NovelToon NovelToon
Menuju Tenggara

Menuju Tenggara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Karir / Persahabatan / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Ganesha percaya Tenggara adalah takdir hidupnya. Meski teman-temannya kerap kali mengatakan kepada dirinya untuk sebaiknya menyerah saja, si gadis bersurai legam itu masih tetap teguh dengan pendiriannya untuk mempertahankan cintanya kepada Tenggara. Meski sebetulnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa dia hanya jatuh cinta sendirian.

"Sembilan tahun mah belum apa-apa, gue bisa menunggu dia bahkan seribu tahun lagi." Sebuah statement yang pada akhirnya membuat Ganesha diberikan nama panjang 'Ganesha Tolol Mirella' oleh sang sahabat tercinta.

Kemudian di penghujung hari ketika lelah perlahan singgah di hati, Ganesha mulai ikut bertanya-tanya. Benarkah Tenggara adalah takdir hidupnya? Atau dia hanya sedang menyia-nyiakan masa muda untuk seseorang yang bahkan tidak akan pernah menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 10

Cukup istirahatnya. Ganesha harus kembali menjadi penghibur bagi banyak sekali jiwa. Naik lagi ke pentas, menjelma sebagai sosok ibu peri dengan tongkat ajaib—pengangkat sakit dan luka patah hati. Meski lebih daripada siapa pun, dia mungkin adalah satu-satunya yang paling butuh untuk diselamatkan sebelum sekarat dan benar-benar mati.

Ratusan penonton yang bergerak seirama itu serupa gulungan ombak yang bergerak dari tengah ke pinggir. Ponsel-ponsel di atas kepala mereka menjelma bagai ratusan kunang-kunang yang bermigrasi untuk mencari tempat hidup lebih layak—melewati banyak sekali badai sebelum sinar mereka redup perlahan-lahan.

Persis di sebelahnya, Tenggara masih mengalunkan suaranya yang merdu. Membawakan lagu cinta yang diciptakan bertahun lalu. Lagu cinta yang membawa mereka menjadi sebesar sekarang. Lagu cinta yang membuat mereka berhasil dicintai oleh banyak sekali orang.

Ganesha menyahut di beberapa bait, menyanyikan bagiannya dengan khidmat sambil membayangkan: jika saja lagu cinta itu ditulis khusus untuk dirinya. Sebagai ungkapan perasaan yang tak bisa secara gamblang Tenggara sampaikan karena garis batas yang mereka terapkan sejak awal.

Lalu di bagian lain, suara mereka berpadu dalam harmoni yang indah. Suara Tenggara yang lembut dan dalam terasa bagai memeluk suara Ganesha yang berwarna lebih cerah dan ringan. Perpaduan yang sempurna—apalagi jika perasaan mereka turut berbalas satu sama lainnya.

Penonton bertepuk tangan setelah lagu selesai mereka nyanyikan. Seperti biasa, kamera ponsel telah penuh dengan video-video pertunjukan—siap dibagikan ke akun media sosial masing-masing, lengkap dengan narasi yang beragam. Menjadi trending selama beberapa hari ke depan.

"Dua insan yang saling jatuh cinta, menyanyikan sebuah lagu sebagai perantara."

"Sepasang musisi yang akan kuaminkan kebersamaannya, dan paling tak kuinginkan perpisahannya. Setiap detiknya, aku tidak akan berhentikan berdoa, semoga mereka bisa bersama selamanya."

"Muda-mudi berbakat yang selalu berhasil menyentuh hatiku dengan cara yang berbeda. Mereka tidak hanya bernyanyi, tetapi mengajakku berlari mengarungi asmaraloka bersama jiwa-jiwa mereka yang dipenuhi sukacita."

Dan masih banyak lagi. Selalu ada begitu banyak narasi puitis dari setiap penggalan video pentas mereka. Dengan gerak lambat dan efek hitam-putih, para fans seakan ingin membawa siapa pun yang melihat unggahan mereka turut merasakan magis yang ada.

Seolah-olah, mereka benar-benar sedang berdoa kepada semesta agar Ganesha dan Tenggara direstui untuk bersama selamanya.

Akan sangat menyenangkan bagi Ganesha jika doa-doa tulus itu sampai kepada Yang Maha Kuasa. Namun kemudian, ia sadar—sebanyak apa pun doa yang dilangitkan, mungkin tak akan berarti apa-apa jika Tenggara tidak turut mendoakan hal yang sama.

Kalau sudah sampai pada titik sadar diri seperti itu, Ganesha hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Lalu, menghibur dirinya dengan berkata bahwa tidak apa-apa. Setidaknya, ia masih diberi kesempatan untuk berada di sisi Tenggara. Meski hanya sebagai rekan kerja.

"You did great today, Esha!"

Tepukan hangat berlabuh di kepalanya ketika mereka masih dalam perjalanan menuju backstage.

Sama seperti hari-hari lainnya, Ganesha tidak banyak menanggapi. Ia pun tidak berusaha menepis skinship sederhana yang Tenggara berikan sebagai bentuk apresiasi. Menginginkan lebih pun, ia tidak berani.

Meski jika memaksa sedikit, mungkin saja ia bisa mendapatkannya.

"Habis ini mau ke mana?"

"Pulang," jawab Ganesha cepat.

Satu botol air mineral ia sambar dari atas meja, hendak membuka tutupnya ketika tangan Tenggara tiba-tiba mengambil alih benda itu dalam sekejap.

"Mau mampir dulu ke D'Clore nggak?" tanya Tenggara, seraya mengembalikan botol yang kini sudah terbuka.

Harus Ganesha akui, act of service-nya Tenggara itu no kaleng-kaleng. Selalu penuh perhatian, selalu tahu caranya membuat orang merasa dianggap.

Sayangnya, semua itu memang ditujukan untuk semua orang. Bukan khusus untuk dirinya saja.

Ganesha meraih botol itu, lalu menenggak isinya setelah mendudukkan diri di kursi. "Mau ngapain?" tanyanya setelah selesai minum.

"Nongkrong." Tenggara ikutan menarik kursi. Seperti sudah jadi kebiasaan, lelaki itu menyeret kursinya ke depan Ganesha dan duduk berhadapan langsung dengannya.

"Udah lama kita nggak nongkrong."

Beberapa saat, Ganesha hanya terdiam. Matanya memperhatikan Tenggara yang kini menenggak air dari botol yang sama.

Kalau dipikir-pikir, mereka memang sudah lama tidak pergi nongkrong. Sejak sibuk manggung ke sana ke mari, mereka lebih sering bertemu hanya untuk rehearsal sebelum pentas.

Tapi... ajakan yang datang tiba-tiba ini—entah kenapa—tetap terasa janggal bagi Ganesha. Seolah ada sesuatu yang tidak sepenuhnya pas. Dia hanya belum tahu, di mana letaknya.

"Berdua aja?" tanyanya, memastikan.

"Ya ... berdua ... emang mau sama siapa lagi?"

Oh shit! Hampir saja Ganesha kelepasan mengumpat di depan wajah Tenggara. Matanya membola, mulutnya menganga, dan napasnya terjeda selama beberapa detik selagi otaknya mencerna ucapan Tenggara.

Ketika bertanya tadi, dia tidak berharap Tenggara akan menjawab iya. Karena kalau kalian lupa, Ganesha sudah pernah bilang bahwa mereka tidak pernah nongkrong benar-benar hanya berdua.

"Beneran cuma berdua?" tanyanya masih tidak percaya.

Tetapi, jawaban Tenggara masih sama. Lelaki itu mengangguk sebelum menandaskan sisa air di dalam botol.

Makin diulangi, anehnya Ganesha makin tidak yakin. Apakah ini adalah mimpi? Apakah tingkat naksirnya ia pada Tenggara sudah masuk tahap akut sampai bisa membuatnya berhalusinasi? Haruskah dia mencoba mencubit pipinya untuk tahu apakah dirinya sudah pergi terlalu jauh ke dalam dunia yang dia ciptakan sendiri?

"Yah, malah bengong bocahnya!" Angin yang berembus di depan wajahnya akibat gerakan tangan Tenggara adalah jawaban dari segala pertanyaan barusan.

Ini nyata. Tenggara betulan mengajaknya pergi, hanya berdua. Dan yang lebih penting, bukan untuk urusan pekerjaan.

Katanya, jangan sia-siakan selagi masih ada kesempatan. Maka, Ganesha segera menganggukkan kepala sebelum tawaran itu terbang dibawa angin.

Entah akan terlihat gampangan, atau dirinya akan dikatai murahan oleh Kafka jika lelaki itu tahu nanti, yang terpenting sekarang bagi Ganesha adalah... dia bisa menikmati kembali momen bersama Tenggara sebagai Esha dan Aga, bukan lagi sepasang rekan kerja penuh drama.

...°°°°°°°°°°...

Pergi berdua tanpa melibatkan pekerjaan ternyata adalah bullshit. Nyatanya, Ganesha harus menerima fakta bahwa lagi-lagi yang menjadi takhta tertinggi di dalam hidup Tenggara adalah para fans tercinta. Pantas saja Tenggara kekeuh mengajaknya pergi, bahkan rela meninggalkan mobilnya untuk diurus oleh staf festival agar bisa ke sini berdua dengannya. Lha wong ketika mereka tiba, sudah ada puluhan fans yang menyambut dengan balon warna-warni.

Kafe yang biasanya hanya akan ramai ketika menjelang malam itu kini tampak dimodifikasi sedemikian rupa. Banner besar berisi gambar dirinya dan Tenggara beserta sepenggal lirik dari lagu hit mereka terpampang di pintu, mirip banner promosi caleg yang sedang gencar mencari suara.

"Happy anniversary, Shagara!" seru para fans itu serempak.

Shagara sendiri adalah gabungan dari nama Ganesha dan Tenggara. Kedengarannya keren untuk orang-orang yang tidak tahu, tapi terasa menggelikan bagi Ganesha yang tidak pernah berpikir gabungan nama dua orang adalah ide yang bagus. Dari sekian banyak ide, mengapa menggabungkan dua nama karakter selalu menjadi pilihan pertama? Selain tidak kreatif, itu juga agak kedengaran... cringe.

"Jadi, lo ajak gue ke sini buat ini?" bisik Ganesha di sela gerak bibirnya yang masih harus menyunggingkan senyum karier.

Oh, tidak, tidak. Jangan salah paham. Ganesha juga menyayangi fans-nya sebanyak yang mereka lakukan. Hanya saja, ketika momen-momen awkward ini datang, dia tidak bisa lagi menyuruh bibirnya tersenyum sukarela tanpa adanya bumbu-bumbu pencitraan.

"Iya, ada salah satu fans yang DM gue dan kasih tahu soal project ini, makanya gue ajakin lo datang buat menghargai usaha mereka." Tenggara balas berbisik.

Riuh-rendah semakin terasa sangat ketika mereka digiring masuk ke dalam kafe, bersiap menyantap hidangan utama yang telah dipersiapkan sedemikian rupa.

"Tapi lo bilangnya cuma pergi berdua." Ganesha menekankan suaranya, masih merasa ditipu mentah-mentah. Kalau boleh, dia ingin membalikkan meja. Berteriak sekeras mungkin lalu berpura-pura kesurupan agar tidak perlu meminta maaf atas keributan yang dia timbulkan.

Karena demi Tuhan, Ganesha mulai kehilangan kesabaran.

"Kalau gue bilang ada acara kayak gini, apa lo bakal mau datang?" tanya Tenggara, membuat Ganesha terdiam.

Jawabannya jelas adalah tidak, dan Ganesha merasa dirinya tidak perlu menjelaskan.

Masalahnya, kenapa Tenggara masih melakukan semua ini, padahal sudah tahu dirinya tidak akan suka? Kenapa lelaki itu masih harus memaksakan kehendak, di saat Ganesha sudah berkali-kali mengutarakan ketidaksukaannya? Kenapa para fans itu tidak bisa disingkirkan sebentar saja, agar Tenggara bisa menghargai Ganesha, setidaknya sebagai rekan kerja?

"Kita omongin ini nanti, sekarang kita masuk dulu, nggak enak udah bikin mereka nunggu." Tenggara menggenggam tangannya--erat sekali. Namun, Ganesha justru merasa hampa. Seperti hanya raganya yang bergerak, sedangkan jiwanya terjebak di suatu tempat yang jauh dari jangkauan manusia.

Bersambung....

1
Dewi Payang
Para memang kesalnya si Kafka ke Tenggara😂
Dewi Payang
Ga senggol donk si Kafka, apa dia masih punya tenaga buat marahi lo😅
Dewi Payang
Biarin lecet, tar beli lagi ya Ga, yang pening bisa ikut nginap😂
Weh, Kafka jengkel setengah mampus inu😅
Dewi Payang
Ampun dijay😂
Dewi Payang
Ini maah Kafka cari ribut😅
Dewi Payang
Kafka dilawan😅
Zenun
mamam tuh Tengg. Puas banget dibalikin begitu
Zenun
ngapa emang? suka-suka dia atuh😁
Zenun
Nanti kalo lo balik lagi ke tengg, tu laki bakal ngulur lagi. Caya dah
nowitsrain: Yee khan
total 1 replies
Zenun
dengerin tuh baik-baik ya
nowitsrain: Au deh kupingnya kebuka apa enggak tu
total 1 replies
Zenun
kenapa kafka gak ditengah aja
nowitsrain: Mabok dia kalau di tengah
total 1 replies
Dewi Payang
Gwe suke gaya lo Kaf😅
Dewi Payang: Ya ampyun, tapi kali ini lo memang keren👍🏻👍🏻
nowitsrain: Kafka: Harus suka, lah, kan gue keren 😎
total 2 replies
Dewi Payang
Wih... kaya bapaknya Nesha aja🤭
Dewi Payang: Kaya begitu😅😅
nowitsrain: Iya ya, bapak kandungnya aja au deh tuh ke mana wkwk mungkin Tuhan kirim Kafka emang biar jadi sosok yang menggantikan peran bapaknya
total 2 replies
Dewi Payang
Lasaiiiinnnn......
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂
nowitsrain: Kasian kasian kasiann
total 2 replies
Dewi Payang
Cakiiiiiit ya Ga.....
nowitsrain: Biar tau rasaaaaa. Itu mah belum seberapa
total 1 replies
Dewi Payang
Tak lama, fans gak lagi segalanya....
nowitsrain: Betulllll
total 1 replies
Dewi Payang
Wkwk😄
Dewi Payang
Bagus lo nyadar
Dewi Payang: Rasanya pengen hajar si Tenggara klo kumat² lagi🤭
nowitsrain: Kalau lagi sadar ya sadar, kalau kumat ya bikin orang lain naik darah
total 2 replies
Dewi Payang
Luar biasa carenya Kafka sama Selenna👍🏻
nowitsrain: Rill sahabat sejati
total 1 replies
Dewi Payang
Entah kenapa, aku berharap Ganesha jual mahal kali ini🙈
Dewi Payang: Harus ya Nes😔
nowitsrain: Ihhh harusnya yaaa.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!