NovelToon NovelToon
Cinta Arjuna

Cinta Arjuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cintapertama
Popularitas:170
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

I Ketut Arjuna Wiwaha — atau Arjun, begitu orang-orang memanggilnya — pernah jatuh dalam perasaan yang salah. Cinta terlarang yang membuatnya kehilangan arah, membuat jiwanya hancur dalam diam.
Namun, saat ia hampir menyerah pada takdir, hadir seorang gadis bernama Saniscara, yang datang bukan hanya membawa senyum, tapi juga warna yang perlahan memperbaiki luka-lukanya.

Tapi apakah Saniscara benar-benar gadis yang tepat untuknya?
Atau justru Arjun yang harus belajar bahwa tidak semua yang indah bisa dimiliki?


Dia yang sempurna untuk diriku yang biasa.
— I Ketut Arjuna Wiwaha


Kisah cinta pemuda-pemudi Bali yang biasa terjadi di masyarakat.


Yuk mampir dulu kesini kalau mau tau tentang para pemuda-pemudi yang mengalami cinta terlarang, bukan soal perbedaan ekonomi tapi perbedaan kasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10.

Jika Sang Arjuna pandai memanah dengan panahnya, maka Arjuna yang di depannya sangat pandai memanah hatinya ini.

🕉️🕉️🕉️

Sanis menatap bingkai foto ibunya yang tersenyum, sangat cantik sekali. Ia benar-benar merindukan sosok ibunya yang entah ia tak tau sekarang dimana dan ayahnya juga, entah kemana perginya tanpa memberikan informasi kepadanya.

"Nis, mau kemana? Sini makan siang dulu, kakak sudah masak buat kalian." Raspati menengok adiknya itu yang sedang murung disana. Sanis berjalan menuju balkon atas atap rumahnya dan Raspati sudah menyiapkan makanan disana.

"Hm, kak Ras tau rumahnya Arjuna gak ?" tanya Sanis pada kakaknya itu.

"Tau memangnya kenapa?" tanya balik kakaknya padanya yang ragu mengatakannya.

"Nanti antar aku ke sana ya kak, kita mau belajar." jawaban Sanis membuat Raspati tersedak makanannya, segera Dita memberikan segelas air untuknya.

"Bocah itu memangnya beneran mau belajar?" tanya Raspati pada gadis itu yang memutar bola matanya malas.

"Yaelah, kak Ras baru aja jadi kakakku udah mikir yang enggak-enggak." jawab Sanis heran dengan reaksi kakaknya itu. Dita hanya tertawa melihat kelakuan pria itu.

"Hmm, iyaya. Nanti kakak telpon Iyan juga." ucap Raspati yang menatapnya senang.

Raspati segera mengambil kunci mobilnya dan mengantarkan Sanis ke rumah Arjuna, dengan baru saja membuat janji dengannya.

"Nis, emang janjinya jam berapa? Yakin jam segini tuh mereka molor." ucap Raspati pada Sanis.

"Juna mintanya jam segini kak," jawabnya santai yang melirik jam tangannya sudah menunjukkan pukul 4 sore berarti mustahil jika mereka tidur bukan.

"Duuh, jangan percaya sama mereka berdua ." ucap lagi Raspati dengan wajahnya yang lucu itu, Sanis tertawa melihat tingkah dari Raspati.

"Dia gak tidur kok, baru aja dia bales chatnya Sanis." Gadis itu menunjukkan chat mereka tadi dan Raspati percaya itu.

✨✨✨

Merekapun sampai di rumah sederhana dan mempunyai aura positif, mobil Raspati terparkir di depan gerbangnya. Pria itu membuka gerbang rumahnya, lalu mengajaknya masuk ke sana. Masih sepi di dalam rumah itu, mungkin penghuninya ada yang tidur atau bekerja juga.

"Tuh kan, Kaka sudah bilang mereka tidur." ucap Raspati pada gadis itu yang membuatnya kesal. Karena salah satu anjing peliharaan dirumah itu menggonggong, salah satu tuan rumahnya keluar dari kamar tamu.

"Kalian ribut deh," ucap seseorang yang datang, sambil mengucek matanya itu, mengerjabkan, melihat dua orang yang sedang berdebat disana.

"Yan lo gila ya?" tanya Raspati sambil menutup mata Sanis yang hanya pasrah dengan perbuatanya itu.

"Apaan gue pakai baju kok." jawab Wayan santai pada mereka. Gadis itu menepis tangan kakaknya yang berada di matanya.

Gadis itu tertegun tapi ia menahan rasa kagetnya itu, menjadi masih biasa-biasa saja. Sungguh meresahkan pemandangan ini, nikmat Tuhan mana yang ingin ia dustai ?

"Ganti baju Lo!" pinta Raspati pada Wayan yang hanya mengusap wajahnya gusar.

"Udahlah kak, dirumah kakak lebih sering gitu." jawab Sanis polos dan membuat Raspati terkejut mendengarnya. Wayan hanya tertawa mendengar jawaban dari gadis itu.

"Gimana kalau kakak ikut disini?" Sanis terlihat kaget dengan pertanyaan kakaknya itu.

"Enggak kak, temenin Dita di rumah sana! Kasian dia." jawab Sanis yang mendorong punggung kakaknya itu menjauh dari pekarangan rumah itu, Wayan hanya tertawa melihat tingkah laku kedua kakak beradik itu.

"Ayo Sanis, masuk aja. Biar kakak yang panggil Juna." Wayan mempersilahkan Sanis duduk di sofa ruang tamu. Sanis menunggu di ruang tamu yang sederhana itu. Tak banyak aksesoris disana. Ternyata rumah ini sepi, Sanis merasakan aura positif disini. Pria itu pergi ke salah satu kamar disana, mungkin kamar Arjuna.

"Ouh ya, kakak punya kue sama es jeruk buat kamu. Bentar kakak ambilin dulu." Pria itu seperti biasanya sangat baik padanya, sudah biasa dengan sambutan hangat dari Pak Iyan terutama pada Sanis.

"Kamu coba dulu deh, enak pokoknya."

"Waah, aku coba ya kak." Wayan mengangguk sambil tersenyum pada gadis itu yang mencoba kue buatannya.

"Maaf ya, Arjun memang lambat." Sanis menganggukan kepalanya.

Sedangkan Juna yang menikmati mimpi indahnya bersama Rose black pink, terbangun karena ia memeluk gulingnya sendiri.

"Huaah, iyaaa. Sanis!" Juna bangun dari tidurnya dan baru ingat bahwa ia ada janji dengan Sanis.

Dengan sigap Juna mengambil buku gambarnya dan keluar dari kamarnya lalu menghampiri kakaknya dan Sanis di ruang tamu. Mereka sedang berbincang ringan disana.

"Sanis!"

"Uhuk uhuk...!?" Gadis itu tersedak dan meneguk minuman di sebelahnya. Tadi kakaknya sekarang adiknya yang sungguh meresahkan.

Wayan yang menyadari bahwa gadis itu terkejut dengan penampilan Juna, segera memintanya untuk segera mandi dan mengganti bajunya.

"Sebenarnya kalian mau kemana sih?" Pertanyaan Wayan membuat gadis yang tadinya bermain gamenya mengalihkan perhatiannya ke pria itu.

"Kita mau ke suatu tempat yang pas untuk membuat lukisan kita." jawabnya santai sambil tersenyum kepada Wayan. Rasa keponya mulai datang entah dari mana.

"Okelah, berdua saja?" Lagi-lagi pria itu bertanya perihal mereka, Sanis menganggukan kepalanya.

"Udahlah Bli Yan, gak usah kepo." jawab Juna yang sudah bersiap-siap untuk pergi. Untung saja Juna datang untuk menjawabnya, kalau tidak mungkin kakak-kakaknya juga akan ikut.

"Ayook kita pergi, nanti di kepoin loh sama dia." Ucap Juna sambil membantu merapikan barang-barang yang di perlukan nantinya dan menarik tangan Sanis keluar dari rumahnya.

...............

"Juna kita mau kemana ?" Tanya Sanis pada cowok itu yang mengambil motornya dan tak menjawab pertanyaan gadis itu, lalu membukakan pintu gerbang rumahnya.

"Kita mau ke taman kota terus gue tau tempat yang pas buat kita melukis dan Lo pasti suka." jawab Juna dan meminta Sanis untuk naik ke motornya.

Juna memarkir motornya dan mengajak Sanis ke bagian taman bermain yang ada dilantai atas, cowok itu duduk di bawah pohon rindang dengan bangku di depannya.

"Sini Sanis, kita melukis disini saja." ucap Juna yang menepuk bangku di sebelahnya itu. Di taman itu lengkap dengan kebun bunganya yang mekar nan harum kupu-kupu berterbangan seakan mereka memadu kasih.

Sanis mengeluarkan beberapa alat untuk melukis dan Juna juga mulai memainkan pensilnya di buku gambar itu dan duduk di ayunan itu.

Dengan pemandangan persawahan dan beberapa bangunan gapura di depan sana. Suasana sore yang sejuk melengkapi isi hati Sanis dan membuat memori masa lalu terlintas dan bertanya-tanya.

"Nis lo gak apa-apa?" tanya Juna pada gadis itu yang membuatnya tersadar dari lamunannya. Sanis menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Apa gue salah tempat?" tanya lagi Juna melihat kebungkaman gadis itu hanya menggelengkan kepalanya lagi, Juna tau tentang Sanis dan sekarang mengerti kenapa gadis itu diam.

"Lo gak usah sedih, apa yang lo ingat dari tempat ini ?" tanya Juna pada Sanis yang tersenyum padanya.

"Bunda." jawabnya pada Juna. Cowok itu mengusap air mata gadis itu, tanpa disadari membuat Juna merasa sedikit bersalah dengan mengajaknya ke tempat bermain seperti ini.

"Gue gak tau dia dimana sekarang, waktu gue kecil bunda ngajak gue ke taman bermain dan waktu itu, rasanya gue terakhir kali sama bunda sebelum ayah terpengaruh oleh rekan kerjanya di kuasai oleh ilmu hitam, Waktu itu gue masih gak tau apa-apa. Tiba-tiba semuanya berubah, bunda pergi entah kemana dan gue hidup sama ayah, Dita, mama juga kak Luna. " lanjutnya lagi rasanya sangat sedih ketika ia mengingat hal tersebut.

"Sudahlah Sanis, gue yakin bunda baik-baik saja." jawab Juna yang ikut duduk di atas ayunan yang satunya lagi. Sanis menganggukan kepalanya setuju dan tertawa kecil sambil mengusap sisa air mata di wajahnya itu.

"Gue yakin kalau bunda bakalan kembali lagi." Sanis tersenyum dan mulai melukis pemandangan indah di depannya itu.

Sanis mulai mewarnai gambarnya dengan cat air dan Juna memulai aksinya itu dengan membuatnya kesal.

Cowok itu sengaja mencoret tangan Sanis dengan cat air itu dan membuat gadis itu kaget.

"Lo ngeselin banget sih." ketus Sanis dengan wajah kesalnya karena terganggunya kegiatan melukisnya.

"Lo jelek kalau nangis." ucap Juna pada Sanis yang malas untuk berdebat memilih melanjutkan kegiatan melukisnya tapi berbeda dengan Juna, karena tak ada reaksi dari gadis itu, maka cowok itu memulai lagi.

"Junaaa, jangan bikin gue kesel. Kenapa Lo bikin gue kesel sih?"

"Karena Lo cantik kalau lagi kesel." jawab Juna spontan entah kalimat itu datang dari mana entah itu dari otaknya, ginjalnya atau dari hatinya.

Sanis menatap mata Arjuna, manik mata itu selalu membuatnya menjadi tenang, wajah Sanis bagi Juna sangatlah indah bagaikan rembulan, matahari menenggelamkan wajahnya malu-malu saksi dari dua sejoli ini yang akan terjadi sesuatu yang besar dalam kehidupan mereka nanti.

"Eh, pipi Lo kenapa ?" tanya Juna yang menyentuh pipi Sanis yang merona itu. Juna sadar jika ia membuat gadis itu merona.

"Emang ada apa?" tanya Sanis panik dan spontan mengusap pipinya itu. Sanis menyadari bahwa ulah Juna dan melemparkan tatapan tajam pada cowok itu.

Juna tertawa, karena wajah Sanis berisi cat merah karena ulahnya tadi cowok itu berlari. Sanis bangun dari ayunannya, banyak pasangan muda yang datang ke taman kota hari ini, sore yang cerah ini bagai magnet untuk para remaja.

"Nis, kita ke tempat lain yuuk." ajak Juna pada gadis itu yang kaget di tarik tangannya oleh cowok itu yang menenteng tas berisi buku gambarnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung .......

1
LyaAnila
wah. kalau gitu kalian akur-akur ya jangan ribut 🥰
LyaAnila: aku udah mampir kak. ditunggu di ceritaku juga ya makasih👍
total 1 replies
LyaAnila
lha bisa-bisanya kok gitu. bapaknya nikah lagi kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!