Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin Pernikahan
Di perjalanan lampu jalanan yang ikut menerangi jalanan kota dan juga lampu dari gedung dan para pedagang kaki lima menjadi teman perjalanan Bening dan saat sedang menyetir mobilnya, Bening mengingat bagaimana Awan di masa lalu.
"Dia selalu peduli dan ada untuk ku di saat aku di anggap tidak ada oleh Bintang" gumam Bening.
"Tapi kenapa aku tidak bisa jatuh cinta padanya saat itu? mungkin karena.... hihihi karena dia itu konyol dan tak pernah serius dalam segala hal"
"Aku ingat benar waktu itu ada adik kelas yang menyatakan cinta pada nya, cara menolak nya buat orang ilfeel hihi"
"Waktu itu dia punya alasan untuk menolak dengan cara yang berbeda waktu itu"
'maaf jangan pacaran sama gue deh.... entar elu yang ada nyesel gue itu tukang kentut dan kentut gue itu bau sampah busuk, soalnya gue suka banget makan pete sama jengkol emak gue ajah suka pingsan kalo menghirup bau kentut gue'
Dan alasan dia itu sukses membuat adik kelas yang menyatakan cinta padanya ilfeel hingga tak mau jadi pacarnya.
"Hahaha gila benar-benar orang itu gila banget" Bening tertawa terbahak saat mengingat bagaimana kelakuan Awan di masa SMA dulu.
Sementara itu di tempat lain.
Tuan Rama gelisah karena memikirkan telponnya yang tak kunjung di jawab oleh Tuan Fabian, dia merasa khawatir kalau Fabian nanti malah mengakhiri hubungan bisnis nya karena putus nya hubungan antara Bintang dan Bening.
"Dasar anak bodoh, kenapa sih anak itu tak bisa mencintai Bening padahal Bening itu sempurna sebagai seorang wanita" gumam Tuan Rama kesal.
Pria paruh baya itu pun menatap kearah langit malam dari jendela ruang kerjanya, beliau menatap bintang-bintang yang ikut menghiasi langit malam ini bersama rembulan.
"Aku tahu Bening itu bukanlah rembulan yang selalu berdampingan dengan bintang yang menghiasi langit malam, tapi Bening itu bagaikan air sungai yang mengalir dan banyak di cari dan di butuhkan oleh banyak orang, kenapa anak itu tak sadar juga dengan hal sekecil ini" gumam Tuan Rama.
Dan malam itu pun berlalu dengan perasaan bahagia untuk Tuan Fabian tapi rasa gelisah masih menghantui perasaan Tuan Rama.
Sementara itu Bening dan Awan keduanya tak beruforia dengan perasaan masing-masing karena memang keduanya berencana menikah tapi tanpa cinta, keduanya belum bisa membuka hati untuk orang lain, tapi keduanya tetap menyetujui pernikahan ini dengan tujuan masing-masing pihak.
Keesokan harinya.
Pagi menjelang siang.
Di sebuah gedung bertingkat tinggi tepatnya di sebuah ruang kantor pemimpin perusahaan tersebut, terlihat seorang pria paruh baya terlihat sangat geram saat mendapatkan laporan dari orang kepercayaan nya.wajahnya tegang dan tangannya mengepal kencang menahan emosi nya.
"Fabian benar-benar sampai sejauh ini? Tak akan ku biarkan ini semua terjadi apa lagi sampai laki-laki itu menjabat di perusahaan Fabian tak akan ku biarkan itu terjadi" ucap Tuan Rama geram.
"Rivaldo antar aku ke kantor Fabian sebelum semuanya terlambat aku akan bujuk dia untuk membatalkan semuanya" ucap Tuan Rama yang langsung beranjak dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangannya.
Tuan Rama dan Rivaldo mata-matanya yang bekerja di perusahaan Tuan Fabian pun berangkat dari sana menuju ke kantor perusahaan milik Tuan Fabian.
Di sisi lain.
Tring.
Bunyi suara ponsel Bening pertanda pesan masuk, dilihat lah oleh Bening pesan masuk tersebut yang ternyata dari Awan, dia mengirimkan sebuah foto beberapa buah cincin.
kamu suka yang mana calon istri?.
Bening tersenyum saat membaca pesan dari Awan entah ke kenapa dia sendiri heran kenapa dirinya bisa tersenyum hanya karena pesan dari Awan.
Tring.
Suara pesan kembali masuk di ponsel Bening.
Emak nyuruh gue beli cincin kawin, elu suka yang mana ini gue udah di desek ajah nih sama emak gue.
Pesan yang kedua
Bening cepet pilih emak gue udah rusuh ini habis dah kepala gue di kemplangin sama dia
Awan mengirimkan pesan kembali.
Bening tersenyum kembali namun kali ini senyum nya lebih lebar dari yang tadi
Tring Bening akhirnya mengirimkan jawabannya kepada Awan.
Aku pilih yang ini
Begitulah isi pesan Bening.
Di toko emas.
Terlihat ibu dan putranya tengah sibuk memilih cincin pernikahan.
"Mak Bening mau yang ini mak" Awan menunjukkan gambar yang di kirimkan Bening kepada Awan.
"Aih... calon mantu gue pinter banget sih milih nya, mbak bungkus yang ini ya" ucap Emak pada batang penjaga toko.
"Baik bu di tunggu sebentar ya" ucap penjaga toko tersebut ramah dan sopan.
Awan mengeluarkan sebuah kartu yang berwarna hitam dan memberikannya kepada pelayanan toko tersebut untuk melakukan pembayaran.setelah selesai membayar dan membeli cincin Emak mengajak Awan ketempat lain untuk mencari barang yang lain untuk di jadikan seserahan kepada pihak wanita, dan rencananya nanti malam Awan dan keluarga akan datang ke rumah Bening untuk membicarakan hari dan tanggal pernikahan. hingga Emak sangat sibuk hari ini untuk mempersiapkan semuanya karena dia ingin memberikan yang terbaik untuk calon menantunya.
"Gimana sama baju pengantin nya Wan? " tanya Emak.
"Untuk itu nanti malam ajah mak kita bicarain sama Bening dia pengen nya gimana, berhubung Tuan Fabian mintanya kita buru-buru nikah kayanya nggak ada pesta besar-besaran juga mak, jadi Awan mau tanya dulu sama Bening maunya gimana kalo mau bikin baju pengantin ngedadak begini kan nggak mungkin mak, jadi kemungkinan kita sewa ajah kali ya mak" ucap Awan.
"Ya nanti malem elu omongin lagi dah sama calon istri lu dia maunya gimana" ucap Emak yang menyerahkan semua keputusan kepada anaknya.
"Bu dokter kenapa sejak tadi senyum-senyum? " tanya perawat yang menjadi asisten Bening.
"Eh... kamu merhatiin ajah" Bening salah tingkah saat di tegur seperti itu oleh asisten nya.
"Dapat pesan dari pacar ibu ya? " goda Sa g asisten.
"Eh... nggak kok ah udah ah kamu ini ngegodain saya ajah kerja lagi gih sana" ucap Bening menutupi rasa malunya.
Di tempat lain di sebuah gedung tinggi.
Seorang pria paruh baya sedang berjalan ke sebuah ruangan presedir perusahaan tersebut. saat dirinya sampai di depan ruangan tersebut sang sekertaris memberitahukan kepada bosnya bahwa ada yang ingin bertemu dengannya dan sang presedir pun mempersilahkan orang tersebut masuk ke ruang nya.
"Fabian" sapa Tuan Rama.
"Ada apa Rama duduklah" ucap Tuan Fabian sopan.
"Kenapa kau tak pernah mengangkat telpon dari ku? " tanya Rama.
"Kemarin itu aku sedang kurang sehat dan Bening menjauhkan semua yang berhubungan dengan pekerjaan dari ku termasuk ponsel ku" jelas Tuan Fabian.
"Ooo begitu bagaimana keadaan Bening saat ini? " tanya Tuan Rama dia mulai gelisah.
"Dia baik bahkan akan segera menikah" ucap Tuan Fabian tajam.
"Menikah? dengan siapa? bukankah dia baru saja patah hati? " tanya Rama.
"Dengan seseorang yang mampu membuat putri ku bahagia" ucap Tuan Fabian tegas.
"Ya tapi siapa Fabian? " Rama penasaran.
"Yang jelas bukan putra mu" ucap Tuan Fabian tegas.
Tuan Rama langsung terdiam dan menatap terkejut kepada sahabatnya.
