Gadis Incaran Vampir

Angel memalingkan wajahnya ketika pria di depannya semakin mendekatkan wajahnya ke arahnya. Angel bahkan bisa merasakan hembusan dingin dari nafas pria di depannya itu.

'Tunggu... kenapa nafasnya dingin?' batin Angel bingung.

Rasa penasaran Angel terhadap udara yang baru saja menerpa wajahnya, yang asalnya dia yakin dari hembusan nafas pria di depannya itu membuat Angel kembali menoleh.

"Empptt"

Sayangnya, hal itu ternyata salah. Mata Angel membulat ketika pria itu menciumnya dengan begitu kuat, bahkan menggigitt bibir bawah Angel.

"Sshhh" Angel mendesiss pelan, dia merasa sedikit perih di bibir bawahnya.

Pria itu menarik diri, menjauh dari wajah Angel sambil memiringkan sedikit kepalanya dan menunduk. Karena memang pria itu jauh lebih tinggi dari Angel.

"Kamu hanya milikku! paham!" kata pria itu.

Angel berusaha memberontak, dia berusaha melepaskan tangannya dan berusaha menghindari pria itu. Tapi percuma saja, perlawanannya sungguh tak berarti.

Tangan pria itu terangkat perlahan menyeka setitik darahh yang ada di bibir bawah Angel. Angel mengernyitkan matanya, apa yang dilakukan pria di depannya itu membuat Angel merinding.

Dan mata yang mengernyit itu berubah membola, ketika Angel melihat pria itu memasukkan jarinya yang terkena noda darahh itu ke dalam mulutnya. Menyesappnya dengan cara yang tidak lazim.

Angel menelan salivanya dengan susah payah, jantungnya kembali berdebar sangat kencang. Pria di depannya itu membuatnya takut.

"Aku rasa sudah waktunya memberimu tanda"

Mata Angel semakin melebar, bahunya naik turun. Mata pria di depannya itu tadinya hitam, tapi setelah pria itu bicara seperti itu, matanya berkilat merah.

Angel semakin terkesiap, ketika pria itu menarik kerah baju Angel, dan menurunkannya dengan cepat.

"Apa..." suara Angel terhenti.

Ya, suaranya benar-benar berhenti. Suaranya mendadak hilang. Tidak terdengar olehnya sendiri. Meski Angel ingin berteriak sekuat yang dia bisa suaranya sama sekali tidak bisa keluar.

"Agkkhh!" Angel menahan sakit, tapi hanya bisa menggerakkan bibirnya saja. Suaranya tidak keluar.

Pria itu menggigitnya, menggigit di bagian yang cukup sensitif. Memberikan rasa perih yang luar biasa, tangan Angel yang tadinya ingin melawan, justru mencengkeram erat tangan pria di depannya itu.

Sesuatu seperti masuk ke aliran darahnya, dan itu sangat tidak nyaman. Angel merasa kesakitan, tubuhnya panas dah seluruh tubuhnya seperti akan meledak. Dia tidak bisa menahannya. Dia sangat kesakitan.

Brukk

Angel pingsan, dia tak sadarkan diri di pelukan pria yang tampaknya tengah mengeluarkan semua energinya sampai kabur di sekitar mereka semakin hitam.

Di tempat berbeda, pria dengan rambut perak yang tengah mencari keberadaan dua saudaranya tampak meremass kaleng yang ada di tangannya.

"Brengsekk! dia mendahuluiku lagi!" geramnya marah.

Pria berkacamata muncul begitu saja di depan pria yang tengah meremass kaleng sampai isinya keluar semua itu. Dan membuat kaleng itu tak berbentuk.

"Dia berani mengambil resiko. Tapi kalau kamu menyerah sekarang bukankah itu tidak seru?" tanya Nelson.

Ya, pria berkacamata itu adalah Nelson.

Prang

Pria berambut perak itu membanting kaleng itu ke batu yang ada di depan mereka. Menimbulkan suara yang cukup keras. Dan dengan tatapan tajam, pria berambut perak itu menunjukkan ambisinya.

"Heh, menyerah? pada jelmaan ibliss itu? tidak mungkin! Ratuku, pasti akan memilihku. Di kehidupan sebelumnya, sekarang, atau di kehidupan selanjutnya. Ratuku tetap akan memilihku!" katanya sangat yakin.

Nelson menepuk bahu Kael. Pria berambut perak itu adalah Kael, namanya Kael, Kael Valleroy. Pewaris keluarga kedua bangsawan Valleroy.

"Kalau begitu lanjutkan!" katanya santai.

Kael melirik ke arah Nelson.

"Kamu tidak ingin bersaing?" tanya Kael pada Nelson.

"Aku sudah melihat bagaimana mengenaskannya akhir kalian di masa lalu. Aku rasa aku akan memilih menjadi penonton yang baik saja. Good luck!" kata pria itu meninggalkan Kael.

Dan gerakannya terlalu cepat. Nelson datang dengan sangat cepat. Tiba-tiba muncul, dan pergi menghilang dengan cepat juga.

Kael masih tampak kesal. Tapi keyakinan yang begitu besar membuatnya mendengus pelan.

"Ratuku, selamanya akan menjadi milikku!" gumamnya.

Sementara di tempat lain, Aline dan Olivia yang sudah selesai dilukis pun mencari keberadaan Darryl dan Angel.

"Dimana Angel?" tanya Olivia pada Darryl yang sudah keluar dari labirin itu.

"Kami masuk bersama, tapi ada angin kencang. Kami berpisah, aku sudah berusaha mencarinya, ponselnya tidak aktif!" Darryl tampak panik.

"Kita ke pos pihak penyelenggara saja, supaya di umumkan dan bantu cari!" kata Aline.

Dia sangat khawatir, dan ibunya pasti akan memarahinya kalau terjadi sesuatu pada Angel.

"Iya kak, ke pos penyelenggara saja!" ajak Olivia juga.

Saat ketiganya akan berjalan ke arah tenda penyelenggara. Nelson kembali menghampiri mereka.

"Kamu baru keluar? aku sudah keluar sepuluh menit yang lalu..."

"Tuan Nelson, pacarku hilang. Bisa bantu aku?" tanya Darryl.

Kalau Nelson yang mengatakan pada penyelenggara, tentunya mereka akan sangat cepat tanggap.

"Hilang? saat kalian berdua masuk bersama di labirin? itu sedikit tidak masuk akal?" tanya Nelson yang berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

Padahal dari empat orang yang saat ini berada di tempat itu. Nelson yang paling tahu, dimana dan apa yang terjadi pada Angel saat ini.

"Ada angin kencang... " Darryl mengatakan itu dengan penuh penyesalan. Seharusnya dia memang menjaga Angel, malah sampai hilang di depan matanya. Dia sungguh merasa begitu bersalah.

"Jangan merasa bersalah seperti itu! ikut aku! aku akan minta orang-orangku bantu kalian mencari Angel!"

Ketiganya mengikuti Nelson. Mereka sampai di sebuah stan dengan tenda yang cukup besar.

"Kalian tunggu disini, jangan sampai ada yang hilang lagi. Biar aku dan orangku yang cari Angel!" kata Nelson pergi dari sana.

Olivia memegang tangan kakaknya.

"Kakak, jangan terlalu merasa bersalah. Tempat ini di jaga banyak orang, Angel pasti hanya tersesat. Dia pasti di temukan!" kata Olivia berusaha menenangkan kakaknya.

Sementara itu, Angel sendiri masih berada di sebuah tenda lain. Tempat khusus keluarga Valleroy berada, dimana tempat itu adalah tempat khusus milik Zevran Valleroy. Pria berambut hitam, yang sudah memberikan tanda kepemilikannya pada Angel.

Zevran menyentuh dengan sangat lembut helaian rambut yang ada di wajah Angel.

"Kenapa wanita yang dulunya sangat kuat dan kejam. Sekarang menjadi wanita yang begitu lemah?" gumamnya.

Wushhh

"Siapa yang mengijinkanmu masuk?" tanya Zevran yang menyadari kehadiran Nelson.

"Ck, ini bahkan belum saatnya, tapi kamu sudah menandainya. Apa kamu tidak akan semakin tersiksa jika tidak bisa berinteraksi dengannya di dunia nyata?" tanya Nelson.

Zevran bangkit, dia tiba-tiba saja berdiri di depan Nelson. Padahal jarak mereka tadi sekitar 5 meteran.

Senyuman mengerikan di tunjukkan Zevran.

"Tidak masalah, dia sendiri yang akan menghancurkan mantra itu, dia yang akan datang padaku!" kata Zevran dengan begitu yakin.

Nelson mendengus pelan.

"Terserahlah, tapi cepat kembalikan dia. Para manusia itu mencarinya. Jangan membuat keributan!"

***

Bersambung...