Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Bukan seperti itu, sudah aku bilang, kamu tanggung jawab ku. Tapi Aldo juga putra ku. Kesakitan nya juga milik ku. Dia sungguh menyesal. Tidak bisakah kamu memaafkan...."
"TIDAK!!!!"
Om Arif menatap ku dengan intens, terlihat jelas luka itu di matanya.
"Persetan dengan penyesalan!! Bagiku, bajingan seperti Aldo tidak akan pernah layak meskipun hanya sekedar maaf. Aku memang sudah selesai dengan nya. Tapi aku tidak akan pernah mau memaafkan nya."
Om Arif tercekat.
Aku melengos lagi.
Ku biarkan keheningan memeluk ku sepanjang sisa perjalanan kami.
"Setidaknya, biarkan aku bertanggung jawab atas mu. Ambillah." Ujar Om Arif.
Om Arif menarik tas selempang ku, lalu memasukan kartu kecil itu kedalam tas kecil ku.
"Ini milikmu Aurel. Jangan pernah ragu menggunakan nya.'" tegasnya.
Aku menarik nafas dalam. Ternyata kami sama sama keras kepala.
"Ingat untuk mengangkat telepon ku, Aurel, atau aku beneran akan mendatangi kamu." tandas Om Arif.
Aku melirik malas ke arah nya. Dia sungguh sangat cerewet.
Aku membaringkan tubuh ku di atas kasur kamar kos ku lelah menghadapi Om Arif ternyata lebih menguras tenaga dibanding menghadapi Aldo. Terlalu banyak aturan.
Katanya memberikan kebebasan tapi nyatanya aku tercekik dengan aturan nya. Melaporkan semua aktivitas ku padanya??? Dih!!!
Aku meraih ponsel ku mencari kontak Tina, sahabat aku.
"Na, Bantu aku cari tempat kos baru yang agak jauh dari kampus. Sekarang, Na. Akan aku jelaskan nanti. Oke, aku ke tempat mu sekarang."
Aku menarik nafas dalam dalam. Ku rasa ini keputusan ku yang terbaik. Aku yakin cepat atau lambat Aldo pasti akan datang mencari ku. Jadi tidak ada pilihan lain lagi. pindah kos pilihan yang tepat.
*
"Selingkuh????" Tina membulatkan matanya begitu mendengar alasan ku mengakhiri hubungan ku dengan Aldo.
Aku mengangguk, "Dari awal aku memang khawatir dengan keberadaan Nia di sekitar Aldo, Na. Tapi Aldo selalu bisa meyakinkan aku kalau hubungan mereka tak lebih dari teman masa kecil saja, aku percaya dengan semua yang dikatakan Aldo. sungguh aku tak menyangka kalau apa yang aku takutkan benar benar terjadi."
Grep
Tina memeluk ku.
"Bersyukur kamu melihat semuanya. Jadi kamu tahu kapan waktunya berhenti." Ujar Tina yang langsung aku angguki.
Benar, seandainya aku tidak datang lebih awal malam itu aku tidak akan pernah tahu kalau Aldo dan Nia ada affair.
"Aku ingin keluar dari kos ku segera, Na. aku yakin Aldo pasti akan nyamperin aku. Dia sudah datang ke rumah Papa ku, tapi di usir oleh Papa. Aku tidak ingin bertemu dengan Aldo."
Tina mengangguk. "Aku juga merasa tertipu dengan sikap Aldo, dia begitu perhatian dan terlihat sangat mencintai kamu. Tapi selingkuh adalah penyakit sekali selingkuh maka akan selingkuh lagi. " Ujar Tina.
Aku mengangguk. Aku tahu Tina juga pernah di khianati pacar nya yang mengkhianati nya dengan Tante nya sendiri. Edan. tapi lebih Edan lagi si Tina. Sudah di selingkuhi masih saja di maafkan dan balikan lagi. Dan di selingkuhi lagi.
Aku bernafas lega ketika kos kosan yang aku inginkan sudah aku dapatkan. Kos khusus untuk cewek. Laki laki tidak di izinkan masuk ke dalam lingkungan itu. Itu sangat pas untuk ku saat ini. Aldo maupun Om Arif tidak ada yang akan bisa menemui ku.
"Mau di tempati kapan, Neng?? Tanya Bu Rani sang pemilik kos.
'Mungkin besok, Bu. Saya belum packing." Ujar ku.
Bu Rani mengangguk. "Baiklah akan saya bersihkan terlebih dahulu nanti, Neng."
Aku mengangguk penuh terima kasih.
Tina kembali melajukan motornya, mengantar ku pulang kembali ke kos kosan. Padahal tadinya aku berniat mau naik ojek saja, tapi Tina ngotot mau ngantar aku.
DEGH
Jantung ku berpacu dengan sangat cepat. Ini lebih cepat dari dugaan ku. Tak ku kira Aldo begitu cepat datang menyusul ku ke Bandung, ke kos kosan ku.
Tina menyeret ku untuk bersembunyi di balik tembok pagar kos ku.
"Sekarang bagaimana???" Tanya Tina yang ikutan Cemara melihat Aldo mondar mandir di depan pintu kamar kos.
"Aku langsung tempati kos kosan yang tadi saja, Na, aku tidak mau bertemu Aldo " desis ku.
"Tapi barang barang kamu???"
"Gak apa. Paling Aldo tidak akan lama, nanti malam kalau memungkinkan aku akan datang ke sini untuk berkemas."
"Gak ke rumah aku saja, Rel???"
Aku menggeleng. " Aku yakin Aldo akan nyamperin ke rumah kamu. Dia kan tahu alamat kamu."
Tina menarik nafas panjang. " Kamu benar." desis Tina.
"Kamu berpura pura saja tidak tahu tentang aku. Kontak Aldo sudah aku blokir. Dia pasti meminta kamu menelpon aku. Buat lebih amannya aku off kan dulu ponsel ku, Na...."
"Jangan lebih baik kamu blokir aku juga. Bagaimana jika Papa dan mama kamu telepon kamu?? Mereka pasti sangat khawatir. Kita DM an saja.
Aku mengangguk setuju.
"Ya sudah ayo, aku anterin kamu ke kosan yang tadi."
Aku pun di bonceng Tina dengan motor scopy nya.
"Loh, mau di tempati sekarang??? Katanya besok??? Jadi belum di bersihkan, Neng." Ujar Bu Rani.
"Tidak apa, Bu. Nanti biar saya bersihkan sendiri, Bu." Ujar ku.
"O, begitu. baiklah, ini kuncinya, Neng."
Aku menerima kunci itu penuh terima kasih.
Setelah menerima kunci kamar, aku mengajak Tina singgah sebentar.
"Apa kamu gak apa kalau Aldo beneran menemui kamu nanti, Na???" Tanya ku khawatir.
"Gak apa. Aku rasa aku sanggup menghadapi mantan kamu itu. Tapi bagaimana dengan pekerjaan part time kamu??? Aldo juga tahu tempat kamu kerja."
DEGH
Aku frustasi, ku raut wajah ku dengan kasar. Aku lupa kalau Aldo juga tahu tempat kerja ku.
"Apa aku harus kehilangan pekerjaan ku karena Aldo???" ucap ku dengan lirih.
Tina menatap ku iba. " Seharusnya tidak. Dia sudah merenggut banyak dari kamu. seharusnya dia tidak akan membuat mu kesulitan lagi." Tandas Tina.
"Sungguh aku lelah, Na. Aku malas bertemu dengan nya, aku muak mendengar banyak kebohongan yang keluar dari mulut nya."
"Aku pikir Aldo gak akan lama disini Rel. Dia kan juga harus menyelesaikan skripsi nya kan???"
Aku mengangguk. "Seperti nya seperti itu."
Tina mengulas senyum tipis. "Sore ini, buat aku yang menggantikan pekerjaan kamu. aku akan bilang mas Didi kalau kamu belum balik."
"Aku jadi merepotkan kamu, Na" celetuk ku tak enak.
Tina menonyor kepala ku gemas. "Ini namanya temen, dodol!!!" gerutu nya.
"Lagian apa kamu lupa, kamu malah sering mengganti kan shift aku saat aku gak waras waktu itu."
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.