Mengetahui suaminya telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak dari perempuan lain, adalah sebuah kehancuran bagi Yumna yang sedang hamil. Namun, seolah takdir terus mengujinya, anak dalam kandungannya pun ikut pergi meninggalkannya.
Yumna hampir gila, hampir tidak punya lagi semangat hidup dan hampir mengakhiri hidupnya yang seolah tidak ada artinya.
Namun, Yumna sadar dia harus bangkit dan hidup tetap harus berjalan. Dia harus menunjukan jika dia bisa hidup lebih baik pada orang-orang yang menyakitinya. Hingga Yumna bertemu dengan pria bernama Davin yang menjadi atasannya, pria dengan sebutan sang cassanova. Yumna harus bersabar menghadapi bos yang seperti itu.
Davin, hanya seorang pria yang terlanjur nyaman dengan dunia malam. Dunia yang membuatnya tidak terikat, hanya menikmati semalam dan bayar, lalu pergi tanpa keterikatan. Namun, setelah hadir Sekretaris baru yang cukup ketat karena perintah ayahnya, dia mulai memandang dunia dengan cara berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Yang Terasa Sepi
Sampai di rumah Reno, mereka di sambut dengan senyuman hangat Shafa yang memang menunggu kedatangan mereka.
"Maaf ya kami sedikit terlambat"
"Tidak papa, yang penting kalian datang saja hari ini"
Terlihat jelas rasa bahagia di wajah Shafa, sepertinya dia memang sudah merencanakan makan malam ini untuk bisa lebih memperbaiki hubungan kekeluargaan mereka. Meski sempat Shafa berpikir jika dirinya juga tidak butuh sosok seorang Ayah, tapi ketika tahu jika Ayahnya juga hanya korban. Maka menerima kenyataan adalah hal yang lebih baik dan menenangkan. Sekarang Shafa hanya ingin berusaha untuk menyatukan mereka, meski Shafa dan Davin tidak sama Ibu, tapi mereka tetap saudara satu Ayah.
"Ayo kita duduk, Kak" ajak Shafa yang begitu antusias dengan kedatangan Davin. Karena dia sempat berpikir jika Davin mungkin tidak akan datang. Shafa berbisik pada Yumna sambil merangkul lengannya. "Terima kasih ya karena kamu sudah membuat Kak Davin datang malam ini"
Yumna tersenyum dan mengangguk pelan. Mereka sampai di ruang makan, Pak Reno sudah berada disana. Duduk menunggu anak-anaknya datang. Melihat kedatangan Davin, senyuman di wajahnya lebih cerah merekah. Sudah lama sekali ruang makan ini terasa sepi, sejak dua tahun lalu, dimana dia menemukan kebenaran tentang istrinya yang telah melakukan banyak hal untuk memisahkannya dengan Rani dan anak perempuan yang bahkan kehadirannya tidak pernah Reno ketahui.
"Davin, kau datang" Seperti hampir tidak percaya, Pak Reno langsung menyapa anak laki-lakinya itu. "Ayo kita makan bersama, sudah lama sekali Papa tidak makan malam bersama"
Davin duduk dan Yumna ikut duduk di sampingnya. Merasakan suasana yang cukup canggung di meja ini, padahal yang duduk satu meja adalah keluarga. Bara dan Davin pun tidak saling sapa saat mereka duduk di meja bersama seperti saat ini.
"Kak Davin mau makan apa saja? Biar aku ambilkan ya" ucap Shafa sudah semangat sekali untuk mengambilkan makanan untuk Kakak laki-lakinya.
"Tidak perlu, aku bisa ambil sendiri. Kau ambilkan saja makanan untuk suamimu, bukan untukku"
Yumna menghela napas pelan melihat sikap Davin yang masih sedingin es. Masih ada benteng yang berdiri kokoh untuk menutup dirinya sendiri.
"Ah baiklah" ucap Shafa dengan wajah penuh kecewa.
"Ambilkan untuk Papa saja, Sha"
Shafa langsung kembali tersenyum, meski hati Kakak laki-lakinya belum bisa dia sentuh, tapi setidaknya Shafa punya sosok seorang Ayah yang begitu peduli dan menyayanginya sekarang. Bahkan kata yang pernah ada dalam dirinya ketika Shafa berpikir jika dia bisa tanpa seorang Ayah, tapi ternyata mempunyai seorang Ayah adalah hal yang membuat kehangatan dalam hidupnya lebih terasa.
Makan malam terjadi cukup hening, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring yang terdengar di ruangan ini. Seharusnya makan malam diantara keluarga ini, terasa hangat dan penuh canda tawa. Tapi, tidak dengan keluarga Alveric yang bahkan terasa sangat hening dan sepi.
"Bagaimana untuk proyek penginapannya, Dav?" tanya Papa Reno.
"Berjalan sesuai rencana, setelah selesai akan langsung dibuka. Mungkin saat tahun baru ini akan bisa di buka"
"Baguslah, tahun baru adalah waktu dimana orang-orang berlibur, akan cukup bagus untuk melakukan promo penginapan baru ini"
"Hmm"
Selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang tengah. Seorang anak berusia hampir tiga tahun berjalan ke arah mereka dengan membawa robot-robotan di tangannya. Sepertinya dia baru bangun tidur.
"Ibu, Ibu"
"Eh, sini Nak. Sudah bangun ternyata"
Alvino, balita itu terdiam tepat di depan Davin. Bukan pergi menghampiri Ibunya, tapi dia malah menghampiri Davin. Memberikan robot-robotan yang dia bawa pada Davin.
"Ini .. ini"
Shafa tersenyum, anaknya saja bisa merasakan jika Davin adalah saudaranya yang harus dekat dengannya. Shafa tersenyum dan membiarkan saja anaknya untuk dekat dengan Davin.
"Dia ngajakin anda main, Pak. Cepat temani main sana" ucap Yumna sedikit memaksa.
Davin menghembuskan napas berat, dia mengambil robot itu dan membawa Alvino ke kamar. Sebenarnya Davin hanya tidak mau terlalu lama bersama keluarganya yang selalu terasa canggung.
"Yumna, jadi bagaimana selama kamu bekerja dengan Davin?" tanya Pak Reno.
Yumna tersenyum tipis, dia terdiam sejenak sebelum menjawab. Benar-benar berpikir untuk jawaban yang tepat. "Sejauh ini saya menemukan beberapa hal yang terkadang membuat saya tidak mengerti kenapa Pak Davin seperti itu. Tapi, banyak juga hal yang membuat saya tidak percaya jika dia akan melakukan hal itu"
"Ya, saya sebagai orang tua memang sangat tidak bisa menjadi yang terbaik. Bahkan Davin tumbuh tanpa kasih sayang, tanpa kepedulian dan kasih sayang seperti layaknya anak lain. Sekarang saya benar-benar menyesal karena dulu hanya mementingkan ego tanpa memikirkan tentang bagaimana perasaan anak saya. Dulu, Davin adalah sosok yang hangat, namun semuanya benar-benar berubah"
"Ya, saya mengetahui itu. Karena terkadang saya juga melihat dan merasakan sisi hangat darinya"
Sebuah cerita mengalir begitu saja dari Pak Reno. Tentang masa lalunya, masa lalu Shafa, dan Davin. Semuanya seorang tidak ada lagi yang di tutup-tutupi. Pak Reno menceritakan semua itu dengan tatapan yang sendu, bahkan air mata tidak sengaja menetes begitu saja.
Yumna hanya diam dengan cukup terkejut, dia belum mendengar tentang cerita ini. Bahkan hanya sebagian cerita dari Bara saja yang itu pun tidak semuanya. Tentang cerita Shafa yang bahkan sangat mengejutkan bagi Yumna.
"Shafa, kamu benar-benar hebat dan kuat" ucap Yumna sambil menatap Shafa dengan penuh rasa tidak percaya karena ada perempuan sekuat Shafa.
Shafa tersenyum miris. "Ya, aku di latih untuk tetap kuat" (Kisah Shafa ada di Cerita Di Balik Luka.. Sudah tamat ya)
Yumna terdiam, disini bahkan dia merasa paling tersakiti saat tahu suaminya menikah lagi dan mempunyai anak dari perempuan lain. Tapi ternyata ada kisah yang lebih tragis yang Yumna saja belum tentu bisa menghadapinya.
*
Yumna mengetuk pintu kamar, tidak ada jawaban dari dalam sana. Lalu dia saling pandang dengan Shafa yang berdiri di sampingnya. Lalu Yumna memutar gagang pintu dan membukanya. Masuk perlahan ke dalam kamar, dan melihat pemandangan di atas tempat tidur itu dengan tidak percaya.
Davin tertidur dengan tangan memeluk Alvino, beberapa mainan masih berserak di atas tempat tidur sekitar mereka. Rasanya Yumna tidak percaya jika Davin bisa setenang itu tidur bersama anak kecil.
"Lihatlah, bahkan sebenarnya dia adalah orang yang sangat peduli terhadap orang lain. Hanya saja, perhatian dan kepedulian itu hampir tidak pernah dia rasakan sejak kecil, dan akhirnya dia terlihat sangat dingin dan menutup diri" ucap Shafa dengan tersenyum bahagia melihat anaknya tertidur bersama dengan Davin.
Yumna mengangguk kecil, bahkan dia pernah melihat bagaimana tatapan penuh rasa kesepian dari Davin yang tidak bisa di hindari lagi.
"Ya, mungkin Pak Davin masih butuh waktu untuk bisa membuka hati kembali dan menerima kenyataan jika dia mempunyai adik perempuan"
"Yumna, sebaiknya kamu istirahat saja, malam ini kalian tidak perlu pulang. Kak Davin juga terlihat lelah sekali. Ayo aku antar ke kamar tamu"
Akhirnya malam ini untuk pertama kalinya Yumna mengetahui semuanya tentang Davin. Mengetahui penyebab dia tumbuh menjadi sosok Davin yang sekarang.
Semua hal yang terlihat dari luarnya saja, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.
Bersambung