Di daratan yang sangat luas, terbentang lima benua besar yang memiliki ratusan penguasa. Masa dimana peperangan antar kerajaan di mulai, masa dimana penguasa berambisi menguasai daratan. Perang, politik, birokrasi, kekuatan, kekuasaan, romance, dan sejarah peradapan menyatu dalam kisah ini.
ini hanya cerita fiksi belaka, imajinasi yang beradu dengan sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps - 10
Rudy menginjak usia 15 bulan. Dia selalu bermain di halaman rumah seorang diri. Dan kadang, ia pergi ke perpustakaan rumah hanya untuk mengacak-acak rak buku.
"Tuan Muda, jangan seperti itu. Buku ini adalah ilmu, Anda sebaiknya membacanya, bukan membuangnya. Nanti, aku akan mengajari Anda." kata Alice.
"Ga, ga mau."
"Harus mau, Anda ini seorang bangsawan, jadi harus rajin belajar." sahut Alice.
Rudy pun tidak menghiraukannya dan lari keluar rumah. Alice pun hanya menghela nafas.
"Andai saja kau anak kandungku, sudah pasti aku marahi habis-habisan."
....
2 bulan kemudian. Usia Rudy 17 bulan.
Acara pernikahan Herry dan Alice akan segera di adakan. Semenjak berita itu di sampaikan kepada Klain, Klain pun langsung mengajukan cuti untuk menghampiri kediaman Rudy.
"Baiklah, aku ijinkan. tapi hanya 1 minggu. Karena kita punya agenda di perbatasan. Jadi, militer kerajaan harus segera bersiap-siap."
"Terimakasih komandan."
Tidak pikir panjang, Klain pun langsung berangkat menuju ibu kota seorang diri.
....
Herry, sibuk membuat bisnis kecil-kecilan di pelabuhan. Ia membeli beberapa perahu dan di sewakan kepada para nelayan.
"Hm, bulan ini pemasukannya semakin naik, apa waktunya aku membeli kapal baru lagi ya.? Kira-kira, jenis kapal apa yang cocok untuk berbisnis." kata Herry yang sedang duduk didalam kantornya.
Lalu, seorang nelayan datang ke tempatnya.
"Siang Tuan, apa ada perahu kecil untuk di sewakan.?" tanya nelayan itu.
"Ah, Anda tepat waktu sekali. kebetulan, stok perahunya tinggal 1. hehe."
"Kalau begitu, aku sewa untuk 3 hari Tuan."
"Oke. silahkan isi identitas Anda lebih dulu. Harga perharinya adalah 2 koin perak, jadi totalnya 6 koin perak selama 3 hari."
"Apa tidak bisa kurang lagi tuan.?"
"Anda tenang saja, Anda bisa membayarnya setelah memakai perahunya. Aku harap Anda bisa menangkap ikan yang sangat banyak. Bagaimana.?"
"Ah begitu ya, baiklah, kalau begitu. aku akan berangkat sekarang."
Nelayan itu pun langsung pergi dari sana.
"Sedikit demi sedikit, aku akan jadi orang kaya. Hahahaha."
....
[Ibu kota Kerajaan Andorra]
"Wah, jadi inikah ibu kota kerajaan Andorra. Lumayan juga. Ya meskipun masih jauh dari Neverland, tapi ini sudah cukup ramai." kata Klain.
Ia pun melihat-lihat sekeliling kota. Banyak sekali pedagang dan kios di pinggir jalan. Ia pun menghampiri salah satu pedagang disana.
"Silahkan Tuan, cuaca sedang dingin, sangat cocok memakan ikan laut panas."
"Ah, berapa harganya.?" tanya Klain.
"Satu tusuknya 10 koin perunggu."
"Ho, bungkus 10 tusuk untukku."
"Ah, siap Tuan, tunggu sebentar. aku akan menyiapkannya." kata penjual itu sambil mengoleskan beberapa bumbu dan mulai membakarnya.
"Aku harap Tuan Muda suka ikan laut. Apa sekarang dia sudah berlari.?"
Disela-sela penjual menyiapkan pesanan, Klain pun bertanya padanya.
"Apa Anda tau alamat ini.?" tanya Klain sambil menunjukkan sebuah kertas.
"Ah, tempat ini cukup jauh Tuan, tempatnya ada di luar benteng, Anda bisa keluar benteng dan ikuti jalan ke arah selatan. Tapi perjalanan cukup jauh, mungkin sekitar 1 jam dari ibu kota."
"Satu jam ya. dan apa benar, alamat ini berada di luar benteng.?"
"Benar Tuan, saya juga sering kesana untuk membeli beberapa hasil panen."
Klain pun langsung terdiam seribu bahasa.
"Kenapa Herry memilih tempat di luar ibu kota. Bukankah keperluan Tuan Muda ada di dalam sini."
"Ini Tuan pesanannya, totalnya 100 Koin perunggu, atau 1 koin perak."
"Ah, ini 1 koin perak." sahut Klain dan langsung pergi dari sana.
"Terimakasih Tuan."
Dalam perjalanannya, ia terus berfikir tentang keputusan Herry dan Alice.
"Arah selatan, itu sangat dekat dengan perbatasan Andorra dan Neverland. Apa yang dipikirkan Herry, dan sekarang, Neverland mulai bergerak lagi."
....
Beberapa jam kemudian, Klain pun sampai didepan kediaman Rudy Hosten. Ia melihat seorang anak kecil sedang bermain pedang di halaman rumah.
"Apa benar ini rumahnya.?" kata Klain sambil melihat anak kecil bermain.
Rudy pun melihat Klain yang berdiri didepan rumahnya
"Em?" sahur Rudy kebingungan sambil melihat Klain disana.
Klain pun menghampirinya.
"Hallo, apa benar ini rumah milik Herry.?" tanya Klain,
Rudy pun hanya menganggukkan kepalanya, lalu ia berlari kedalam Rumah memanggil Alice.
"Alis alis. Dada olang."
"Hm? ada orang.? siapa Tuan Muda.?" sahut Alice yang lagi memasak sesuatu.
Ia pun langsung kedepan rumah. Dan ia tidak menyangka, yang datang adalah Klain.
"Klain." teriak Alice.
"Wah, Alice. Lama tidak jumpa." Sahut Klain dan langsung menghampiri Alice.
Rudy pun memeluk kaki Alice sambil melihat Klain.
"Kalian tinggal di tempat seperti ini.? aku kusangka."
"Ya, awalnya aku juga tidak ingin tinggal di tempat seperti ini. Tapi menurut Herry, tempat ini cocok untuk melindungi Identitas Tuan Muda." sahut Alice.
"Ya memang benar si, tapi tempat ini terlalu kecil untuk putra seorang bangsawan." kata Klain sambil melihat Rudy.
Klain pun melihatnya dengan seksama.
"Jadi, dia Tuan Muda.?" tanya Klain sambil menunjuk Rudy. Alice pun menampar tangannya,
"Jaga sikapmu Klain."
"Ah, Hahahaha, dia sudah besar ternyata. Hallo Tuan Muda, lama tidak bertemu." kata Klain sambil membungkukkan badannya.
Rudy hanya melihatnya dengan kebingungan. Klain pun berjongkok di depan Rudy sambil tersenyum.
"Aku belikan sesuatu untukmu, lihatlah, ikan laut yang sangat enak. Apa kau mau.?"
Eudy hanya menganggukkan kepalanya.
"Haish, apa kau sudah mencobanya.? jangan berikan makanan beracun untuk Tuan Muda." sahut Alice.
"Belum sih, tapi kau bisa mengeceknya sendiri." sahut Klain sambil memberikan bungkusan itu.
"Tunggu sebentar Tuan Muda, aku akan menyiapkan makanan bergizi untukmu." kata Alice dan langsung pergi ke dapur.
Didepan pintu, Rudy dan Klain saling menatap.
"Apa ada yang salah dengan wajahku Tuan Muda.?"
Rudy pun menunjuk goresan luka di pipi Klain.
"Ap, apa sakit.?" tanya Rudy. Klain pun langsung tersenyum.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku Tuan Muda. Ini adalah luka lama." jawab Klain tersenyum.
Rudy pun memegang luka itu, lalu mengelus wajahnya.
"Wah, lembut sekali tangannya"
"Tuan Muda, makanan sudah siap. Ada beberapa laut di sini, kau pasti suka." sahut Alice.
Rudy pun langsung masuk kedalam.
"Masuklah Klain. kita makan bersama." kata Alice.
Klain pun melihat sekeliling rumah itu, banyak ornamen pedang dan beberapa rak buku.
"Apa kalian mengoleksi banyak buku disini.?" tanya Klain.
"Itu hanya persiapan untuk Tuan Muda."
Klain pun mengambil beberapa buku disana. Ia sedikit terkejut membaca beberapa judul buku.
"Herry bilang padaku, Tuan Gerald tidak ingin Tuan Muda terseret dalam urusan politik dan militer. Tapi kenapa semua buku ini isinya Hukum dan politik kerajaan. Bahkan banyak sekali buku seni bertarung. hm"
"Aa, ah. Aku sendiri tidak tau, harus memberikannya buku apa. Jadi ya sudahlah. Keputusan ada di dalam diri Tuan Muda. Kami hanya berspekulasi tentang seorang bangsawan." jawab Alice.
"Huh" Klain hanya menghela nafas.
Lalu, Herry pun sampai rumah. Dan ia melihat jejak laki-laki lain.
"Sialan, ternyata kau menghianati ku Alice."
.....