"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan Pedang
“Tuan, Anda serius ingin pergi ke gunung itu sekarang juga? banyak magical beast yang berkeliaran! Itu akan sangat berbahaya!” Helen mengepalkan kedua tangannya, memasang wajah memelas seolah tidak ingin Kazuto pergi ke desa itu. Apalagi Kazuto sendiri adalah orang yang tidak memiliki sebuah sihir.
Laura juga memelas, tidak berharap bahwa Kazuto pergi ke Selatan desa ini yang bentang alamnya adalah sebuah gunung. Berbahaya di sana, apalagi mereka harus melewati sebuah hutan yang dipenuhi oleh magical beast.
Sama seperti manusia lainnya, beberapa hewan juga memiliki apa yang namanya sihir. Hewan-hewan tersebut diberi nama, magical beast. Namun, konsep sihir magical beast dari hewan sebenarnya agak jauh berbeda dari manusia.
Jika manusia bisa memiliki variasi sihir yang unik dalam diri mereka, maka magical beast lebih teratur. Mereka hanya memiliki sihir yang berkaitan dengan elemen alam yaitu api, air, angin, petir, tanah dan beberapa elemen gabungan lainnya. sehingga sebenarnya magical beast tidak terlalu merepotkan bagi para penyihir yang bisa mengatasinya.
Sayangnya, itu juga tergantung seberapa kuat magical beast tersebut. Kadang ada magical beast yang benar-benar bisa mengguncang satu wilayah, yang bahkan seorang kesatria pun harus turun tangan untuk mengatasi magical beast tersebut. Tapi semakin kuat magical beast tersebut, maka semakin langka pula makhluk tersebut.
Dan yang Laura tau Helen takutkan, sebenarnya mereka bisa saja melawan beberapa magical beast, akan tetapi mengenai keselamatan Kazuto, itu benar-benar harus diselamatkan.
“Terlalu berbahaya tuan.” Ungkap Laura sambil memalingkan wajahnya. Dia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. Jikapun Kazuto memiliki sihir, maka mereka berdua akan benar-benar berani untuk menjadi pengawal Kazuto di pegunungan itu.
Sayangnya rasa penasaran Kazuto hampir mengabaikan itu semua. Pikiran dia benar-benar sangat bersikeras untuk menuju gunung tersebut untuk mencari tahu mineral apa yang terkandung di dalamnya. Entah itu nickel, besi, batu bara, atau mungkin emas yang bisa menjadikan itu adalah sebuah barang berharga.
Tapi, jika Kazuto tidak mengambil sebuah resiko, dia tidak akan tahu mengenai hal itu.
“Meski aku tidak memiliki sihir, aku punya seni bela diri yang hebat. Jadi, janan pedulikan bahaya itu.” Ucap Kazuto dengan mantap. Dia benar-benar percaya diri karena dia memiliki sebuah seni bela diri yaitu kendo.
Memang hebat, saat dia menjadi seorang mahasiswa yang culun, dia sebenarnya pernah mempelajari seni bela diri kendo. Dan dia benar-benar sangat ahli! Tampangnya saja memang culun, akan tetapi ketika dia ditantang di atas pertarungan menggunakan sebuah pedang, maka Kazuto bisa bertahan.
Namun yang menjadi masalah adalah, apakah tubuh ini bisa menyesuaikan gerakannya? Tidak, Kazuto tetap harus mencari tahu gunung itu terlepas apakah tubuh ini bisa menyesuaikan. Karena dia yakin bahwa adaptasinya benar-benar sangat mudah.
Kemudian, perkataan tadi dilanjutkan sambil menatap mata Laura, “Berikan saja aku pedang. Atau mungkin, jika kamu tidak yakin, maukah kamu bertarung pedang satu lawan satu denganku, Laura?”
Mata Laura langsung berbinar mendengar hal demikian, sementara Helen langsung terkejut dengan tantangan dari Kazuto. Laura mungkin memang ahli berpedang, tapi dia juga mempunyai sihir yang bisa menghilang sehingga dia adalah seorang sosok assassin yang terampil. Sementara Kazuto, Helen sendiri tidak bisa menilai karena di sendiri tidak pernah menunjukkan kemampuan pedangnya.
Namun, Laura tersenyum setelah sekian lama dirinya tidak pernah tersenyum. “Baik, tapi jika Anda kalah, tolong turuti permintaan kami untuk tidak keluar dari desa ini.”
“Tentu.”
................
Di atas sebuah padang rumput yang begitu luas, berdiri seorang laki-laki remaja dan wanita dewasa di atasnya saling bertatapan. Angin bergerak semilir membuat keadaan sedikit lebih tegang dengan rumput yang bergoyang menambah suasana hening.
Tapi di sekeliling mereka, beberapa penduduk desa Sumerion melihat langsung pertarungan ini yang mana mereka akan tahu seberapa kuat kepala desa mereka walaupun tidak mempunyai sebuah sihir? Hanya saja mereka yang diam membuat keheningan semakin mencengkam.
Kazuto tersenyum dengan sebuah pedang kayu di tangannya. Sementara Laura juga membawa sebuah pedang kayu dengan tatapan yang begitu sinis. Keduanya saling menatap seolah ada ketegangan di antara mereka.
Tidak ada aba-aba yang diberikan.
Laura langsung menghilang, tapi suara tapak kakinya masih terdengar begitu nyaring. Ini cukup membuat Kazuto hanya perlu memanfaatkan telinganya baik-baik karena Laura memiliki sebuah kelemahan dimana dia tidak mampu bergerak tanpa suara, sehingga sekalipun dia bisa menghilang, tapi suara langkah kakinya masih bisa terdengar.
Tapi sejujurnya memang sulit untuk menghadapi jika hanya mengandalkan sebuah telinga. Kazuto dengan tubuh barunya sulit untuk beradaptasi dibandingkan di kehidupan sebelumnya. Akan tetapi, dia akan berusaha untuk sebaik mungkin mengkondisikan situasi.
Suara angin terbelah terdengar dari sisi kiri, memang serangan pasaran untuk orang yang mengeluarkan serangan untuk pertama kalinya. Kazuto mengangkat ujung bibirnya, dengan bersikap santai dia memposisikan pedang di kiri untuk menahan pedang milik Laura.
Dan, ya tebakannya benar. Kazuto agak terdorong ke samping bersamaan dengan suara dentuman pedang kayu. Di saat yang bersamaan juga, Laura agak terkejut ternyata Kazuto bisa tahu dimana arah serangannya. Bahkan penduduk desa cukup terkejut akan hal ini.
Suara angin yang terbelah juga masih terdengar nyaring, pedang Kazuto mendadak menjadi ringan yang artinya Laura berubah posisi untuk menyerang.
Kanan, atas, bawah? Kazuto segera mencari tahu dimana arah posisi itu akan datang. Tidak sempat, dia langsung mundur ke belakang. Untung tidak ada serangan yang menimpa dirinya. Kemudian, Kazuto juga menebaskan pedangnya secara vertikal, sayangnya hanya udara kosong yang dia tebas.
Tag! Suara pedang kayu berdentum, sebelumnya Kazuto langsung berbalik badan ke belakang karena ada suara hembusan napas yang ada di belakangnya. Sehingga refleksnya pun langsung membuat dia mengangkat pedangnya untuk mengangkat sebuah pedang.
Tag!
Serangan berikutnya, Kazuto berhasil menebak arah serangan. Dan kemudian, itu disusul dengan ayunan pedang yang begitu cepat hingga membuat Kazuto menggertakkan giginya karena sepertinya Laura dalam mode menghilangnya terus menerus untuk mengayunkan pedang di titik yang Kazuto mungkin tidak ketahui. Tapi suara hembusan pedang selalu ada, dan Kazuto bisa menebaknya dengan begitu baik.
Para penonton pun bisa merasakan ketegangan ini dalam diri mereka. Apa yang mereka lihat saat ini hanyalah Kazuto yang mengayunkan pedangnya secara random ke arah manapun. Ditambah dengan suara dentuman pedang kayu membuktikan bahwa Kazuto bukan sedang bermain-main.
Tapi penduduk desa juga terkejut saat tahu bahwa ternyata Kazuto bisa memiliki kemampuan pedang sebagus ini. Bahkan bisa menghadapi Laura dalam mode menghilang. Kazuto sendiri sebenarnya sangat beruntung, karena dia bisa beradaptasi dengan tubuh barunya sebaik ini.
Detik berikutnya, Kazuto langsung mundur ke belakang untuk mengambil napas. Karena bertarung seperti itu membuat dia cukup lelah. Tapi siapa yang berpikir, Laura sudah ada di sampingnya tapi kini dia menunjukkan wujudnya.
Kazuto yang sudah tau karena ada suara langkah kaki maju ke depan, dia langsung memposisikan pedang kayunya ke bawah untuk menahan pedang milik Laura. tapi siapa yang berpikir bahwa kekuatan pukulan pedang Laura jauh lebih besar dibandingkan saat dia menggunakan mode menghilang.
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan