NovelToon NovelToon
Petualangan Danu

Petualangan Danu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Kisah cinta masa kecil / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan
Popularitas:725
Nilai: 5
Nama Author: mengare

Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.

itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.

Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga

Nyonya Cendana memeluk erat anaknya, mengelusnya, dan menciuminya berkali-kali. Air mata kebahagiaan mengalir deras darinya.

"Anakku.. Anakku.. Danu.. Akhirnya kamu bangun nak.. Hiks.. Ibu takut kamu kenapa-kenapa.." ucap Nyonya Cendana penuh rasa syukur.

Tak ada ibu yang ingin melihat anaknya meninggal, dia terus berjuang untuk tetap tegar selama berhari-hari, jarang tidur, dan kekurangan banyak berat tubuh di saat kehamilannya untuk menunggu anak sulungnya kembali siuman.

Kini kerinduan itu telah terbayar, semua tekan emosi dia luapkan pada pelukan itu.

Danu turut terharu dan tenggelam dalam suasana penuh kerinduan. Di dalam mimpinya, dia harus terus terbangun di tempat yang tidak dia kenali dan berpindah-pindah tanpa tahu arah, tak ada yang bisa dia ajak bicara, atau petunjuk untuk mencari jalan keluar.

Suasana yang tidak membiarkannya menemukan jawaban selama bermil-mil perjalanannya dalam mimpi. Melewati daerah tandus yang hanya menyisakan tulang belulang dan jejak peradaban yang menyatu dengan tanah.

Berhari-hari mendengarkan mayat yang entah dari mana menyuruhnya untuk membunuhnya. Sampai dia berjalan seperti orang mati, melangkah bukan karena tahu jalan tapi tidak tahu harus kemana lagi bila tidak ke depan, dan memandang ke depan dengan tatapan mata yang hampa karena harapan yang terus terkikis.

Fareza menyaksikan pemandangan ini dengan senyuman yang mendalam. Dia sangat lega usaha mereka berhasil meski dia terjatuh lemas karenanya.

Keluarga Tn. Senja segera menghampiri Fareza mencoba membantunya berdiri setelah terbawa suasana hingga sesaat melupakannya.

tapi saat Tn. Senja mencoba mendekat, Fareza secara alami menolak dengan halus. "Maaf, saya tidak terbiasa bersentuhan dengan orang asing. Bisakah anda memanggilkan pengawal saya?"

"Aah, maaf kelancangan kami." ucap Tn. Senja sambil membungkuk memberi hormat bersama anggota keluarganya.

Tn. Senja pergi keluar dan memanggil pengawal Fareza. Pengawalnya segera masuk dan mendapati Fareza yang tergeletak di lantai, tersenyum padanya seolah tidak terjadi apa-apa.

Dia segera mengangkat Fareza tanpa bertanya dulu. "Maaf atas kelancangan saya." ujar sang pengawal sambil mengangkatnya.

"Aah.."

Fareza berteriak kecil karena kaget saat tubuhnya diangkat mendadak. Wajahnya yang pucat agak memerah saat, dia dapat mencium dengan jelas bau pengawal yang mengangkatnya. Bau itu menggelitik hidungnya dan membuat merasa malu.

"Terima kasih karena telah membantu menyembuhkan anak kami. Jika ada yang anda butuhkan, silahkan sampaikan pada kami. Saya akan menyiapkan apa saja yang anda butuhkan selama itu masih dalam kemampuan saya." kata Tn. Senja dengan tulus.

"Tidak... Ini sudah tugas saya untuk menolong orang yang mengalami kesulitan."

"Terima lah" seru Nyonya kelara sembari memberikan sebuah kantong perhiasan pada Fareza.

Fareza terkejut dan berusaha menolaknya, "tidak. Tolong simpan kantung ini, saya yakin anda lebih membutuhkannya."

Nyonya Cendana bersikeras untuk memberikannya dan menggenggam kan kantong itu pada Fareza.

"Tolong terima kantong ini, agar saya tidak merasa terbebani kedepannya. Bagaimanapun, nyawa anak saya lebih berharga dari perhiasan ini."

Pada akhirnya, Fareza mau tidak mau harus menerima pemberian dari Nyonya Cendana.

"Terima kasih. Kami akan menggunakan barang ini dengan baik." terima Fareza dengan ramah.

Di tengah percakapan hangat itu, Ares, sang pengawal membuka percakapan baru. "Permisi, apakah ada tempat untuk kami bisa tinggal berdua saja."

Fareza terfokus pada kata 'berdua saja'.

Tn. Daniel dan Tuan Senja saling memandang, Tn. Daniel dengan ramah menerangkan. "Maaf, mungkin pertanyaan saya akan sedikit tidak sopan tapi apakah kalian telah menikah?"

"menikah? Secara ter-" Ares menghentikan perkataannya karena Fareza yang menggenggam lengannya dengan kuat.

"Iya, kami telah menikah." sahut Fareza.

"Syukurlah kalau begitu, karena di desa ini ada peraturan kalau laki-laki dan perempuan tidak boleh tinggal berdua bila belum menikah." Jelas Tuan Daniel, meski agak ragu dengan hubungan keduanya.

"Kalau begitu biarkan saya yang mengantar kalian sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu keluarga saya." bujuk Tuan Senja, segera mengajak para tamunya pergi ke tempat penginapan tamu desa.

............

Pada sore harinya,

Fareza berbaring pada kasur di penginapan yang telah disediakan. Penginapan yang dibangun dengan bahan dasar batu dan dilapisi dengan lapisan putih dan halus, jauh lebih bagus dari perumahan warga sekitar.

Tempat itu memiliki empat kamar, dengan dekorasi sederhana dan cukup lebar.

Keringat dingin tidak berhenti mengalir dari tubuh kecil Fareza, suhu tubuhnya naik tak lama setelah dia sampai di penginapan.

Wajah pucat dengan pandangan mata yang sendu menatap lemah Ares yang membuka kancing Fareza perlahan tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

Nafas Fareza berat sementara pandangannya kabur. Dia samar-samar dapat melihat sosok pria di depannya. Mencoba menyentuh wajah pria itu dengan jari lentiknya yang ikut pucat karena sakit yang menimpanya.

Ada sedikit harapan di dalam hatinya kalau orang itu akan bereaksi tapi dia segera tersenyum datar saat pandangannya agak mereda. Dia mendapati orang yang Ares menyekanya dengan wajah datar meski bagian yang sekarang cukup sensitif.

"Aku harap kita menjadi suami istri yang normal saja, meski hanya mimpi tak masalah." celetuk Fareza.

Ares tidak menanggapinya dan membantu Fareza duduk untuk menyeka bagian punggung dan bahunya.

Terdapat banyak bekas luka lama yang tergores lada punggung dan tangannya.

"Saya tidak mengira anda akan menggunakan energi kehidupan anda sendiri untuk menolong mereka."

"Aku sendiri juga tidak mengira kalau aku mau melakukannya. Aku hanya ingin punya keluarga."

Ares sempat berhenti sejenak, dia memakai dalam hati. "Hanya untuk memiliki keluarga? Apakah nyawa anda sendiri tidak lebih berharga dari harapan kosong itu."

"Ares," panggil Fareza yang mulai mengantuk, "aku tahu kalau kita menikah atas nama kuil dan kuil tidak mengizinkan mu berhubungan normal dengan ku tapi aku mengizinkan mu. Hanya kamu."

Membaringkan kembali Fareza dan dengan tegas menjawab. "Sebaiknya anda berhati-hati bila bicara. Saya hanya pengawal gadis suci tidak lebih."

Ares melangkah keluar tapi saat diambang pintu Fareza melempar gelas kayu yang ada pada meja disamping tempat tidurnya, tepat mengenai kepalanya.

"Aku bukan lagi gadis suci, semuanya telah aku gunakan untuk penyembuhan itu!!! Semuanya!! Bahkan jika kamu menunggu hingga aku matipun tidak akan kembali!

Aku bahkan tidak bisa menggunakan sihar atau aura lagi!!" teriak Fareza dengan putus asa.

Ares benar-benar terkejut dan memandang Fareza dengan tidak percaya, wanita itu bahkan telah kesulitan bernafas sekarang tapi ada efek samping yang jauh lebih mengerikan.

Ares menghampirinya dengan segera dan menggenggam kedua bahu Fareza, memaksanya untuk saling memandang.

"Apakah kamu sadar apa yang kamu lakukan?! kamu tidak akan bisa berjalan seumur hidup mu." tanya Ares panik.

tapi segera sadar dan melepaskan perlahan Fareza yang mengerutkan kening karena kesakitan.

Mata Fareza berkaca-kaca. memohon perhatian lebih Ares melalui mata ungu yang bersinar meski wajahnya pucat memberikan sedikit getaran pada hati Ares, hingga membuat wajah yang selalu datar menunjukkan sedikit kehidupan.

"Kita bicarakan nanti setelah kamu sehat." ucap Ares sebelum meninggalkannya sendirian dalam kamar. Fareza menangis dalam diam sambil mengalihkan pandanganya pada arah lain.

1
Mengare
kadang aku lupa ngasih kata tidak pada tulisan ku😅
Mengare
terima kasih, maaf kemarin aku ada urusan di real life jadi gak sempat nulis
Cleopatra
Saya suka banget ceritanya, terus semangat menulis ya thor!
Tsubasa Oozora
Aduh, kelar baca cerita ini berasa kaya kelar perang. Keren banget! 👏🏼
Mengare: makasih dah komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!