NovelToon NovelToon
Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Time Travel / Dokter Genius / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Dark Romance
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

bijak dalam memilih bacaan!


"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.

Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."

*****

Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.

Kecuali satu hal, kini ia punya suami.

Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”

Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...

Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Mereka Mengira Aku Sudah Mati

Langkah Zeya melambat saat melewati gerbang utama kampus. Suasana kampus yang biasanya riuh oleh suara tawa dan obrolan mahasiswa terasa janggal pagi itu. Semua orang menatap ke arahnya.

Bukan sekadar menoleh—mereka menatap. Dengan pandangan kosong, kaget, atau bahkan... takut.

Zeya menelan ludah. Ia menarik napas pelan dan mencoba berjalan tegak, tapi sorot mata dari kanan dan kiri seolah menghujam kulitnya. Ia mengedarkan pandangan, mencari satu senyum ramah saja—namun tak satu pun ia temukan.

Beberapa mahasiswa justru buru-buru menyingkir dari jalurnya. Ada yang memutar arah, ada yang pura-pura sibuk dengan ponsel, dan beberapa hanya menatap dengan mata yang lebar seperti baru melihat... sesuatu yang tidak seharusnya dilihat.

Zeya mengerutkan kening. Tangannya menggenggam erat tali tasnya. Apa aku memakai baju aneh? Apa wajahku aneh? Atau ada yang salah dengan dandanan ku? pikirnya penuh kegelisahan.

Sesampainya di dalam kelas, suasananya tidak membaik. Bahkan lebih sunyi. Tak ada yang menyapa. Tak ada yang melambaikan tangan. Biasanya, bahkan sekadar absen beberapa hari saja sudah cukup membuat teman-temannya penasaran dan mendekat. Tapi ini?

Tak ada yang berani duduk di kursi sebelahnya. Padahal tempat duduk itu biasa diperebutkan.

Zeya menoleh ke belakang, memperhatikan mahasiswa yang duduk tepat di baris belakangnya. Seorang perempuan berambut sebahu dengan wajah pucat.

Zeya menoleh dan memberanikan diri bertanya, suaranya pelan namun jelas.

“Boleh aku tanya sesuatu?”

Gadis itu terkejut, matanya membesar. “I-iya?”

Zeya menatapnya dalam. “Kenapa mereka semua melihatku seperti... ketakutan? Apa ada yang salah denganku?”

Gadis itu menunduk gugup. “A-aku... aku nggak tahu.”

Zeya mengerutkan alis. “Kamu juga kelihatan takut padaku. Kenapa? Aku ini manusia, bukan hantu.”

Gadis itu menahan napas. Lalu... mengangguk pelan.

“Kamu beneran manusia?”

Pertanyaan itu membuat Zeya terdiam.

“Apa?” bisiknya.

“Kamu memang manusia?” ulang gadis itu lebih pelan, nadanya seperti seseorang yang tak yakin dengan kenyataan di depan matanya.

Zeya tercengang. “Ya jelas aku manusia... Memangnya kamu pikir aku hantu?”

Gadis itu kembali mengangguk. Dan kali ini, Zeya bisa melihat dengan jelas ketakutan di mata temannya itu.

“Kenapa kalian berpikir begitu?” tanya Zeya, mencoba menahan emosinya. “Aku ada di sini, berdiri, duduk, berbicara. Mana mungkin aku hantu? Hantu tidak keluar di pagi hari!”

Gadis itu menunduk, tampak ragu.

“Kamu... kamu baru saja bangkit dari kematian?” tanyanya pelan, seolah takut terdengar oleh orang lain.

Pertanyaan itu membuat Zeya mematung. Ia menarik napas panjang, mencoba meredakan degup jantung yang mendadak tak terkendali.

“Aku memang baru mengalami kecelakaan... tapi aku selamat,” jawabnya hati-hati, sesuai dengan penjelasan Ares selama ini.

Gadis itu mengerutkan dahi. “Kecelakaan?”

“Iya, suamiku bilang begitu.”

“Pak Hendra bilang begitu?” tanyanya dengan cepat.

Zeya mengerutkan kening. “Hendra siapa?”

Gadis itu terlihat bingung. “Kamu... istri Pak Mahendra, kan?”

“Oh. Iya, Ares Mahendra. Aku memang istrinya,” ucap Zeya cepat. Tapi saat ia mengatakan itu, ia sadar: ia tidak pernah benar-benar mengenal siapa Ares sebenarnya. Hanya tahu bahwa pria itu adalah suaminya, dan ia… bangun di sisinya.

Gadis itu menatapnya tajam. “Tapi... kenapa kamu terlihat bingung saat aku bilang soal kecelakaan? Kamu seperti baru dengar.”

Zeya terdiam sejenak. Ia menarik napas pelan, lalu mencoba tersenyum.

“Ah, tidak. Aku cuma bingung tadi. Itu semua masih samar buatku.”

Tiba-tiba, suara dari belakang mereka terdengar pelan namun menggetarkan.

“Dia bukan kecelakaan. Dia… meninggal.”

Zeya menoleh cepat. Seorang laki-laki dengan kacamata duduk tiga baris di belakangnya. Ia tidak sadar sejak kapan laki-laki itu ada di sana.

“Apa maksudmu?” tanya Zeya, matanya menajam.

Laki-laki itu menatap Zeya dalam-dalam, sebelum akhirnya berbisik, “Kami semua dengar… katanya kamu bunuh diri. Di rumahmu sendiri.”

Seketika, dunia Zeya terasa berputar.

“Apa…?” bisiknya.

Tapi sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, dosen masuk ke dalam kelas, dan semua orang serempak diam. Seolah tidak pernah ada yang berkata apa-apa barusan.

Zeya tetap duduk kaku di tempatnya, jantungnya berpacu kencang, dan suara berbisik itu bergema di telinganya.

Kamu bunuh diri...di rumahmu sendiri.

Kalimat itu berputar-putar di kepalanya. Ia menunduk, menatap telapak tangan nya, tempat Ares menuliskan tanggal ulang tahunnya pagi tadi.

130702.

Sama seperti angka yang tadi malam muncul di mimpinya. Dalam mimpi itu, ia berdiri di depan rumah kosong. Dan di pintu rumah itu... tertulis angka yang sama. Dengan darah.

Zeya meremas tangannya pelan, mencoba menenangkan diri. Tapi hatinya kacau. Ada yang tidak beres. Ares bilang ia mengalami kecelakaan. Tapi orang-orang bilang… ia bunuh diri.

Lalu, yang mana yang benar?

Dan... siapa sebenarnya Ares Mahendra?

Matanya menatap lurus ke depan, tapi pikirannya melayang jauh. Jauh ke masa yang masih gelap.

1
Gedang Raja
bagus
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
Kem mlem 🍨🍨🍨
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
Azida21: Sabar yah,Author usahain update bab nya banyak hari ini❤️
total 1 replies
Kami
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Azida21: terima kasih sudah baca,di tunggu kelanjutan nya yah🤭
total 1 replies
kawaiko
Jauh melebihi harapanku.
Azida21: terima kasih☺️,Author senang kalau kamu puas dengan karya nya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!