Pernikahan jarak jauh yang semula harmonis berubah seketika saat Alena membaca pesan yang tak sengaja dibaca saat suaminya sedang mandi.
Bunyi pesan penuh kerinduan dari wanita bernama Clara ,membuat pernikahan mereka retak seketika saat Bagaskara mengakui bahwa Ia telah menikah dan punya anak laki-laki diluar kota.
Dan yang lebih menyakitkan lagi untuk Alena adalah pengakuan suaminya yang tidak bisa hidup seorang diri diluar kota sana,padahal Alena bukan tidak mau mengikuti suaminya,tapi ada Ibu mertua yang Alena harus rawat karena sakit.
Sejak saat itu,Alena mati rasa dengan suaminya.Bagaimana akhirnya Alena menjalani pernikahannya?Apakah Ia akan memutuskan untuk bercerai?
Ikutin kisahnya disini ya
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesombongan Bagas
Selama makan malam berlangsung,Alena hanya fokus dengan Bara dan pembicaraan tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan besok.
Tapi berbeda dengan Bagas,Ia terus menatap Alena serta Bara dan terbesit rasa marah saat tau bahwa Alena dekat dengan Bos nya sendiri yang selain suskes tapi juga tampan.
"Sial,Alena kalau begini terus dia bisa jadi Nyonya kaya raya nih,aku harus memisahkan mereka suatu hari nanti",ucap Bagas didalam hatinya.
Sedangkan Laura sibuk dengan ponselnya membalas pesan dari Ibunya yang terus menyuruhnya pulang karena kondisi Ayahnya semakin memburuk,tapi Laura seakan tak peduli dengan keadaan Ayahnya saat ini,Ia mengajak Bagas untuk lebih lama tinggal disini.
"Mas Bagas.....,kita 1 hari lagi ya disini,Laura masih ingin jalan-jalan menyusuri kota dan berbelanja,Mas mau kan?",ucapnya dengan nada manja.
Bagas mengusap lembut tangan Laura "Iya sayang,kita 1 hari lagi disini".
Setelah makan malam selesai,Bagas yang hendak membayar makanan melihat Bara yang juga sedang berada dalam antrian untuk membayar makanan,Bagas dapat melihat Bara yang memegang kartu yang identik dengan orang kaya,yaitu black card.
"Jadi dia beneran orang kaya?wah nggak bisa nggak bisa,Alena harus hidup miskin setelah pisah dari aku,Alena nggak boleh bahagia,Alena harus lebih menderita saat tak bersamaku",gumam Bagas marah.
Saat tiba giliran Bagas yang membayarnya,Ia tidak bisa menggunakan ATM nya,Ia lupa bahwa uang yang ada diATM nya telah habis buat membayar biaya pesawat dan hotel.
Bagas yang terus berdiri kebingungan,membuat orang-orang dibelakangnya marah karena antrian yang semakin banyak,salah satu dari mereka mengejek Bagas yang tak bisa membayar makanan.
"Mas....,buruan dong,makanya jangan belagu,nggak punya uang tapi sok-sok an mau makan direstoran mahal seperti ini,cepat bayar Mas,atau minggir dulu sana,kita mau bayar".
Bagas yang tidak terima,mencengkram kerah baju orang yang mengejeknya.
"Jangan sembarang bicara ya!Saya bisa bayar restoran ini saat ini juga",ucap Bagas dengan angkuhnya,namun justru mengundang lebih banyak kekacauan dengan tingkah Bagas yang sombong itu.
Laura yang malu memilih untuk keluar dan bertemu Alena yang sedang menunggu Bara.
Saat kekacauan semakin membuat restoran riuh ramai,Bara yang melihatnya memilih membantu Bagas untuk membayar makanan yang Bagas dan Laura pesan.
"Sudah mba,pakai kartu saya aja,dia baru kehilangan Ibunya,jadi mungkin lupa kalau ATM nya telah kosong",ucap Bara yang mendapat tatapan sinis dari Bagas,setelah itu mereka keluar untuk menuju mobil masing-masing.
Saat mereka akan menuju mobilnya,Bagas dan Bara dapat melihat Alena yang sedang adu mulut dengan Laura.
"Jadi kamu adiknya Clara?dan kamu berselingkuh dengan suami Kakakmu sendiri?keterlaluan kalian berdua!Clara juga nggak tau kalau kalian sudah sejauh ini?kebangetan kalian",ucap Alena saat tau Laura adalah adik dari Clara.
Laura hanya diam sambil bermain ponsel atas reaksi yang Alena tanyakan.
Namun mengingat Clara juga berselingkuh dibelakang Bagas,Alena mengacuhkan mereka berdua yang pamer kemesraan didepan matanya.
"Lihat sendiri kan kamu Alena,aku tuh dikelilingi wanita cantik,jadi aku tuh bahagia kita bercerai",ucap Bagas dengan bangganya.
Alena yang muak mengajak Bara untuk pergi dari restoran itu,Ia benar-benar tak habis pikir pernah mencintai seorang Bagas yang sifatnya sangat buruk sebagai lelaki.
Namun Bara yang masih menyimpan surat wasiat yang Ia temukan dirumah Almarhum Ibunya Bagas,mengeluarkannya dari dalam saku celananya.
"Bagas!kamu tau ini apa?mengapa warisan yang tertera disurat itu tak kamu berikan pada Alena?bahkan Alena sebelumnya juga tidak tau jika bukan karena Alena kerumahmu untuk mengambil pakaian,Wasiat itu harus dijalankan Bagas....,jangan kamu ambil yang bukan hak kamu",ucap Bagas dengan suara tegasnya.
"Jangan ikut campur kau Bara,kamu bukan keluarga Alena,lagian itu milik Ibu kandungku sendiri jadi Alena tidak ada hak menerima harta warisan itu,bukankah harusnya Alena sadar diri,dia kan menumpang hidup dirumahku,jadi sudah seharusnya dia nggak dapet apa-apa saat ini".jawab Bagas Angkuh.
Bara yang mendengar jawaban Bara yang keterlaluan ingin melayangkan tamparan untuk Bagas,namun Alena segera mencegahnya karena mereka telah menjadi perhatian orang-orang yang akan keluar dari parkiran.
"Sudahlah Bagas,kamu tak harus bicara bahwa aku menumpang dirumahmu,karena statusnya aku istrimu dan aku bekerja,aku juga nggak butuh harta warisan itu,karena setelah keluar dari lingkaran setan kehidupanmu ini,hidupku akan lebih baik karena tidak ada lagi yang harus aku pikirkan selain kebahagiaan aku sendiri,tapi satu hal yang harus aku peringatkan sama kamu,jangan bermain api,nanti kamu akan terbakar dengan sendirinya dan tidak ada satupun yang akan membantumu,terlebih sekarang kamu hidup seorang diri".
Bagas pergi begitu saja saat Alena berhenti bicara,Ia mengajak Laura yang sudah muak dengan drama Suami Kakaknya dan mantan istrinya.
Didalam mobil Laura menanyakan tentang harta warisan yang Ibunya Bagas tinggalkan,namun Bagas malas membahasnya karena mendadak amarahnya berkobar saat tau Alena akan hidup dengan nyaman setelah ini.
Ponsel yang terus berdering milik Bagas maupun Laura,membuat mereka melihat siapa yang menelponnya malam.
Bagas memilih mengangkat telpon dari Clara karena terus berdering yang membuat kepalanya semakin sakit.
"Apa sih Clara!!kamu berisik banget,aku masih dirumah Ibu dan sibuk untuk pengajian,kamu kenapa telpon mulu",ucap Bagas dengan kebohongan yang dibuatnya.
"Mas Bagas...,Mas Bagas...,Clara mau minjem uang Mas,Ayah butuh biaya untuk operasi,Apa Mas ada uang saat ini?Clara butuh banget uang itu Mas....",ucap Clara dengan panik,karena orang yang Ia panggil Ibu sudah marah-marah untuk Clara segera mengusahakan untuk mencari uang agar operasi segera bisa dilakukan.
"Aku nggak ada uang,kamu jual diri aja sana,pasti laku kan",ucap Bagas dengan entengnya,Clara yang mendengarnya saja langsung diam sejenak,Ia tak menyangka bahwa suaminya akan berbicara seperti itu.
Namun karena Orang yang Ia panggil Ibu terus marah-marah,Clara tidak punya pilihan lain selain pergi kesebuah club untuk menjajakan dirinya,mungkin jika Alvin bisa dihubungi,Clara akan pergi ketempat Alvin saat itu juga.
Laura tersenyum senang saat Bagas sudah semakin membenci Clara,karena Laura berniat untuk merebut suami Kakaknya itu,Laura tak peduli jika nantinya Ibunya akan marah,karena yang terpenting bagi Laura,hasratnya terpenuhi dan Ia baru bisa mendapatkan kepuasan dari Bagas.