BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Sultan vs Rakyat Jelata
Dara baru saja sampai di rumah. Meski dia tahu bahwa dia bebas belanja sepuasnya tanpa perlu melihat nominal, matanya tetap melotot dengan syok saat menghitung-hitung total belanjaan dengan kalkulator.
'Dua ratus juta, anjir... Perasaan belanjaan gue enggak banyak-banyak amat. Si Oom bakal marah apa enggak, ya?'
Gadis itu mulai menimbang-nimbang dengan cara apa dia meminta maaf nantinya. Apakah dia harus mengikatkan pita di seluruh tubuhnya sambil telanjang? Mungkin saja Nio tidak akan marah jika dia melihat istrinya seperti itu, kan?
Dara langsung menggelengkan kepala. Astaga, dia benar-benar tertular sifat mesumnya Nio, sepertinya.
Dia memegang erat tali paperbag miliknya, terus berjalan menuju kamar untuk menyimpan barang-barang.
Namun saat membuka pintu, dia syok melihat Nio sudah duduk santai diatas ranjang.
"Loh, Om, kok udah di rumah?"
Dara melihat ke arah jam di dinding. Baru pukul satu, kok. Kenapa suaminya sudah ada di rumah?
Nio yang mendengar itu tersenyum pada istrinya.
"Kangen," katanya.
Dia menarik Dara mendekat, memeluknya. Kepalanya bersandar pada perut Dara. Tangan Dara terangkat, mengelus-elus rambut suaminya. Manja sekali Nio hari ini, ya?
"Gimana belanjanya, seru?" tanya Nio.
Gerakan tangan Dara di rambut seketika terhenti. Bagaimana dia memberitahu suaminya, ya, kalau dia sudah menghabiskan dua ratus juta hanya dalam beberapa jam?
"Anu, Om," ujarnya pelan, "Gue kayaknya... over budget."
"Over budget?"
"Iya, gue tadi... habis dua ratus juta. Atau gue balikin aja beberapa barangnya, ya? Biar uang Oom dibalikin juga." katanya takut-takut.
Bukannya marah, Nio malah tertawa mendengar itu. Dia menjauhkan wajahnya sedikit dari Dara yang berdiri di hadapannya, menatapnya dengan tangan yang masih memeluk pinggang istrinya.
"Bukannya aku udah bilang kalau jatah belanja kamu unlimited, Sayang? Memangnya ada over budget untuk jatah belanja yang unlimited itu?" tanya Nio.
"Tapi kan, Om, ini dua ratus juta. Bukan dua ratus ribu."
"Dua ratus juta bukan apa-apa bagi aku, Sayang..."
"Tapi Acha bilang bulanannya dijatah, kok aku enggak?"
Nio tersenyum mendengar itu. Sepertinya istri dan keponakannya menggosipkan dirinya selama berbelanja. Tidak apa-apa, bukankah artinya Dara jadi menyebut-nyebut namanya tadi? Nio jadi merasa senang.
"Biaya makan, keperluan mandi, bensin, semuanya udah aku tanggung. Lima puluh juta rasanya sudah cukup untuk uang jajan dia sebulan, Sayang. Kalau dikasih lebih, takutnya dia malah pakai itu untuk hal-hal yang enggak bener, apalagi Papanya masih kasih uang tambahan lagi." katanya memberi penjelasan.
Dara cukup syok mendengar itu. Dia tidak tahu persis berapa jatah bulanan dari Nio yang dikeluhkan oleh sahabatnya itu, tapi... lima puluh juta? dan lagi, Papa nya masih menambahkan lagi?
'Gila, Acha enggak tahu bersyukur banget emang.' batinnya.
Dia jadi merasa perbandingan antara dirinya dan Acha bagai langit dan bumi kemarin. Jangankan lima puluh juta, makan ramen seharga lima puluh ribu di mall saja Dara sudah merasa agak gimanaaa gitu. Karena semangkuk ramen di mall hanya seperti geli-geli di lambung bagi Dara. Dia memang tipe yang banyak makan—meski tubuhnya tetap kelihatan kurus. Jadi, ampera 10.000 di pinggir jalan lebih cocok untuknya.
"Oh, gitu..." kata Dara mengerti, "Tapi, kenapa lo kasih gue budget unlimited?" tanya Dara.
"Kan kamu istri aku. Kalau bukan kamu, siapa lagi yang bakal habisin uang aku?"
DUAR!
Dara sepertinya terkena panah cinta mendengar hal itu. Ternyata, suami yang seperti ini bukan hanya ada di legenda, huh? Dan Dara begitu beruntung karena kebagian satu dari 0,0000001% persediaan pria waras seperti ini.
Jantungnya jadi berdebar kencang. Nio bakal dengar atau tidak, ya?
Dara berdeham pelan. Mungkin dia bisa bertanya hal lain, seperti makan siang mungkin? Mengingat sekarang sepertinya Nio sedang jam istirahat kantor, makanya dia bisa pulang ke rumah.
"Om, gue—"
SRET
Ucapannya seketika terhenti, matanya melebar. Sedang dibawah, suaminya sudah tersenyum dengan lebar.
"Selamat makan~"
Belum lagi Dara menawarkannya untuk makan, tiba-tiba saja Nio sudah menarik turun gaun istrinya, lalu menjatuhkannya ke ranjang. Dara bahkan tidak punya kesempatan untuk protes karena punggungnya kini sudah menyentuh sprei sutra yang dingin, kontras dengan napas Nio yang mulai terasa panas di lehernya.
Ini sih, berarti Dara yang jadi makan siangnya Nio!
'Laki-laki emang enggak bisa dipercaya. Ternyata ngasih duit karena gue mau di ewe. Huaaa, Achaaa, Oom lo bringas banget sumpahhh!' teriak Dara dalam hati.
***
Bab berikutnya mau up hari ini atau besok, ya?
Adegan plus-plus soalnya 🤣
Komen ya kalau mau lanjutannya hari ini, author tunggu 😋
Bye-bye kesayanganku. Muah-muah 😙
Acha bakal punya adekkk🤣
ayook, antonio gpl kejar target, biar cpt dapet dollar..
btw, Dar kuatin punggung lu aja ya, pria umur segitu masih ke itung muda. 🤣