Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Terbawa suasana
Di halaman belakang, Matthew tampak merokok dan melamun.
Olive menghampiri putranya yang tampak termenung.
" Matthew, apa kau harus terus merokok?, kau sudah gila ya?, kau kan harus memperhatikan Seina dari dekat, jika kau sudah terkontaminasi asap rokok, apa itu baik untuknya dan calon anakmu?" ujar Olive kesal.
" Sudah ada Martin, aku harus menjaga perasaan Gladys Bu." Jawab Matthew.
" Mana bisa memangnya ayah anak itu Martin, seharusnya kau tidak mengulangi kesalahan yang sama, jika itu terjadi lagi, sia-sia sudah sejauh ini." tegas Olive.
" Apa maksudnya Ibu?" tanya Matthew terkejut.
" Belajarlah dari internet untuk memerankan menjadi calon ayah yang baik untuk anakmu,Ibu tidak akan mengatakannya!" tegas Olive.
" Kenapa tidak ibu jelaskan saja aku harus bagaimana?" tanya Matthew, dia menyadari jika dia memang banyak kurangnya menjadi suami karena sangat sibuk bekerja.
Olive pun mengambil rokok Matthew dan menginjaknya di tanah.
" Mandi, ganti pakaian, sekarang kau datang pada Seina, apakah dia ingin makan sesuatu?, karena dia terus mual saat memakan makanan yang di siapkan Bibi Mila." ujar Olive.
Matthew pun mengikuti perintah ibunya, karena memang tidak ada salahnya sedikit memberikan perhatian pada Seina yang sudah bersusah payah mengandung anaknya.
Setelah bersih dan wangi Matthew pun masuk ke kamar Seina, rupanya Martin juga ada di sana.
" Kak, selamat ya ... Kakak akan punya anak." ujar Martin.
" Terimakasih Martin, apakah Seina sudah makan?" tanya Matthew.
" Nah itu dia kak, aku sedang membujuknya, tapi dia sangat keras kepala." ujar Martin mengadu.
" Kau bisa pergi Martin,serahkan padaku." ujar Matthew tersenyum.
" Ah, baiklah kak, Cina kau tidak boleh membuat kakakku kerepotan!" tegas Martin keluar.
" Jangan dipikirkan ucapan Martin Seina, anak itu memang sedikit rusuh, tapi baik hati, apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Matthew.
" Tuan, saya sangat sesak di kamar terus saya ingin keluar." ujar Seina.
" Kalau begitu, bagaimana jika kita keluar dan membeli sesuatu yang sangat ingin kau makan?" ajak Matthew.
" Apa boleh Tuan?" tanya Seina.
" Sangat boleh ayo, pegang tanganku." Matthew pun mengulurkan tangannya.
Mereka pun keluar dengan mengendarai mobil entah kemana, yang jelas Olive sangat puas karena anaknya sedikit bisa jinak, melalui Seina.
"Ibu, kenapa Ibu harus begini? " tanya Martin.
" Diam saja, aku melakukan hal yang benar." ujar Olive segera pergi.
Martin rasanya sangat kesal karena ibu tirinya memanfaatkan Seina yang masih sangat lugu itu.
Sementara itu karena tempat itu di pinggiran kota, jadi mereka harus menempuh jarak sedikit jauh untuk mencari tempat kulineran.
" Apa kau nyaman?" tanya Matthew.
" Ya Tuan, akhirnya saya bisa bernafas lega, apa kita masih harus menempuh perjalanan jauh Tuan?" tanya Seina.
" Kita sudah sampai, maaf karena tempat yang lengkap makanannya agak jauh dari kediaman kita, kau pasti sangat lapar ya, itu kau lihat banyak sekali makanan, ya aku suka jajan di pinggir jalan sih soalnya." ujar Matthew.
Seina tak menyangka, pria berkelas tinggi seperti Matthew tidak gengsi makan di pinggir jalan.
Matthew segera membukakan pintu mobil dan menggandeng Seina untuk berjalan melihat - lihat barang kali ada makanan yang ingin di makan Seina.
" Apa saya boleh makan bakso tusuk itu Tuan?" tunjuk Seina.
" Boleh saja, tapi jangan pakai saos ya." ujar Matthew segera membawa Seina untuk membeli bakso tusuk yang ingin ia makan.
" Itu ada jus, apa kau mau Seina?" tanya Matthew.
" Boleh Tuan, apa saya boleh minum jus alpukat?" tanya Seina ragu.
" Tentu, kau mau apapun aku akan belikan." ujar Matthew segera membelikan jus alpukat untuk Seina.
Entah kenapa, rasanya Matthew langsung bisa memahami keinginan Seina, saat istrinya hamil dulu sangat sulit sekali, semua yang dia lakukan salah, akhirnya Matthew pun lebih memilih menghabiskan waktu di kantor.
" Seharusnya aku dulu lebih perhatian lagi pada Gladys, tapi Gladys mana mau jajanan begini?." Rupanya Seina sangat suka makanan jajanan yang ada di tempat itu, hampir semua dia beli.
Saat akan kembali ke mobil, Seina baru sadar, rupanya dia kalap dalam jajan.
" Tuan maaf, saya jajan berlebihan." Seina merasa sangat tidak enak hati.
" Ini hanya jajanan kecil, kau bisa minta lebih banyak lagi, ayo nikmati di dalam mobil, setelah itu kita belanja baju dan semua kebutuhanmu." Matthew membukakan pintu mobil.
Keduanya pun menikmati jajanan yang mereka berdua beli di dalam mobil, sambil Matthew menanyakan banyak hal tentang Seina, dari semua hal yang disukai sampai di benci oleh Seina.
" Kau sudah memikirkan di mana nanti kau akan tinggal setelah melahirkan?" tanya Matthew.
" Saya mau ke negara J Tuan." jawab Seina.
" Baik aku akan mengurusnya dari sekarang untukmu Seina." ujar Matthew.
" Tidak Tuan, saya berubah pikiran, saya akan mencari tempat tinggal untuk saya sendiri, kita harus putus hubungan begitu anak ini lahir, agar saya tidak berat dan kalian tidak was-was." ujar Seina.
" Sepertinya juga tidak perlu seperti itu Seina, bukankah sebaiknya tetap menjalin hubungan baik?" Matthew jadi merasa bersalah.
Karena bagaimanapun Seina ibunya, memisahkan begitu saja rasanya sangat kejam, dia tetap akan memperbolehkan Seina melihat anaknya meski pun tidak bisa di panggil Ibu.
" Saya tidak mau Tuan hehehe." Jawab Seina dengan tegas.
Dia cukup harus tahu batas dirinya, melahirkan dan pergi jangan berhubungan lagi.
" Baiklah, aku akan memberikan akun bank untukmu, aku akan memberikan uang untukmu nanti." ujar Matthew.
Matthew juga tidak memaksa, mungkin memang baik begitu, untuk mencegah hal-hal yang di luar kendalinya nanti.
Matthew mengajak Seina ke pinggir pantai untuk menikmati jajanannya.
Rupanya Seina bisa makan banyak makanan pinggir jalan itu.
" Tapi apa makanan begini baik untuk ibu hamil?" tanya Matthew sedikit khawatir.
" Tapi ini membuat nafsu makan ku naik Tuan." ujar Seina senang.
" Ya makanlah pelan-pelan, lihat kau celometan." Matthew membersihkan sisa makanan di pipi Seina.
Seina terkejut karena Matthew langsung membersihkan dengan tangannya, tapi yang membuatnya terkejut, sisan itu di jilat Matthew.
" Oh astaga, kebiasaan dengan Gladys, maaf ya." ujar Matthew yang tersadar.
" Apa anda tidak meludahkannya Tuan?" tanya Seina khawatir jika Matthew jijik.
" Untuk apa?" tanya Matthew heran.
" Apa anda tidak jijik?, itu kan sisa dari bibir saya, bukan dari bibir istri anda, kalau mau ludahkan saja tidak apa-apa, saya tidak tersinggung." ujar Seina meringis.
" Sudah jangan dipikirkan, lanjutkan makannya." ujar Matthew sambil mengusap kepala Seina.
Matthew kau ini kenapa malah terbawa suasana.
Dalam hati Matthew.
Ya bukannya tadi dia tidak tahu kalau itu Seina, itu karena tangannya tiba-tiba bergerak sendiri, lalu melihat wajah kaget Seina membuat dirinya tersadar jika dia melakukan hal yang tidak seharusnya, dan langsung beralasan jika itu kebiasaan dengan istrinya, padahal istrinya tidak pernah makan dengan ceroboh seperti itu.
semangat seina, semoga author cepat membuat bahagia 🤣