Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.
Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.
Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.
Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.
Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka yang Tidak Terlihat
Raju Kim terbangun dengan rasa berat di seluruh tubuhnya. Langit-langit kamar yang tinggi, berwarna putih gading, memantulkan cahaya lampu kuning hangat. Bahkan cahaya itu terasa terlalu lembut untuk tempat sekeras Mansion Jang.
Sejenak ia lupa apa yang terjadi. Tubuhnya seperti tenggelam dalam kasur empuk yang tidak pernah ia temui sepanjang hidupnya.
Hawa ruangan tenang, hampir terlalu tenang, sampai ia menyadari sesuatu.
Ada seseorang duduk di sofa dekat jendela.
Raju spontan bangkit, tetapi tubuhnya langsung kehilangan tenaga. Namun sebelum ia terjatuh, suara bariton dingin memotong keheningan.
“Jangan bangun dulu.”
Itu suara Jang Ki Young. Bukan suara marah, bukan pula suara mengancam seperti biasanya, tapi…datarnya berbeda. Terlalu sunyi. Terlalu tenang, seperti air sebelum badai.
Raju menelan ludah. “Saya… masih hidup?”
Ki Young menutup berkas di tangannya, menaruhnya di meja. “Kau hampir tidak hidup.”
Dia bangkit dari sofa dan berjalan mendekat. Langkahnya pelan, tapi tidak ada kelembutan dalam gerakannya. Ia hanya… mengamati. Seperti mengawasi sesuatu yang berharga namun berbahaya.
“Kau pingsan sepuluh menit sebelum aku menemukanmu.” Ki Young berhenti di sisi tempat tidur. “Kalau aku terlambat beberapa menit saja, kau mungkin tidak ada di sini.”
"Aku tadi mau makan, tapi" Raju tiba-tiba merasakan beberapa kesakitan di tubuhnya,
Raju memalingkan wajah. Ada rasa panas di matanya. Tidak karena rasa takut, tapi karena sesuatu yang lebih menyakitkan, ternyata memang situasinya berbahaya.
“Aku… cuma ingin udara segar. siapa sangka akan mendapatkan serangan aneh”
“Di dunia seperti ini, udara segar bisa membunuhmu.” Ki Young membalas cepat.
Jang Ki Young melirik seorang Pria dengan peralatan kesehatan di bagian ujung. Dia langsung maju, dan menjelaskan.
Raju Kim terdiam, sebelumnya dia tidak begitu peduli kejadian di dekat pagar, ternyata dia menghirup gas berbahaya yang efeknya melemahkan dan ada yang sampai pingsan seperti Raju. Itu penjelasan berdasarkan ucapan Dokter, namun biasanya efek tersebut akan sangat cepat bereaksi, Dokter juga sedikit heran karena tubuh Raju seolah bertahan lebih lama.
Ada jeda panjang sebelum Ki Young bicara lagi setelah Raju terdiam mendengar penjelasan itu. Sang Dokter segera keluar setelah sat kedipan mata Jang Ki Young.
“Woo Jin Hyung membuka gerbang,” katanya, nada suaranya turun satu oktaf. “Dia… meminta maaf padaku. Itu sangat jarang.”
Raju menahan napas. “Dia hanya menawarkan untuk… Ternyata dia sengaja membuka gerbang karenaku?”
“Ya. Katanya dia ingin menguji niatmu. Tapi waktu yang ia pilih sangat buruk. Dan itu membuatmu hampir mati.”
Ki Young menatapnya, tatapannya gelap dan tajam. “Kau tahu apa yang paling menyebalkan dari semua ini?”
Raju menggeleng pelan.
“Aku benar-benar tidak tahu apa yang kau pikirkan.” Ia bersandar sedikit, kedua tangannya menyilang di dada. “Wanita lain… mereka bicara terlalu banyak, atau terlalu sedikit dengan maksud tertentu. Kau berbeda. Kau seperti kertas kosong, tapi entah kenapa… rasanya mustahil mempercayai kertas kosong.”
Raju tidak membalas. Ia menatap selimut.
“Apa kau tahu berapa banyak musuh yang mengincar keluarga kami?” tanya Ki Young pelan namun tajam. “Musuh yang lebih suka memotong akar daripada memetik daun?”
Raju menggigit bibir. “Tapi saya tidak mengerti apa hubungannya dengan saya.”
“Karena sekarang kau adalah Mrs. Jang.” Ki Young menunduk sedikit, menatap wajahnya dari jarak yang hampir membuat napas Raju tercekat. “Dan musuh selalu mengincar yang terlemah atau mungkin titik kelemahan orang yang tidak akan pernah mereka kalahkan.”
Raju membuang pandangan. “Selama dua tahun saja,” gumamnya. “Itu janji Ayah.”
Ki Young menegang sejenak.
“Ayahmu…” Ki Young menarik napas pendek, “…menjualmu sebagai jaminan.”
Ia tahu. Hatinya sakit. Tapi mendengar orang lain mengatakannya membuat rasa itu seperti ditikam ulang.
“Dia bilang kau harus aman dua tahun,” lanjut Ki Young. “Dan itu berarti aku harus memastikan kau… tidak mati.”
Ucapan itu sederhana, tapi cara Ki Young mengatakannya membuatnya seperti sebuah beban.
“Kau cuma menjaga janji untuk dia,” Raju berkata pelan.
Ki Young tidak membantah. Tapi juga tidak mengiyakan.
---
Sekitar 30 menit berlalu, hanya hening di dalam ruangan. Suara ketukan pintu memecah keheningan yang sudah cukup lama.
“Masuk,” kata Ki Young.
Sekretaris Oh Seung Min masuk sambil membawa beberapa berkas dan menunduk hormat. “Tuan Jang, laporan tambahan mengenai penyerang telah dikirimkan.”
Ki Young mengambil berkas itu. Oh Seung Min melirik Raju sekilas, tatapan sopan yang mengandung kekhawatiran tipis, lalu berdiri tegap kembali.
“Lukanya bagaimana?” Ki Young bertanya tanpa membuka berkas dulu
“Tidak ada luka dalam, hanya trauma fisik akibat benturan. Keadaan mental…” Sekretaris Oh berhenti sejenak. “Cukup stabil, mengingat apa yang terjadi.”
Ki Young mendengus. “Dia memang stabil… sampai terlalu stabil.”
Raju memelototkan matanya sedikit. Apa mereka baru saja membicarakan tentang nya. Mengapa mereka seolah membicarakan orang lain, dia ada disana, kenapa tidak langsung bilang namanya saja.
“Apa kalian membicarakan ku?"
"Siapa lagi?"
"Ini laporan lengkap dari Dokter yang memeriksa anda, Nyonya" jawab Sekretaris Oh
"Apa ada yang salah?”
“Dalam dunia ini? Ya,” Ki Young menjawab tanpa ragu.
Sekretaris Oh menahan senyum kecil, tapi segera kembali serius. “Tuan Jang, mengenai hal lain… Para pendamping, tiga Nyonya lain sedang menunggu jadwal bertemu Nyonya Jang. Mereka ingin berkunjung.”
Ki Young menghela napas panjang. “Tentu. Mereka tidak punya pekerjaan lain selain foya-foya dan melakukan aturan, tapi setelah kejadian ini mereka mungkin ada yang merasa terancam, Apa ada gerakan?”
Seung Min menambahkan, “Dua istri yang dulu dikirim oleh kelompok Rival masih menetap di sayap timur Mansion. Mereka tidak menunjukkan gerakan mencurigakan sejak… kejadian lima bulan lalu.”
"Mereka juga tidak akan kembali tanpa informasi, mereka akan dibunuh, maka biarkan saja, siapa tahu mereka tidak sama dengan wanita itu" Ki Young menegaskan.
Raju menunduk. Dunia seperti ini terasa begitu asing bagi seseorang yang hanya ingin hidup normal. Nafasnya terasa sesak.
Setelah beberapa laporan lain, Sekretaris Oh mundur dan keluar ruangan.
Tinggal mereka berdua lagi.
---
Ki Young berdiri, menutup berkas, lalu menatap langsung ke Raju. Tatapannya tajam, tapi tidak lagi menusuk. Lebih seperti menuntut kejujuran.
“Apa kau punya niat lain?” Ki Young bertanya pelan.
Raju terdiam cukup lama sehingga Ki Young harus menahan diri untuk tidak menekan.
“Tidak,” jawabnya akhirnya. “Saya hanya ingin tahu… kenapa Ibu menyayangi Ayah saya. Dan kenapa Ayah saya… menelantarkan saya.”
Ki Young memperhatikan wajahnya, seolah mencari celah kebohongan.
“Kalau itu tujuanmu,” katanya perlahan, “kau harus tetap hidup dua tahun. Dan bagaimanapun caramu menjalani waktu itu… aku memastikan kau tidak mati.”
Nada itu membuat jantung Raju berdegup tidak nyaman. Apa dia benar-benar mempercayai nya atau berpura-pura percaya.
“Bukan karena kau berharga,” Ki Young menambahkan cepat.
Raju tertegun. Sudah diduga
“Tapi karena aku punya janji yang harus ditepati. Janji yang berkaitan dengan keluargamu… dan keluargaku sendiri.”
Raju ingin bertanya lebih jauh, tapi Ki Young memotong “Dan jangan salah paham. Aku tetap mencurigai mu. Kau terlalu… biasa.”
“Maaf kalau saya cukup menarik untuk dicurigai,” jawab Raju lirih tapi sarkastis.
Ki Young justru tersenyum sekilas, senyum yang lebih mirip keheranan daripada kelembutan. “Kau benar-benar tidak tahu bagaimana dunia ini bekerja.”
Ia berjalan ke arah pintu.
“Mulai hari ini, jangan keluar dari ruangan tanpa izin. Dan jangan terlalu percaya Woo Jin Hyung, dia menyesal, tapi bukan berarti dia tidak akan mengetesmu lagi.”
Raju mengangguk pelan.
Ki Young memegang gagang pintu, namun sebelum keluar, ia berkata lagi tanpa menoleh
“Raju Kim, aku tidak suka kehilangan apa pun yang berada di bawah tanggung jawabku.”
Pintu menutup.
Dan untuk pertama kalinya sejak ia tiba di Mansion Jang…
Raju gemetar bukan karena takut pada maut, tapi karena kedekatan dengan seseorang yang lebih berbahaya darinya.
Bersambung..