Manisnya Pembalasanku

Sambil bicara,dia melangkah maju kehadapan Revan dan menatap matanya tajam tajam.

" nggak usah aku sembunyikan,Bastian itu adalah pria yang mengajak aku makan tengah malam waktu itu, kami juga sudah kenal setengah tahun.kalau di bandingkan sama kamu,si pria tua tiga puluh empat tahun,dia itu muda,penuh semangat,lembut,romantis dan kasih aku nilai emosional yang cukup.."

" makanya,aku mau pacaran dengan manis bersama cowok imut imut dan sempurna kayak dia...bicara soal uang itu terlalu norak."

David terdiam..

Dia berusaha keras menahan amarahnya,suaranya serak. "kalian sudah tidur bareng.."

Julia menyeringai dingin."iya dong,dan urusan ranjang dia nggak kalah dari kamu,kami cocok banget,frekuensi kami bercinta dalam setengah tahun ini,lebih banyak dari setahun sama kamu.."

" plak.." belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Revan langsung menamparnya.

Julia terpaku sesaat,otaknya kosong..

Namun,beberapa detik kemudian..

" plak.."Julia membalas dengan tamparan yang lebih keras..

tanpa menunggu reaksi dari pria itu,Julia langsung mengangkat kaki jenjangnya dan menendangnya dengan keras.

Meski dia sengaja menghindari bagian vital dan menendang bagian paha,tetap saja cukup untuk membuat pria itu kesakitan,terlihat jelas kemarahan yang dia tekan dalam sorot matanya.

Namun,tanpa di sangka,semua ini di lihat oleh Anita yang baru masuk dari luar..

" Revan.."

Anita cepat cepat berlari masuk,cemas memeriksa keadaan pria itu dari segala sisi."kamu nggak apa apa.."

melihat sudut bibir Revan sampai mengeluarkan darah karena tamparan tadi,anita meraih tisu dan menyeka luka itu,lalu berbalik dengan marah pada Julia...

" kamu tadi ngapain,kenapa tiba tiba ngamuk di sini, kamu sakit jiwa..ya.main kasar kayak itu."

Julia asal menjawab."tunangan mu tadi coba perkosa aku,aku cuma membela diri."

Wajah anita langsung menegang,suaranya membentak marah." Julia,jaga mulutmu,nama kamu sudah busuk dari dulu,jangan fitnah dia."

Julia malas ribut Dnegan wanita ini..

satu katapun rasanya terlalu melelahkan untuk di ucapkan.

Namun,Anita tetap memaksa maju,menatapnya dengan curiga." aku tanya kamu,gimana kamu bisa masuk ke sini,mau ngapain datang ke tempat ini.."

Bagaimanapun,hunian tempat ini paling pribadi milik Revan,selain keluarga kurnia dan dirinya sebagai tunangan,tidak mungkin orang luar seenaknya masuk.

" tanya saja langsung ke cowokmu,kenapa aku mesti jelaskan ke kamu."

Julia ingin cepat cepat kabur dari tempat sialan ini,lalu berbalik untuk mengambil tasnya di sofa.

" jawab yang jelas.." anita menghadangnya dengan mata membelalak penuh emosi," Julia,kamu mau se berengsek apa juga bukan urusanku,tapi kalau kamu berani merendahkan diri di depan tunanganku,aku bakal nggak tinggal diam."

" oh..ya."

Julia menatapnya sinis,dan berkata dengan nada menghina." nona kaya,yang katanya lembut dan anggun kok..cepat banget naik darah,bukannya kamu jago menahan diri,ngapain galak ke aku..hati hati topeng mu copot,yang kamu kejar bilang semua."

mendengar itu,wajah Anita kaku menahan amarah..

Julia tidak meladeni nya lagi,dia mengambil barang barangnya dan melangkah ke arah pintu ruang tamu.

Saat melewati David,dia dengan sengaja mengesek kan lengan nya ke tangan kekar pria itu sebagai bentuk balas dendam.

Napas Revan tertahan sejenak..

Pria itu meliriknya dengan muak..

sementara Julia sudah pergi sambil menyunggingkan senyum licik.