan aku Lucyfer tapi aku melakukan itu karena aku sayang pada mu,"

"aku tidak membenci mu,sedikitpun."

Ia berbalik.

Tanpa penyesalan.

Tanpa permintaan maaf.

Dan di antara mereka—

jarak yang tak lagi bisa dibekukan oleh es,

atau dijembatani oleh darah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!