Perjodohan

Malam ini akan ada pesta yang di gelar oleh perusahaan kolega Frans. Ibas menyerahkan kotak berhias pita pada Violet.

"Apa ini?"

"Gaun nona, nanti malam jangan terlambat tuan akan menjemput pukul delapan tepat" kata Ibas lalu berjalan pergi.

"Pesta...pesta terus..." gumam Violet. ia merasa kehidupan Frans sebagai pengusaha terlalu di dominasi oleh pesta dan jamuan makan malam.

Violet membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah gaun indah berwarna biru tua. matanya terpana menatap desain gaun modern, ia tahu pasti harga gaun itu sangat mahal.

"Pemborosan sekali" kata Violet .

***

Catherine terlihat kesal saat menonton tayangan gosip di televisi. momen Frans mencium Violet di restoran telah beredar di akun gosip dan juga berita gosip di tv.

"Dasar kampungan!" umpat Catherine.

Catherine merasa kepanasan, dari cara Frans tersenyum dan menatap Violet ia tahu jika mantan suaminya itu sungguhan telah jatuh hati pada gadis muda itu.

Apa dia sudah gila? dia sungguh-sungguh jatuh cinta pada gadis itu?!" omel Catherine.

"Ada apa sayang?" Damian muncul dari dalam kamar mandi. ia akan bersiap pergi ke kantor.

"Lihat itu tingkah Frans dan istri barunya sungguh kampungan!"

Damian menatap layar televisi, ia terdiam sejenak lalu beralih menatap Catherine.

"Kenapa kau marah? kau cemburu? masih ada rasa dengan mantan suamimu?!" Damian kesal melihat reaksi Catherine yang berlebihan.

"Cemburu? kau gila? mana mungkin aku cemburu aku hanya tidak senang jika Frans hidup bahagia. hanya kita yang boleh bahagia!" kata Catherine sembari memeluk Damian dengan manja.

Damian tersenyum, ia mengangkat tubuh Catherine dan menjatuhkannya perlahan ke atas ranjang.

"Sepertinya aku akan terlambat ke kantor" bisik Damian di telinga Catherine.

***

"Lama sekali? apa yang dia lakukan di dalam sana?" omel Frans yang menunggu Violet bersiap untuk ke pesta. sejak satu jam yang lalu Violet belum juga keluar dari kamar.

"Sabar tuan, mungkin nona sedang bersiap"

"Violet!" Frans tidak sabar ia mengetuk pintu kamar yang terkunci dari dalam.

"Iya mas.."

Tidak berapa lama pintu kamar terbuka, Violet berdiri dengan anggun mengenakan gaun panjang berwarna biru tua lengkap dengan aksesoris kalung berlian yang membuatnya begitu memukau.

Frans tertegun menatap penampilan istrinya, terlebih ia melihat kalung berlian itu. kalung itu milik keluarga Wijaya. rupanya mami telah memberikannya pada Violet.

"Tuan..Tuan Frans?" Ibas dengan jahil mengganggu Frans yang terdiam mematung karena tersihir oleh kecantikan Violet.

"Mobil sudah siap" kata Ibas sembari tersenyum membuat Frans kesal.

"Jangan macam-macam atau kau ku pecat!" bisik Frans.

Violet berjalan di belakang Frans menuju mobil yang terparkir di halaman rumah. tentu saja Frans menolak untuk bergandengan tangan layaknya pasangan romantis di drama-drama.

Setibanya di acara pesta Frans langsung sibuk di sambut oleh para koleganya. ia meninggalkan Violet seorang diri berada di tengah kerumunan pesta.

"Kita bertemu lagi" Catherine muncul di hadapan Violet dengan gaun seksi berwarna hitam terbuka menampakan bahunya yang indah. Violet kadang berpikir pantas jika dulu Frans jatuh cinta pada Catherine dan begitu terluka saat wanita itu pergi darinya. di lihat dari sisi manapun Catherine itu memang sangat cantik.

"Hai" sapa Violet singkat.

Catherine menatap Kalung berlian di leher Violet. ia tahu betul jika kalung itu adalah milik keluarga Wijaya. semasa menjadi istri Frans bahkan Catherine tidak berhasil mendapat Kalung berlian langka itu.

"Kalung itu?" Catherine menunjuk kalung yang di kenakan Violet.

"Mami yang memberikan padaku" kata Violet bangga, ia tahu Catherine pasti kesal dan sirik padanya.

Benar saja wajah Catherine terlihat memerah menahan amarah.

Tidak mungkin mami memberikan kalung berlian keluarga Wijaya pada gadis kampungan itu, pasti dia yang sudah mencurinya!

"Oh ya aku lihat kau belum juga hamil, apa kau menunda memiliki momongan?" tanya Catherine tiba-tiba mengalihkan pembicaraan soal kalung.

Violet nampak terkejut dengan pertanyaan itu. ia tidak menyangka jika Catherine akan bertanya soal Priadi padanya.

"Memangnya kenapa nona Catherine? kau sendiri juga tidak hamil apa kau menunda juga? untuk wanita seusia mu sebaiknya jangan menunda kehamilan" kata Violet menohok.

Catherine langsung naik pitam, rasanya ia ingin sekali menampar wajah Violet. tapi itu tidak mungkin ia lakukan di tengah pesta yang berisi orang terpandang semua. citranya bisa hancur.

"Permisi saya mau menemui mas Frans" kata Violet sembari tersenyum cerah menampakan lesung pipinya yang khas membuat Catherine semakin kepanasan.

Violet menghela napas setelah berhasil menyingkir dari hadapan Catherine. wanita itu membuatnya sesak napas. Violet mengedarkan pandangannya mencari minuman, ia merasa haus setelah berbicara dengan Catherine.

Violet mendekati meja minuman, ia meraih satu gelas minuman lalu meneguknya hingga tandas tanpa tahu minuman apa itu.