KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ALAY?
………..
Sesampai kamar Nifa langsung mengambil boneka beruangnya dan memukul mukulnya hingga rasa kesalnya meredah. “Lo jahat Rel, jahat, jahat, jahaaat” kesal Nifa yang memukul mukul bonekanya. Rasanya tidak sekali dunia ini. Arka pergi meninggalkannya, mamanya juga begitu. Dia hanya dengan papa nya yaitu Noval. Namun itu juga harus direbust oleh Silvi.Rasanya baru kali ini susah baginya untuk mengikhlaskan semuanya.
Nifa pun menelpon Sarah dan mengajaknya untuk ke pantai seperti biasanya dia lakukan. Dia baru pertamakalinya mengajak Sarah. Mereka juga baru ketemu dua tahun, jadi mungkin karena itu Hanifa baru terlihat seterpuruk ini. Biasanya Hanifa menutupi ketrpurukannya.
“Kita mau kemana sih Nifa” Tanya Sarah bingung. Yah wajar saja karena Sarah belum pernah di ajak seperti ini malam-malam oleh Hanifa.
“Kita mau ke tempat biasa gue buang masalah” Ujar Hanifa pada Sarah. Sarah sering diceritain Hanifa hal ini, tapi untuk menemaninya, dia benar-benar belum pernah.
“Lo lagi ada masalah apa sih Nif” Tanya Sarah bingung ke anak ini.
“Gue bosan sama kehidupan gue Sar, gue capek” ucapnya dengan lirih. Sarah hanya mengikuti Hanifah. Kali ini Sarah sadar kalau Hanifah bukan hanya capek sama farel, tapi ada lebih berat. “Gue benci semuanya gue benci” Teriak Hani setelah sampai di tepi laut itu.
“Dan batu ini bagaikan masalah gue yang akan gue buang jauh sejauh mungkin” teriak Nifa dengan suara yang lantang. Gadis itu melemparkan batu-batyu yang dia anggap masalah.
“Woi, berisik banget sih lo” Ujar seseorang dari seblah kananya yang sekitar sepuluh meter.
“Apaansi lo nyambung aja, ini urusan gue bukan urusan lo” Ujar Hanifa dengan lantang. Sarah merasa aneh dengan Hanifa. Gak biasanya Hanifa se gila ini bahkan berani melawan seperti ini.
“Tapi lo ganggu moment kami tau gak sih” Ujar pria yang gak tau siapa itu.
“Lah bodo, emang gue pikirin, siapa suruh pacaran ditempat umum” Jawab Hanifa lantang. Gadis ini benar-benar gila kayaknya.
“Nifa, mending kita pulang yah” ajak Sarah yang takut kalau ini semakin rumit.
“Gue masih mau disin Sar” Ujar Hanifa menolak Sarah.
“Tapi Nif, ini gak bagus buat kesehatan lo” Sarah melihat Hanifa yang hanya menggunakan kaos oblong, sedangkan cuaca malam di pantai semakin menusuk tubuh.
“gue, gak peduli Sar, gue gak peduli” Ujar Hanifa semakin menaikkan nadanya.
“Nif, lo dengerin gue sekali ini aja plis, coba lo ceritain ke gue masalah lo itu apa?” Tanuya Sarah pada hanifah. Yah Hanifa sering mengataklan ingin cerita dan bahkan dia selalu bilang lagi sedih, tapi sampai di kelas dia akan bahas Farel dengan excited, Sarah paham betul bukan itu masalahnya.
“Gue belum siap untuk ceritainnya semuanya” Ujar Hanifa yang enggan cerita ke sarah. Bukan dia gak percaya ke Sarah, tapi dia gak mau Sarah merasa ibah kepadanya.
“Kenapa? Kamu juga gak pernah loh bilang kenapa lebam di pipimu, tanganmu dan kepalamu” Ujar Sarah kesal. Hanifa hanya menggelengkan kepalanya.
“Hati gue belum baik, gue gak mau langsung dilukai lagi” Ujar hanifa. Sarah tau benar yang dimaksudnya itu pasti Farel, tapi gak mungkin ini hanya karena Farel.
“Oke sekarang kita pulang dulu yuk, disini dingin banget, apa lo senang lihat ibu sama kakak lo sedih, karna sifat lo saat ini?” Ujar Sarah mengingatkan kedua orang yang dia sayangi. Ini juga Sarah tahu karena pernah foto keluarga Hanifa jatuh dari buku tulis milik Hanifa
“Baik, kita pulang sekarang” Ujar Hanifa seketika. Pasti ini karena mengingat kedua orang yang dia sayangi.
“Tapi besok kita kesini lagi yah sar” Mohon Hanifa kepada Sarah.
“Hmm” ucap Sarah setuju.
“Sar, apa gue berlebihan yah dalam masalah?” Tanya Hanifa saat sedang menuju rumahnya. Dia tersadar setelah semua terjadi barusan.
“Maksud lo?” Tanya Sarah pura-pura bingung. Saat ini sarah berpikir berlebihan sejujurnya, kalau itu hanya tentang Farel.
“Maksud gue, gue terlalu berlebihan menghadapi masalah gue?” Hanifa menjelaskannya lagi.
“Sebenarnya gue bingung si Nif, kalau itu hanya tentang Farel gua bilang lu alay banget, tapi permasalahannya gue juga gak tau jelas, makanya lo ceritain ke gue. Dan setau gue, lo itu gak pernah nangis sampai segininya karena cowok” Ujar Sarah menyampaikan kesimpulannya dengan menggunakan analisis logika dan sudut pandangnya.
“Lo teman terbaik gue Sar, tanpa lo gue pasti bisa gila” Ujar hanifa yang semakin erat memeluk Sarah di motor.
“Jelas gue baik sama lo, kita temenan dari kelas X, hampir dua tahun kita kenalan dan berteman” Ujar Sarah terkekeh.
“Lo gak ilfil apa dekat sama gue, yang terkenal alaynya” Tanya Hanifa pada sahabatnya itu. Diaman dia selalu ada saat Hanifa kenapa-napa.
“Setiap orang pasti punya kekurangan kok Nif, lo itu orangnya selalu ceria, selalu bersyukur, pinter, dan baik, hal itu yang gue kagumi dari lo” Jawab Sarah menjelaskan semua hal yang dimiliki Hanifa hal yang positif.
“Makasih Sar, makasih banget” Jawab Hanifa kepada Sarah. Mungkin kalian berpikir Hanifa butuh validasi banget, yah jelas dia butuh validasi dari sahabatnya. Setelah semuanya menganggapnya aneh dan alay, apa lagi yang dibutuhkan? Yah validasi.