NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 35

“Apa? Menikah?” Arumi terperangah, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Iya,” jawab Elfando mantap. “Aku ingin kita menikah.”

Rasanya seperti petir menyambar di siang bolong. Arumi tak habis pikir dengan semua ini. Pria yang pernah tidur dengannya di sebuah club kini datang dengan yakin, mengklaim bahwa anak yang dikandungnya adalah anaknya. Yang lebih aneh, pria itu bahkan tahu ia sedang hamil.

Arumi menatap Elfando dan Ryan bergantian dengan tatapan penuh curiga.

“Kalian ini bukan penjahat atau penipu, kan?” tanyanya sambil memicingkan mata.

Hilda, yang sejak tadi hanya diam, spontan melirik Arumi, tatapan yang seolah berkata: Kenapa juga kamu nanyanya begitu?

“Hilda, ini aneh,” Arumi berbisik cepat. “Bagaimana mereka bisa tahu aku hamil, sedangkan aku cuma periksa sama kamu?”

Ia menatap Elfando lagi, nadanya semakin tajam. “Dan bagaimana dia bisa ambil DNA aku, lalu cek bayinya, sedangkan aku nggak pernah ada di sana?”

Hilda mengernyit, mulai merasa ucapan Arumi masuk akal. “Iya juga, ya…”

Kini giliran Hilda yang menatap penuh selidik. “Sebenarnya, siapa kalian?” Nada suaranya tegas, Dia tidak peduli lagi dengan ketampanan dua pria di depannya itu.

Elfando menarik napas panjang, seolah hendak menjelaskan sesuatu yang rumit kepada anak kecil.

“Apa kalau aku jelaskan, kamu akan menerima tawaran pernikahan ini?” tanyanya hati-hati. Ia ingin memastikan usahanya tak sia-sia.

Arumi diam, bimbang.

“Kalau aku tidak mendapat jawaban, aku tidak akan menjelaskan,” kata Elfando tenang, tapi tegas.

Arumi akhirnya menghela napas. “Baik. Kalau penjelasanmu masuk logika, aku akan menikah denganmu.”

Elfando mengangguk, lalu mulai memaparkan. “Pertama, aku tahu tempat tinggalmu karena aku menyuruh Ryan untuk mencarinya. Kedua, aku tahu soal kehamilanmu juga karena aku minta Ryan memastikan. Beberapa hari terakhir aku merasa mual, hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Saat cek kesehatan, hasilnya normal. Tapi entah kenapa, aku yakin ada sesuatu yang aneh.”

Ia menatap Arumi sebelum melanjutkan. “Ketiga, aku meminta Ryan mengambil sampel darahmu dari klinik waktu kamu cek kesehatan hari itu. Dari situlah kami melakukan tes dan tahu kebenarannya.”

Elfando menghela napas panjang, seolah beban di dadanya sedikit terangkat setelah mengucapkan semua itu.

“Jadi, begitulah aku tahu kamu mengandung anakku,” ujarnya, menatap Arumi tanpa berkedip.

Suasana di ruangan itu mendadak senyap. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, mengisi jeda di antara tatapan-tatapan yang saling mengunci.

Arumi menggenggam jemarinya sendiri erat-erat, mencoba mencerna penjelasan itu.

“Jadi, selama ini kalian diam-diam menguntitku?” suaranya bergetar, antara marah dan bingung.

“Bukan menguntit,” Elfando.

"Tapi hanya ingin tahu tentang apa yang ingin ku tahu." Katanya.

"Sekarang, karena aku sudah menjelaskan, bukankah, kamu harus menepati ucapanmu." Kata Elfando lagi.

Arumi tak bisa berkata-kata lagi.

Arumi menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke lantai. Bagian dirinya ingin berteriak dan mengusir pria itu keluar dari hidupnya, tapi bagian lain, yang entah kenapa lebih keras, berbisik bahwa ia tidak punya banyak pilihan.

Keadaan terlalu rumit. Bayinya, benar kata pria itu, anaknya butuh sosok ayah.

Dengan suara nyaris tak terdengar, ia berkata, “Baik. Aku akan menikah denganmu.”

Hilda menoleh cepat, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Rum, kamu serius?”

Elfando tersenyum tipis, senyum kemenangan yang sama sekali tidak disembunyikan. “Bagus. Aku akan mengurus semuanya.”

Begitu percakapan selesai, Elfando berdiri lebih dulu, merapikan jasnya dengan gerakan santai seolah pembicaraan barusan hanyalah hal sepele. Ryan ikut bangkit, menatap Arumi sebentar, tatapan yang terasa seperti peringatan tanpa kata.

“Persiapkan dirimu. Aku akan datang lagi dalam beberapa hari,” ucap Elfando sambil berjalan menuju pintu.

Arumi hanya terdiam di sofa, menatap punggung keduanya.

Pintu apartemen Hilda tertutup pelan. Suara langkah mereka memudar di lorong. Hilda yang sejak tadi menahan diri akhirnya duduk di sebelah Arumi, menarik napas panjang.

“Rum, kamu gila?!” seru Hilda setengah berbisik.

"Aku tahu, ini memang gila, menikah dengan orang yang tidak aku kenal hanya karena dia mengaku sebagai ayah dari anak di dalam perutku. Semua ini memang gila" ujar Arumi.

"Bukan itu maksudku Rum, kamu gila, nasibmu gila, lepas dari Hansel yang wajah pas-pasan itu, malah di lamar oleh pria yang ketampanannya nggak ketulungan." Kata Hilda.

Arumi mengangkat alis, separuh ingin tersenyum, separuh ingin menangis. "Aku aja masih merasa ini kayak mimpi."

Hilda mendengus pelan, tapi bibirnya tetap terangkat nakal. “Ya, tapi kalau nasibmu sampai segini dramanya, aku rasa Tuhan lagi niat banget nulis skrip hidup kamu.”

Arumi menatap Hilda dengan ragu. Jemarinya saling meremas di pangkuan, seolah mencari kekuatan dari dirinya sendiri.

“Tapi, apa keputusan aku nggak salah ya, Hil?” tanyanya pelan, nyaris seperti bisikan.

Hilda mengangkat alis, menatap sahabatnya lekat-lekat. “Rum, aku yakin keputusan kamu nggak salah. Tuhan pasti punya jalan yang indah untuk kamu." Kata Hilda.

Arumi menghela napas berat, tapi tidak menjawab. Dalam hati, keraguan dan harapan bercampur jadi satu.

“Semoga ya, Hil.” ucap Arumi, mencoba tersenyum meski sorot matanya masih diliputi keraguan. Suaranya terdengar lirih, seperti doa yang ia panjatkan untuk meyakinkan dirinya sendiri.

“By the way, aku nggak sabar lihat wajah anak kamu nanti,” seru Hilda, matanya berbinar-binar penuh penasaran. “Ayahnya seganteng itu, ibunya secantik ini… kira-kira ponakanku nanti bakal secakep apa, ya?”

Arumi terkekeh pelan, "Memangnya aku secantik itu."

"Kamu itu cantik Rum, cuman semenjak menikah dengan Hansel aja kamu jarang dandan." Kata Hilda.

“Aku juga heran,” lanjut Hilda sambil menggeleng tak habis pikir. “Kenapa si Hansel itu malah selingkuh sama si Nayla? Kalau dibandingin sama kamu, ya ampun, Rum, kamu itu jauh lebih segalanya daripada perempuan itu.”

"Mungkin, dia merasa Nayla lebih baik dari aku Hil." Kata Arumi.

"Sampai sekarang, aku masih kesel dan dendam sama si gatal itu. Teman makan teman!" Kata Hilda.

Arumi tersenyum hambar, tak ingin menambah bara di hati sahabatnya, meski di lubuk hatinya, perih itu masih membekas.

1
kimiatie
Arumi tidak mabuk hamil lagi??
Woro Wardani
😍
Rosita Tumbelaka
Aq paling benci perselingkuhan... Arumi benar cerai aja itu yg terbaik
Lala lala
aku malah focus sama hilda dan arumi.. bangun tidur langsung nemuin tamu buka pintu apa gak bau busuk nafasnya 🤣
soalnya tdk diceritakan mereka cuci muka dan minum segelas air 🤭
Lala lala
Koq aneh sih author..
tafi soal no hotel yg tdk sesuai..lantai 5 malah no 1209..hrsnya 509 sesuai lantai berapa..
ini skrg hamil telat 1 minggu malah dibilang hamil 2 minggu..biasanya umur kehamilan dihitung bulan terakhir dia dpt haid tgl brp..maka usia kandungan sdh 5 minggu..
coba googling dl jika blm paham..jd tdk rancu membingungkan pembaca..kritik demi kebaikan...
dan soal teat kehamilan kan pake test peck urine ada garis dua, koq sdh bs tau umur kandungan...apakah sdh USG, apa sy terlewat membaca soal Usg ya..
biasa klo saya ke dokter kandungan ditanya2 jika ada tanda telat haid dan mual langsung disuruh periksa Usg utk jmn now..
test urine mah di rumah aja
Lala lala
apaalha mabuk2an tidur sm pria asing..alkkhol itu jelek mbuat yg waras jd gila..yg santun jd bejad.
sembarang lelaki bs nidurin saat mabuk..klo kena penyakit kelamin atau hiv br nyesel..kyk novel ala barat aja nih..
ntar hamil anak ceo pl
Lala lala
sekedar info ya thor..hotel atau lainnya menggunakan nomor sesuai tingkat bangunan..misal 1209 berati kamarnya dilantai 12 no 09 bukan malah lantai 5.
misal lantai 5 hrsnya kamarnya no 509 yaitu lantai 5 ruang no 09
Moh Sultan abdurrahman
bagus ceritanya
Marina Bunga
fix othor blm pengalaman 🤣. kalo udah telat seminggu berarti udah hamil 5 Minggu itu. dihitung dr haid hari pertama terakhir
Marina Bunga
Hilda
Akbar Razaq
sayang sekali Hansel.kesalahan yg pernah kau lakukan bukannya intropeksi diri tp.setan sdh menguasai nafsu serakah dan.ketidaknsabaranmu.Andai kau bs sabar dan sadar
Moh Sultan abdurrahman
Tess
Moh Sultan abdurrahman
tes
🎀fez🎀
semangat thor
Akbar Razaq
Lalu apa.kabar dg mama Lisa yg sombong macam Nayla harusnya dia melihat kehancuran putra kebangganya.
Akbar Razaq
begitulah laki laki dia jg penyulut api tp bila terbakar maka patner yg ia salahkan.
Mora
Strategi yang biasa banget gampang dibaca pihak lawan di dunia bisnis !!
Mora
Banyak novel bagus pemeran utamanya sengsara tapi enak di baca karena penulisannya apik alurnya bagus ga gampang ditebak bab pet bab
Mora
di konferensi saya berharap dari tadi ada bukti Nayla pernah membuat Arumi keguguran dan Nayla adalah selingkuhan Hansel 😄😄
As Lasmawati
sakit bgt rasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!