Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Jawa Tengah
Di villa , Budi berkumpul bersama sahabatnya , ia merayakan kelulusannya di rumahnya , Nurul, dan Linda memasak banyak, karena Budi mengajak para teman teman yang mengenalnya saat ia menjadi kondektur mobil angkot untuk datang walau hanya sekedar makan dan ngopi bersama .
" Rencananya mau nerus kuliah di mana bud?" Tanya kyay ( kakak Lampung) Herman ,
" Paling di Unila kalau mau nerus kuliah Yay" jawab Budi singkat, ia menjamu semua tamu dengan minuman dan makanan ringan khas dari Cafe Sahabat.
" Kalau begitu aku juga akan masuk kesana lah, siapa tahu di terima "ucap Bambang sambil nyengir.
" Biar kita bersama lagi, biar kita bersama sama masuk ke Unila saja, ucap Tony .
" He he he, kalian akan menjadi adik tingkatku" Linda yang mendengar mereka akan masuk Unila terkekeh , ia naik ke semester 3 tahun ini .
Acara perayaan berjalan meriah, Budi bersyukur karena bisa menamatkan sekolahnya,
" Kalian mendaftarlah terlebih dahulu, aku ingin berziarah ke makam orang tuaku di Jawa Tengah dulu" ucap Budi, semua serentak menatap Budi , memang orang tua Budi merantau ke Jawa Tengah, dan meninggal di sana tapi tak ada yang tahu kenapa kedua orang tua Budi sampai meninggal bersama ,ada yang bilang mereka kecelakaan nenek Budi setiap di tanya hanya menjawab sudah takdir tak bisa di hindari jawabnya. Kini ia telah tamat, dan punya uang untuk berziarah dan menyelidiki kematian kedua orang tuanya karena menurutnya kematian kedua orang tuanya ada kejanggalan, ia masih ingat kedua orang tuanya di jemput oleh beberapa mobil mewah dan di nyatakan meninggal dunia karena kecelakaan, membawa jasad kedua orang tuanya kembali
Namun yang sempat ia lihat ada luka berlubang di dada keduanya ,kini ia mengetahui bila orang tuanya meninggal karena di tembak. Dulu ia masih kecil ia tak tahu , kini ia sudah besar dan mengerti bila itu bukan karena luka akibat kecelakaan tapi karena tertembak.
Jira yang sedang makan di dalam kamar mendengar Budi akan pergi bergegas terbang ,mendekati Budi ,
" Tuan aku ikut yah "pintanya memelas.
Dia ingin selalu berada dekat dengan Budi, agar bisa menjaga saat Budi lengah. Dan tentunya ia juga tak akan kelaparan bila bersama Budi ,dengan sahabat Budi ia tak berani meminta makanan karena ia sering mengisengi mereka terutama Anto.
" Ya , nanti kamu ikut" ucap Budi pelan membuat Jira berjingkrak jingkrak kesenangan .
" Trus kapan kamu kembali?" Tanya Clara
" Secepatnya, kalian urus Cafe Sahabat dengan baik, aku pasti tak akan lama" ucap Budi pada semua sahabatnya.
Acara berjalan lancar dan semua mendoakan Budi agar selamat sampai tujuan nya , mengunjungi makam kedua orang tuanya di Jawa tengah .
♣️♣️♣️♣️♣️
Pagi Hari , Budi berangkat ia di antar sampai ke Pelabuhan Bakauheni oleh Clara ,Linda dan teman temannya menggunakan dua mobil
" Cepat pulang kami menunggumu" ucap Clara sedih, ia dan Linda memeluk Budi .
" Iya, secepatnya aku kembali" ucap Budi menenangkan mereka .
Budi naik ke kapal feri, di bawah semua melambai kan tangan menghantarkan keberangkatan Budi .
Di tengah lautan, Budi memandang alam sekitar, semuanya biru, langit biru cerah, dan lautan membentang luas .
" Tuan, lagi mikirin apa??" Tanya Jira yang tiba tiba keluar dari cincin .
" Tidak memikirkan apa apa, hanya melihat alam yang indah, " ucap Budi lewat telepatinya ,ia kini sudah bisa berbicara dengan Jira lewat telepati semenjak tenaga dalamnya meningkat tinggi.
" Banyak alam yang indah tuan , setiap daerah punya keindahan alam sendiri" Jira berkata sambil ikut memandang ke tengah lautan .
" Nanti kita berkeliling berpetualang mencari pengalaman di berbagai tempat ,apa kamu mau ikut?" Tanya Budi .
"Tentu tuan, aku ikut " Jira bersemangat mendengar Budi akan berpetualang ke berbagai tempat .
" Baik tapi aku akan ke Semarang dulu, dari sana baru kita akan berkeliling mencari pengalaman " ucap Budi kemudian.
" Iya tuan, aku menurut saja" ucap Jira.
Perjalanan di laut antara Bakauheni - Merak hanya memakan waktu 2 karena cuaca cerah dan ombaknya kecil.
Budi meneruskan perjalanannya dengan menyewa travel , yang akan menjemputnya nanti keluar dari pelabuhan Merak .
Baru saja keluar dari terminal seseorang menghubungi handphone nya.
" Assalamualaikum ,dengan pak Budi, saya dari rental mobil S, mobilnya sudah menunggu di depan rumah makan depan terminal , dengan Nopol A 1111 Kl berwarna merah hati, kami menunggu di sini" ucap seorang pria di sebrang telponnya.
" Oh iya pak, terima kasih ini juga baru mau keluar terminal " ucap Budi menjawab
" Baik pak, saya di luar ini sebelah kanan pak " Budi melihat ke arah kanan seorang pria dewasa melambaikan tangannya pada Budi, Budi bergegas menghampiri,
" Saya Budi pak, ini pemesanan saya" ucap Budi setelah dekat dengan pria itu.
" Saya Anjas, mari silakan naik ,kita akan segera berangkat ." ucapnya Mempersilahkan masuk.
Penumpang saat itu baru Budi sendiri, sedangkan penumpang yang lain ada yang menunggu di terminal Pakupatan, di terminal Bekasi dan ada juga yang di jemput karena rumahnya di pinggir jalan yang akan di lalui.
Budi sengaja naik di bangku belakang, agar tak terganggu, ia bersemedi dengan posisi duduknya.
Kampung Budi berada di Semarang, tepatnya di desa Candi Rejo, kecamatan Tuntang, letaknya dekat dengan Rawa pening .
Budi bersemedi dalam perjalanan, mobil sesekali berhenti untuk menjemput penumpang , atau mengisi bahan bakar, di sore hari mobil yang di tumpangi Budi memasuki kawasan Cirebon , untuk beristirahat di sebuah rumah makan, Budi memesan cukup banyak makanan , namun hanya sedikit yang di makannya ,selebihnya ia minta bungkus ,karena untuk Jira, Anjas yang melihat Budi seorang diri saja mendekat. Ia serasa wajah Budi seperti wajah seseorang yang di kenalnya dua puluh tahun yang lalu.
" Boleh aku temani pak " Anjas bertanya basa basi karena belum Budi menjawab ia telah duduk di meja Budi .
" Silakan pak, panggil saya Budi saja" sahut Budi mempersilahkan
" Kalau begitu panggil saya Anjas saja" ucap pak Anjas senang .
" Ga sopan , biar saya panggil mas saja yah" ucap Budi, pak Anjas mengangguk setuju.
" Boleh tahu, tujuan Budi ke mana setelah sampai di Semarang ?" Tanya Anjas ,
" Saya ingin berziarah mas, ke desa Candi Rejo " jawab Budi, menjelaskan pada mas Anjas.
" Tunggu , tunggu, " Anjas mencoba mengingat, lali memperhatikan dengan seksama wajah Budi.
" Kamu anaknya mas Prawiro dan mbak Niken, bukan? " Tanya Anjas penuh selidik , Budi kaget Mas Anjas mengetahui nama kedua orang tuanya.
" Kok mas tahu?" Tanya Budi heran,
" Ha ha ha," mas Anjas tertawa dan memeluk Budi ,
" Aku teman ayahmu, kamu Budi kan ?, kamu sewaktu di bawa mbok Narti, kamu masih kecil, tapi wajahmu ha jauh beda dengan ayahmu , karena itu aku bisa menebaknya" ucap Mas Anjas kemudian .
" Gimana keadaan kuburan kedua orang tuaku mas?" Tanya Budi, ia ingin mengetahui keadaan kuburan kedua orang tuanya
" Terawat, aku sering kesana, dan terkadang , aku melihat seseorang berziarah pada kedua orang tuamu" jawab Anjas menjelaskan, Budi heran karena menurut nenek, mereka tak punya saudara lagi.
" Ayo kita berangkat , nanti di sana biar aku yang mengantarku ke kuburan " ajak mas Anjas . Budi mengangguk ia bersyukur bisa bertemu mas Anjas jadi ia tak akan ke sasar. Walau ada google maps ia lebih mempercayai orang yang mengenal jalan langsung, karena sering kali google maps tidak akurat dan malah melalui jalan memutar.
ahahaaaaa