Yuna adalah seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu universitas terkenal di kota Ming. Karena beberapa alasan dia dan kaka nya shiriu harus pindah dari rumahnya meski masih dalam kota yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Asaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampa
Mendengar apa yang dikatakan Yuuta tentang dirinya membuat Yuna tambah terkejut, ternyata selama ini orang yang memperhatikannya benar-benar Yuuta. Perasaan Yuna semakin kacau antara senang dan bingung.
" Maaf, karena situasiku sekarang aku hanya bisa diam, aku tak selancang Jiro yang menyatakan perasaannya di depan umum" ucap Yuuta
" Jaket itu,, jadi jaket itu juga bukan kebetulan kan? " tanya Yuna meyakinkan
" Saat aku sedang mencari buku tanpa sengaja aku melihat kamu tertidur, jendela di samping mu terbuka, aku tidak bisa menutupnya karena takut menimbulkan suara. Jadi aku putuskan untuk menutupi tubuhmu dengan jaket yang aku pakai" Yuuta menjelaskan
" Terimakasih untuk perhatiannya" ucap Yuna
Tanpa Yuna dan Yuuta sadari ternyata ada yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Ya entah sejak kapan Gin berada di belakang lemari di dekat Yuna berada, dia melihat dan mendengar semua yang di katakan oleh Yuuta.
1 bulan sejak kejadian Jiro menyatakan perasaan nya pada Yuna, hampir setiap hari jika ada kesempatan Jiro mendekati Yuna begitu juga Kai, sehingga bukan rahasia lagi kalau kedua saudara itu sedang bersaing untuk mendapatkan Yuna. Meski kabar itu sudah jadi konsumsi mahasiswa di sana tapi Yuna tidak pernah menganggapnya, dia selalu bersikap dingin baik pada Jiro maupun pada Kai. Sementara Yuuta di hadapan semua orang hanya bisa diam tak berani berbuat apapun hanya bisa mengepalkan tangannya saja ketika Jiro sudah membuat Yuna kewalahan karena sikap usilnya. Hubungan Yuna dengan Yuuta pun dianggap hanya diam di tempat.
Di ruang BEM semua anggota berkumpul untuk mengadakan rapat tak terkecuali Yuna. Setelah rapat selesai semua anggota pergi keluar tinggal pengurus nya saja yang masih ada di ruangan.
" Na, apa kamu nggak jengkel dengan tingkah Kai dan Jiro itu? " ucap Irie merasa risih
" Iya Na, ini sudah mau 2 bulan lho mereka beredar di sekitar kamu, aku yang melihatnya saja merasa gerah dan risih lah kamu malah cuek begitu" Emi menimpali
" Apa jangan-jangan kamu suka salah satu di antara mereka? " ucap Sano
" Gila kamu San, mana mungkin seorang Yuna menyukai pria seperti mereka, meski aku akui Kai dan Jiro itu tampan tapi sikapnya jauh dari kata baik iya kan Na? " Ako sedikit marah mendengar apa yang di katakan Sano
Melihat sahabat-sahabatnya berargumen tentang apa yang sedang terjadi Yuna hanya tersenyum membuat semua sahabatnya itu penuh tanda tanya.
" Na,, katakan sesuatu... " ucap Emi
" Kalian tenang saja, aku tidak menyukai siapa pun diantara mereka, mengenai sikapku yang diam saja melihat tingkah mereka ya aku mau bagaimana lagi, meski aku sudah bicara kalau aku tidak suka tapi aku juga tidak bisa mengendalikan apa yang akan mereka lakukan bukan? sekarang aku hanya bisa cuek saja " terang Yuna
Tiba-tiba terdengar suar ketukan di pintu. Gio yang berada tak jauh dari pintu membukakan pintunya terlihat mahasiswa asing yang bukan anggota BEM.
" Siapa kamu? ada perlu apa?" tanya Gio
" Aku Akira, aku kesini untuk memberikan ini pada Kak Yuna" Akira menyerahkan bawaannya pada Gio.
Semua yang ada di ruangan itu melihat ke arah Akira yang semakin ketakutan.
" Dari siapa barang ini? " tanya Gio sambil membawanya dari tangan Akira.
" Dari Jiro, Kak" ucap Akira
" Terimakasih Akira, kamu bisa kembali" ucap Yuna lembut dari dalam ruangan.
" Iya kak, aku permisi " ucap Akira berlari menjauh dari ruangan itu.
Gio menyerahkan barang dari tangannya pada Yuna. Tapi Yuna acuh saja jangankan membukanya melihatnya saja dia tidak.
" Apa isinya Gio?" tanya Ako
" Entahlah tanya saja pada yang punya " ucap Gio
" Kalian buka saja aku tidak mau melihatnya " ucap Yuna sambil beranjak dari duduknya.
" Na, bisa kita bicara sebentar " ucap Gin menghampiri
Mendengar Gin berkata seperti itu, itu tandanya mereka semua yang ada di ruangan itu tidak boleh mendengarnya. Setelah Gio memberi isyarat pada yang lain, mereka pun keluar ruangan dan tinggallah Gin dan Yuna. Gin menyuruh Yuna duduk, Yuna bingung atas apa yang Gin lakukan padanya tidak biasanya dia bersikap seperti itu.
" Gin ada apa? jangan membuat aku takut? " tanya Yuna yang melihat raut wajah Gin yang serius.
" Apa benar kau baik-baik saja? " tanya Gin
" Kau lihat sendiri meski mereka berdua membuat aku pusing, tapi sikap mereka masih dalam batas wajar kok, kamu tidak perlu khawatir" Ucap Yuna meyakinkan
" Tapi kau tahu sendiri sikap Kai seperti apa, sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan dia tidak akan pernah berhenti, kecuali.. (terdiam) " Gin tidak melanjutkan kalimatnya
" Kecuali apa Gin? " Yuna sedikit bingung
" Kalau kau mengijinkan aku bisa berpura-pura menjadi pacarmu" Ucap Gin
Mendengar kata-kata yang terucap membuat Yuna tahu perasaan Gin yang sebenarnya terhadap dia.
" Terimakasih Gin, tapi untuk saat ini biarkan saja seperti ini, seiring nya waktu mereka pun akan lelah mengejarku" ucap Yuna
" Apa kau masih teringat pada Ken? " tanya Gin
" Ken sudah tenang di alam sana, aku tidak bisa selalu menyangkut pautkan dia di setiap aku sedang menghadapi masalah seperti ini" terang Yuna
" Kau sudah menyukai pria lain? " tanya Gin kembali
" Aku.... (terdiam tidak melanjutkan kata-katanya), Gin kita sudah mengenal lama, aku menganggap kamu sebagai kakakku sendiri, kau selalu ada di saat aku susah dan menghibur ku disaat aku sedih, aku sudah nyaman dengan status ini" terang Yuna mengalihkan pertanyaan Gi yang tidak bisa dia jawab jujur.
" Aku tahu, aku tidak bisa memaksakan perasaanku" Ucap Gin Lirih
" Apa maksudmu Gin? " Yuna bertanya bingung
" Ah, tidak lupakan saja. Baiklah kalau begitu, jika kau membutuhkan bantuanku, aku akan selalu siap membantumu" ucap Gin
Saat di kelas Seni
Gio, Ako dan Emi berbisik ketika Yuna datang.
" Kau saja yang tanyakan" ucap Emi menunjuk pada Gio
" Aku ngk berani, kau saja" tunjuk Gio pada Ako
" Andai saja ada si Irie, pasti dia berani bertanya" ucap Emi
" Kenapa kalian berbisik? " tanya Yuna pada teman-temannya
" nggak kok Na, kau duduklah" ucap Gio
" Hari ini aku merasa lelah, apa aku bolos saja ya? " ucap Yuna
" Bolos? baru kali ini aku dengar kata bolos dari mulut kamu Na". ucap Gio
" Aku benar-benar tidak ada mood untuk menerima pelajaran kali ini, pikiran ku benar-benar sudah penuh" keluh Yuna
" Pergilah kalau kau mau, biar kami yang meminta izin pada Bu Aya" Ucap Emi
Tanpa banyak bicara Yuna pun langsung keluar kelas, otaknya di penuhi dengan hal-hal yang membuat dia bingung, dia sedikit berlari entah kemana tujuannya. Tapi langkahnya terhenti di perpus. Ya, karena selain tempat itu dia tidak punya tempat istimewa lainnya. Yuna pun masuk ke perpus dan menuju ketempat biasa dia duduk.
Yuna duduk dan menutup kepalanya dengan kedua tangannya. Dia ingin menangis tapi dia tidak tahu alasan kenapa dia harus menangis. Akhirnya dia memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu slow yang ada di HP nya, kali ini dia memutar ost. at the dolphin bay yang berjudul The reason why i left you( WAX) dan di lanjutkan dengan want to love (WAX).